Mohon tunggu...
Heru Susetyo Nuswanto
Heru Susetyo Nuswanto Mohon Tunggu... Dosen - Heru Susetyo, SH. LL.M. M.Si.M.Ag. Ph.D - Associate Professor Faculty of Law Universitas Indonesia

Associate Professor at the Faculty of Law University of Indonesia and Human Rights Attorney at PAHAM Indonesia. Studying Human Rights toward a degree (LL.M) at Northwestern Law School, Chicago, and Mahidol University, Bangkok (Ph.D. in Human Rights & Peace Studies). External Ph.D. researcher in Victimology at Tilburg University, Netherlands. Once a mountaineer, forever a traveler...and eager to be a voice for the voiceless people. Twitter : @herususetyo FB : heru.susetyo@gmail.com; e-mail : heru@herususetyo.com; IG : herususetyo2611

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menikmati Multikulturalisme dan "Hospitality" ala Gujarati

10 Maret 2017   00:36 Diperbarui: 13 Maret 2017   16:00 539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak lama kemudin, saya bertanya kepada Pal dan Priya,  rekannya sesama panitia :  “Anda tidak makan ikan, daging, ayam dan sejenisnya?”  Pal menjawab ramah : “It’s OK Prof,  we’re vegetarian.  We’re fine….Maka,  sambil malu-malu saya menyantap hidangan seafood bakar di hadapan para pelaku vegetarian.   Posisi saya ketika itu laksana ‘unbeliever’  saja di hadapan para praktisi agama Hindu yang memilih jalan vegetarian.

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Disamping toleransi yang tinggi,  kehebatan rekan-rekan kami orang Gujarati ini adalah hospitality-nya.  Kami diperlakukan bak raja selama di conference ini.  Sejak mulai penjemputan di bandara,  pelayanan di guest house universitas, service selama conference,  hingga pengantaran kepulangan.    Mau masuk mobil pintu dibukakan,  diberi kursi yang paling nyaman, juga diprioritaskan berangkat paling duluan.   Panitia dan dosen-dosen lokal,  walaupun berjudul 'profesor"  cukup humble dan mendahulukan tamu asing.  Saya cukup sering ke pelbagai conference ke mancanegara,  namun baru kali ini saya diservis habis-habisan oleh host kami. 

Di guest house sama saja.   Ingin makan di dining room,  malah dicegah.  Makanannya yang malah mereka antar ke kamar.  Ingin air mineral atau minta chai (Indian milk tea) tak perlu ngomong,  mereka akan antar sendiri tanpa diminta.  Lalu bolak balik manajer  guest house dan staff-nya menanyakan, apa yang kurang?  Perlu apa lagi?  Dan sebagainya.  Bak pangeran dari negeri dongeng saja saya ini...

Satu hal yang penting lagi,  imej saya bahwa orang India bau badan ternyata sirna selama di Gujarat State.  Tak ada satupun yang tercium beraroma memabukkan.  Mungkin hal itu karena saya berinteraksi dengan kalangan akademis yang berpendidikan tinggi.   Bisa jadi situasinya  berbeda kalau bertemu dengan orang kebanyakan.   Tapi itu tak penting,  sekali lagi itu tak penting karena saya mulai merasa at home di India,  kuliner-nya dahsyat, ATM ada dimana-mana, warisan budaya lama tetap terpelihara,  dan yang terpenting  adalah dimana-mana mudah menemukan orang yang tengah  tersenyum dan tertawa !   namaste !  

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun