Pengelolaan limbah organik menjadi kompos merupakan aksi nyata yang bisa dilakukan di lingkungan sekolah. Siswa dapat diajarkan cara membuat kompos dari sisa makanan atau daun-daun kering yang ada di lingkungan sekolah. Selain mendukung konservasi lingkungan, kegiatan ini memberikan pemahaman praktis tentang siklus nutrisi dan peran dekomposer dalam ekosistem.
Pengelolaan kompos juga bisa menjadi bagian dari program yang lebih luas dalam mengajarkan siswa tentang keberlanjutan lingkungan. Hasil kompos dapat digunakan untuk menyuburkan kebun sekolah, yang sekaligus mengajarkan siswa tentang hubungan antara manusia dan lingkungan serta pentingnya praktik pertanian ramah lingkungan.
4. Observasi Ekosistem Mikro di Sekolah
Siswa dapat melakukan observasi langsung terhadap ekosistem mikro yang ada di sekitar sekolah, seperti di bawah dedaunan yang gugur atau di sekitar area yang lembap. Ekosistem mikro ini sering kali dihuni oleh berbagai organisme kecil seperti serangga, cacing, atau jamur. Observasi ini dapat dikembangkan menjadi kegiatan laboratorium di lapangan di mana siswa mempelajari interaksi antarspesies dalam ekosistem kecil, misalnya antara pemangsa dan mangsa.
Guru biologi dapat membimbing siswa untuk membuat laporan tertulis berdasarkan hasil observasi mereka, seperti mengidentifikasi spesies, menganalisis peran masing-masing organisme dalam rantai makanan, serta memahami pentingnya ekosistem mikro dalam menjaga keseimbangan ekologi.
5. Program Adopsi Tumbuhan atau Satwa Lokal
Salah satu aksi nyata yang bisa dilakukan di sekolah adalah program adopsi tumbuhan atau satwa lokal. Siswa dapat diajak untuk "mengadopsi" pohon atau spesies satwa yang ada di lingkungan sekolah. Setiap siswa atau kelompok siswa bertanggung jawab merawat dan mengamati tumbuhan atau satwa yang mereka adopsi. Dalam proses ini, siswa akan belajar tentang siklus hidup, kebutuhan spesifik spesies tersebut, serta peran mereka dalam ekosistem sekolah.
Misalnya, dalam adopsi pohon, siswa akan mengamati pertumbuhan pohon, melakukan pengukuran tinggi dan diameter batang, serta mencatat perubahan yang terjadi seiring waktu. Program ini menumbuhkan rasa tanggung jawab dan pemahaman siswa terhadap pentingnya menjaga keanekaragaman hayati.
6. Kegiatan Hari Lingkungan Hidup
Sekolah dapat menyelenggarakan kegiatan rutin tahunan seperti peringatan Hari Lingkungan Hidup, di mana siswa dan guru terlibat dalam berbagai aktivitas yang berkaitan dengan konservasi lingkungan dan keanekaragaman hayati. Pada hari tersebut, siswa bisa diajak untuk melakukan berbagai kegiatan, seperti penanaman pohon, pembersihan area sekolah, atau lomba pengamatan spesies tumbuhan dan hewan di sekitar sekolah.
Kegiatan ini tidak hanya meningkatkan kesadaran siswa tentang pentingnya menjaga keanekaragaman hayati, tetapi juga memperkuat pembelajaran mereka tentang konsep-konsep biologi yang telah dipelajari di kelas. Selain itu, kegiatan ini dapat melibatkan masyarakat sekitar, memperluas dampak positif terhadap lingkungan.