Mohon tunggu...
Heru Susetyo Nuswanto
Heru Susetyo Nuswanto Mohon Tunggu... Dosen - Heru Susetyo, SH. LL.M. M.Si.M.Ag. Ph.D - Associate Professor Faculty of Law Universitas Indonesia

Associate Professor at the Faculty of Law University of Indonesia and Human Rights Attorney at PAHAM Indonesia. Studying Human Rights toward a degree (LL.M) at Northwestern Law School, Chicago, and Mahidol University, Bangkok (Ph.D. in Human Rights & Peace Studies). External Ph.D. researcher in Victimology at Tilburg University, Netherlands. Once a mountaineer, forever a traveler...and eager to be a voice for the voiceless people. Twitter : @herususetyo FB : heru.susetyo@gmail.com; e-mail : heru@herususetyo.com; IG : herususetyo2611

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Hidup Terkunci Corona di Negeri Sebelah Italia

21 Maret 2020   21:05 Diperbarui: 21 Maret 2020   21:10 1938
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Friday the 13th, Maret 2020. Saya dan istri memutuskan anak-anak gak usah dibawa ke sekolah, toh mereka masih TK dan kita sudah putuskan mereka di rumah saja. Akhirnya kita santai di rumah sambal selalu pantau berita.

Hampir semua layar gawai isinya berita dan update informasi tentang corona, bahkan sampai hari ini selalu ada 1 gawai yang saya pantau hanya untuk berita corona di Indonesia. Maklum, orang tua sudah cukup senior dan semua keluarga tinggal di Indonesia yang tentunya membebani pikiran, apalagi tinggal jauh di rantau begini.

dok. pribadi
dok. pribadi
Semua WAG (whatsapp group) yang biasanya kalem dan tidak pernah serius tiba-tiba semua saling update informasi mengenai corona, baik di Indonesia maupun di mancanegara. Cukup lega karena informasi yang dikirimkan juga tidak sembarangan dan serampangan alias tidak asal forward/share. Kebanyakan cukup menenangkan dan menerangkan, jadi apapun itu yang dikirim selalu jadi bahan diskusi bersama.

Sekitar siang hari saya dapat info transportasi publik di Slovenia akan ditutup total, ya, tutup total. Bis umum, bis carter, kereta api, dan pesawat non-komersil, semua sudah dilarang beroperasi. Selanjutnya dalam 3 hari kemudian pesawat komersil akan dihentikan operasinya, begitu juga bandara Ljubljana atau Ljubljana Airport, akan ditutup total.

Dari situ saya berpikir, sebenarnya apa sih kriteria lockdown. Menutup dari orang luar? Dari negara lain? Atau self-isolation atas inisiatif sendiri? Di rumah sendiri? Atau ketentuan pemerintah dimana kita dilarang keluar rumah sekali kalau ketahuan akan ditangkap polisi?

Batasannya masing-masing negara di Eropa sangat berbeda, wajar, karena ini pandemic juga bisa dibilang baru terjadi pertama kali di masa Eropa modern sekarang ini. Semua bingung semua kalut.

Tiap ditanya “negaramu lockdown?”, saya jawab, “yaa gak tau juga sih, menuju ke lockdown mungkin ya. Sekolah sudah ditutup, kantor masih buka. Tranportasi public ditutup, orang luar negeri sudah tidak boleh masuk, warga negara asing (non permanent resident) diminta hubungi kedutaan masing-masing supaya diatur perjalanan pulang ke negaranya, perbatasan darat sudah ditutup dan dijaga ketat. Tapi disebut lockdown atau tidak? Yaa.. sepertinya sih lockdown yah”.

Tentu saja yang tanya makin bingung, apalagi kalau rekan dari Indonesia yang lagi hebohnya dan serunya berkomentar dan mengkritik baik pemerintah maupun masyarakatnya yang tidak siap menghadapi pandemic ini. “menurutmu bagaimana enaknya Indonesia?”, saya terus terang tidak bisa jawab apa-apa mengomentari gimana seharusnya di indonesia.

Saya bilang ya di sini (Eropa) juga bukan berarti lebih baik, tapi saat ini yang dilakukan pemerintah Slovenia dan juga banyak negara Eropa lainnya, sepertinya sudah cukup baik dalam menekan angka penderita corona, dan masyarakatnya – kebetulan – cukup waspada dan semakin paham bahwa ini sudah merupakan bencana yang harus diatasi dan bisa dilawan dengan cara bersama-sama.

dok. pribadi
dok. pribadi
Akhir pekan dilalui cukup sepi, tidak ada orang keluar rumah kecuali ke supermarket, apotik dan toko roti. Bahkan istri saya sempat ke apotik, sudah tidak boleh masuk dan apotik hanya melayani pembeli yang punya resep saja. Ya, kita tidak boleh masuk apotik.

Sepertinya selain menjaga jarak aman antar manusia juga mereka mau jaga stok obat-obatan tidak dirusak oleh kepanikan masyarakat yang bisa saja terjadi kapan saja. Hari Sabtu – lalu saya sudah mulai lihat mobil polisi semakin sering patrol lalu Lalang di jalanan.

Hari minggu gantian giliran saya ke supermarket beli daging untuk makan siang.  Sementara istri di rumah dengan anak-anak yang sudah semakin tidak betah karena ruang geraknya terbatas.  Hanya di dalam ruangan saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun