Mohon tunggu...
Ety Supriyatin
Ety Supriyatin Mohon Tunggu... Lainnya - Pembaca

Menulis apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. ■JUST BE MYSELF■

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Muludan, Momentum Refleksi Meneladani Pribadi Rasulullah

17 Oktober 2022   22:05 Diperbarui: 18 Oktober 2022   05:33 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Di tengah kecaman-kecaman dan cemoohan  golongan lain tentang peringatan Maulid Nabi, masih banyak umat Islam yang memperingati bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Tuduhan-tuduhan sesat, bid'ah bahkan mengharamkan peringatan Maulid Nabi atau yang sering disebut Muludan, selalu dilontarkan oleh golongan tertentu. 

Memang ada juga warga Nahdlatul Ulama (NU) yang kemudian ikut-ikutan membid'ah-bid'ahkan. Mereka mungkin masih dangkal pemahaman tentang amaliyah Ahlussunnah Waljama'ah an-Nahdliyah Nahdlatul Ulama yang tentu punya dasar yang kuat.

Terlepas dari pro dan kontra tentang Muludan, pengaruh lingkungan sosial budaya tak mengubah warga Nahdliyin dalam  penyelenggaraan Muludan. Hampir di setiap gerumbul di mushalla-mushalla atau masjid diadakan Muludan.

Baca juga: Desa Shalawat

Pun dengan PKK Desa Banjaranyar- Kecamatan Pekuncen Banyumas pada tanggal 17 Oktober 2022  mengadakan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Acara tersebut merupakan kegiatan rutin Pokja 1 PKK Desa Banjaranyar.

Sejak pandemi Covid-19 baru tahun ini diadakan kegiatan yang cukup banyak dihadiri oleh ibu-ibu. Dari 250 kursi lebih yang disediakan semuanya terisi.

Sesuai dengan tema "Momentum  Refleksi Meneladani Pribadi Rasulullah" diharapkan ibu-ibu mengingat kembali kisah kelahiran Nabi Muhammad SAW hingga perjalanan dan perjuangan syiar Islam,  sehingga momentum peringatan Maulid Nabi  mampu merefleksikan diri untuk meneladani pribadi Rasulullah SAW. 

Disampaikan penceramah yang mengisi acara tersebut, hendaknya dalam kehidupan sehari-hari mencontoh sifat dan perbuatan Nabi Muhammad SAW terutama ketakwaannya kepada Allah SWT. 

Sebagai bukti rasa cinta kepada Nabi, sering-sering membaca shalawat untuk mendapatkan syafaatnya. Tidak ada batasan bilangan bacaan shalawat, kapan saja bisa dilakukan. Syafaat yang didapatkan bagi umatnya yang suka membaca shalawat antara lain :

1. Ketika menghadapi sakaratul maut

2. Ketika jasadnya dimasukkan ke liang lahat

3. Ketika berada di padang mahsyar

4. Ketika menerima perhitungan amal baik dan buruk

5. Ketika melewati jembatan shiratal mustaqim

Di akhir ceramah ibu-ibu didoakan kelak bisa berkumpul bersama Rasulullah SAW dengan seluruh umatnya yang senang membaca shalawat dan amaliyah yang lainnya.

Aamiiin...

Bms, 17 Oktober 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun