Mohon tunggu...
Heru Susetyo Nuswanto
Heru Susetyo Nuswanto Mohon Tunggu... Dosen - Heru Susetyo, SH. LL.M. M.Si.M.Ag. Ph.D - Associate Professor Faculty of Law Universitas Indonesia

Associate Professor at the Faculty of Law University of Indonesia and Human Rights Attorney at PAHAM Indonesia. Studying Human Rights toward a degree (LL.M) at Northwestern Law School, Chicago, and Mahidol University, Bangkok (Ph.D. in Human Rights & Peace Studies). External Ph.D. researcher in Victimology at Tilburg University, Netherlands. Once a mountaineer, forever a traveler...and eager to be a voice for the voiceless people. Twitter : @herususetyo FB : heru.susetyo@gmail.com; e-mail : heru@herususetyo.com; IG : herususetyo2611

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Krakow: Perjalanan Merawat Ingatan

22 Juli 2016   19:38 Diperbarui: 24 Juli 2016   02:08 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melihat daftar menunya,  memang variasi makanan restoran ini amat lengkap.  Nyaris seperti restoran di Indonesia.  Saya jadi berfikir, apa lidah bule cocok untuk semua menu itu?  “Bisa kok pak. Mereka bisa makan makanan Indonesia. Sate yang paling mereka suka,” tukas rekan mahasiswa Indonesia disana.  

Komunitas Indonesia di Krakow memang amat sedikit.  Namun terlihat amat guyub.  Pada Juli 2016 ini ada sekitar tujuh mahasiswa yang belajar disana.  Sebagian belajar bahasa Poland saja untuk kemudian pindah ke kota lain. Yang lainnya memang belajar dalam rangka mengambil Master ataupun Doctor. Juga ada beberapa pekerja Indonesia yang bekerja di Krakow.  Ada yang membawa keluarga dan ada juga yang ‘jomblo local.’  Orang Indonesia lainnya adalah pasangan campuran.  Menikah dengan warga Poland dan tinggal di sekitar Krakow.

“Kami senang kumpul-kumpul seminggu sekali Pak.” Apalagi pas lagi bulan puasa. Kita bisa buka bareng, maghriban, shalat isya, tarawih sampai sahur bersama di rumah ini. Masjid disini hanya satu. Jauh pula. Kalau shalat isya disana hingga shalat tarawih akan kesulitan pulang malam.  Akan sulit juga cari makan sahur di sekitar masjid.    Karena jarak antara maghrib hingga subuh berkisar lima jam saja.  Kami buka puasa di summer ini bisa menjelang jam 9 malam, shalat Isya jam 11 malam. Tarawih bisa berakhir jam 01.00.   Sementara jam 2 .20 sudah masuk subuh.  Maka biasanya kami berjaga, tidak tidur sampai sahur dan kemudian shalat subuh.  Setelah shalat subuh baru tidur.   Ini memang tantangan kami disini,”  papar Abu Hanif,  expatriate Indonesia di Krakow.

Krakow memang indah dipandang,  indah dijelajahi.  Ingatan dan wawasan dimanjakan. Namun, bagi pemukim dan pelancong Muslim, Krakow memang tantangan tersendiri.  Witamy w Krakowie !

k4-5793c089bc9373b81f842f0f.jpg
k4-5793c089bc9373b81f842f0f.jpg

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun