Mohon tunggu...
Syaiful Rohman R
Syaiful Rohman R Mohon Tunggu... Guru - SMA Negeri 1 Sampang, Madura

Praktisi Pendidikan, Penulis, Penggiat Literasi, Pemerhati Lingkungan Hidup, Sosial Budaya, dan Kemasyarakatan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengelolaan Program yang Berdampak Positif Pada Murid__Modul 3.3

13 Maret 2023   10:29 Diperbarui: 13 Maret 2023   10:35 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tugas_Koneksi Antarmateri 

Modul 3.3_Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid

 Oleh:

Syaiful Rohman*)

*) CGP Angkatan 6 -- Kab. Sampang -- Prov. Jawa Timur

"Kreativitas hanyalah menghubungkan berbagai hal. Ketika Anda bertanya kepada orang-orang kreatif bagaimana mereka melakukan sesuatu, mereka merasa sedikit bersalah karena mereka tidak benar-benar melakukannya, mereka hanya melihat sesuatu. Sesuatu itu tampaknya jelas bagi mereka setelah beberapa saat. Itu karena mereka dapat menkoneksikan pengalaman yang mereka miliki dan dan mensintesis hal-hal baru."

 -Steve Jobs-

 Tujuan Pembelajaran Khusus: 

CGP dapat melakukan koneksi antarmateri yang telah dipelajari dari modul-modul sebelumnya untuk membuat sintesa pemahaman tentang program sekolah yang berdampak pada murid.

Pertanyaan 1

Bagaimana perasaan Anda setelah mempelajari modul ini?

Pengalaman/materi pembelajaran yang baru saja diperoleh membuat saya sangat bersyukur, senang sekali, tetap semangat belajar dan sangat membantu sekali sebagai Calon Guru Penggerak (CGP) untuk membaca, mempelajari dan memahami (lagi) secara lebih lengkap, baik, dan benar yang berkaitan dengan; (a) kepemimpinan murid, (b) suara, pilihan, dan kepemilikan murid, (c) kepemimpinan murid dan kaitannya dengan Profil Pelajar Pancasila, (d) lingkungan yang menumbuhkembangkan kepemimpinan murid, (e) peran keterlibatan komunitas dalam menumbuhkembangkan kepemimpinan murid, dan (f) program atau kegiatan yang menumbuhkembangkan kepemimpinan murid.

Melalui modul 3.3 ini juga, saya dapat mempelajari, memahami, dan berusaha untuk menerapkan secara lengkap, baik dan benar tentang pentingnya memberikan kesempatan kepada murid untuk terlibat dalam pengelolaan program/kegiatan sekolah yang berdampak positif pada murid (mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program atau kegiatannya) baik intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler. Peran kita sebagai guru adalah (a) mendampingi murid agar pengembangan potensi kepemimpinan mereka tetap sesuai dengan kodrat, konteks, dan kebutuhannya, dan (b) mengurangi kontrol kita terhadap mereka.

Saya sangat bersyukur, senang, dan bahagia karena banyak belajar hal yang baru dan menarik pada modul 3.3 ini. Hal ini yang membuat saya mempunyai cara berpikir, sikap, dan tindakan untuk terus memberikan yang terbaik bagi murid. Saya juga merasa tertantang untuk menyusun program/kegiatan yang berdampak positif pada murid berdasarkan aset/kekuatan yang ada di sekolah, sehingga program/kegiatan tersebut dapat menumbuhkembangkan kepemimpinan murid (student agency) melalui suara (voice), pilihan (choice), dan kepemilikan (ownership) murid.

Selama mempelajari modul 3.3 ini, saya menyadari dengan sepenuh hati sebagai seorang pemimpin pembelajaran, dalam pengelolaan program kegiatan yang berdampak positif pada murid tetap harus melalui 3 (tiga) tahapan, yaitu (a) perencanaan, (b) pelaksanaan, dan (c) evaluasi program atau kegiatannya. 

Untuk itu, dalam pengelolaan program/kegiatan yang berdampak positif pada murid, betapa pentingnya seorang guru mengembangkan kepemimpinan murid (student agency) melalui suara (voice), pilihan (choice), dan kepemilikan (ownership) murid, sehingga dapat mewujudkan; (i) lingkungan yang mengembangkan keterampilan berinteraksi sosial secara positif, arif, dan bijaksana, (ii) lingkungan yang melatih keterampilan yang dibutuhkan murid untuk dalam proses pencapaian tujuan akademik dan non akademik, dan (iii) lingkungan yang menempatkan murid sedemikian rupa sehingga terlibat aktif dalam proses belajarnya sendiri.

Nilai-nilai dan peran guru penggerak sangat dibutuhkan sekali dalam pengelolaan program/kegiatan yang berdampak positif pada murid. Saya tetap mempunyai semangat, motivasi, dan keinginan untuk melakukan inovasi dan kreativitas yang terbaik bagi murid, serta mendorong saya untuk terus belajar (lagi) berkolaborasi dengan murid agar menjadi pemimpin pembelajaran sehingga dapat menciptakan kesejahteraan (well being) bagi diri murid-muridnya.

 Pertanyaan 2

Apa intisari yang Anda dapatkan dari modul ini?

Kepemimpinan murid (student agency) adalah kemampuan murid untuk mengarahkan pembelajaran mereka sendiri, membuat pilihan-pilihan, menyuarakan opini, mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan mengungkapkan rasa ingin tahu, berpartisipasi dan berkontribusi pada komunitas belajar, mengkomunikasikan pemahaman mereka kepada orang lain, dan melakukan tindakan nyata sebagai hasil proses belajarnya.

Saat murid menjadi pemimpin dan mengambil peran aktif dalam proses pembelajaran mereka sendiri, maka hubungan yang tercipta antara guru dan murid akan mengalami perubahan, karena hubungannya bersifat kemitraan.

Dalam konsep kepemimpinan murid (student agency), mereka sebenarnya memiliki (a) suara (voice), yaitu pandangan, perhatian, gagasan yang diekspresikan oleh murid melalui partisipasi aktif mereka di kelas, sekolah, komunitas, dan sistem pendidikan mereka, yang berkontribusi pada proses pengambilan keputusan dan secara kolektif mempengaruhinya, (b) pilihan (choice), yaitu peluang yang diberikan kepada murid untuk memilih kesempatan-kesempatan dalam ranah sosial, lingkungan, dan pembelajaran, dan (c) kepemilikan dalam belajar (ownership in learning), yaitu mengacu pada rasa keterhubungan, keterlibatan aktif, dan investasi pribadi seseorang dalam proses belajar.

Upaya menumbuhkembangkan kepemimpinan murid akan menyediakan kesempatan bagi murid untuk mengembangkan profil positif dirinya, yang bisa berdampak positif serta diharapkan dapat mewujudkan Profil Pelajar Pancasila (beriman, bertaqwa, dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif) dalam dirinya.

Lingkungan yang menumbuhkembangkan kepemimpinan murid adalah lingkungan dimana guru, sekolah, orang tua, dan komunitas secara sadar mengembangkan well being atau kesejahteraan diri murid-muridnya secara optimal. 

Lingkungan yang menumbuhkembangkan kepemimpinan murid akan memiliki beberapa karakteristik, yaitu (a) lingkungan yang menyediakan kesempatan untuk murid menggunakan pola pikir positif dan merasakan emosi positif, (b) lingkungan yang mengembangkan keterampilan berinteraksi sosial secara positif, arif, dan bijaksana, (c) lingkungan yang melatih keterampilan yang dibutuhkan murid dalam proses pencapaian akademik maupun non akademiknya, (d) lingkungan yang melatih murid untuk menerima dan memahami kekuatan diri, sesama, serta masyarakat dan lingkungan di sekitarnya, (e) lingkungan yang membuka wawasan murid agar dapat menentukan dan menindaklanjuti tujuan, harapan atau mimpi yang manfaat dan kebaikannya melampaui pemenuhan kepentingan individu, kelompok, maupun golongan, (f) lingkungan yang menempatkan murid sedemikian rupa sehingga terlibat aktif dalam proses belajarnya sendiri, dan (g) lingkungan yang menumbuhkan daya lenting dan sikap tanggu murid untuk terus bangkit di tengah kesempitan dan kesulitan.

Sebagai pusat dari proses pendidikan, murid "berada" dalam lintas komunitas. Mereka dapat berada sekaligus pada; (a) komunitas keluarga, (b) komunitas kelas dan antar kelas, (c) komunitas sekolah, (d) komunitas sekitar sekolah, dan (e) komunitas yang lebih luas. Semua komunitas tersebut secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi proses pembelajaran murid. Komunitas-komunitas tersebut merupakan aset sosial yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas program/kegiatan pembelajaran di sekolah, termasuk dalam menumbuhkembangkan kepemimpinan murid, yaitu dengan bersama-sama ikut mempromosikan dan mendorong 'suara, pilihan, dan kepemilikan' murid dalam berbagai peran yang mereka mainkan dan interaksi mereka dengan murid.

Komunitas memiliki peran penting dalam membantu mewujudkan lingkungan belajar yang mendukung tumbuhnya kepemimpinan murid karena (a) membantu menyediakan kesempatan bagi murid untuk mewujudkan pilihan dan suara mereka, (b) membantu murid untuk belajar melihat dan merasakan dampak dari pilihan dan suara yang dibuatnya, (c) membantu dan membentuk identitas diri dan efikasi murid yang lebih kuat, dan (d) membantu murid untuk dapat tumbuh menjadi agen perubahan yang dapat memberikan kontribusi yang berarti terhadap diri sendiri, orang lain, masyarakat dan lingkungan sekitarnya.

Untuk dapat mempromosikan 'suara, pilihan, dan kepemilikan murid' ada beberapa prinsip yang dapat dijadikan panduan dalam membangun interaksi murid dengan komunitas, yaitu (a) membangun suasana yang menghargai murid, (b) mendengarkan murid, (c) dialog atau komunikasi dengan murid, (d) menempatkan murid dalam kursi pengemudi.

 Pertanyaan 3

Apa keterkaitan yang dapat Anda lihat antara modul ini dengan modul-modul sebelumnya?

Keterkaitan modul 1.1_Filosofi Pendidikan KHD dan modul 3.3_Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid

Ki Hadjar Dewantara mengungkapkan bahwa pendidikan itu adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya, baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Dalam konteks pendidikan abad XXI, kata "menuntun" dapat diterjemahkan dengan kata-kata "kolaborasi, kritis-reflektif, komunikasi, kreatif, dan inovatif", adapun kata "selamat dan bahagia" dapat diterjemahkan dengan  kata-kata "kesejahteraan " (wellbeing). Ini berarti, dalam pengelolaan program/kegiatan yang berdampak positif pada murid. Guru dan murid harus berkolaborasi (bekerja sama) melalui cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang kritis-reflektif, komunikasi, kreattif, dan inovatif untuk menggali dan mengembangkan potensi murid dan mengakomodasi karakteristik masing-masing murid untuk mewujudkan kesejahteraan murid (student wellbeing).

Keterkaitan modul 1.2_Nilai-Nilai dan Peran Guru Penggerak dan modul 3.3_Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid

Semua nilai-nilai (mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, dan berpihak pada murid) dan peran (pemimpin pembelajaran, coach bagi guru lain, pendorong kolaborasi, mewujudkan kepemimpinan murid, dan penggerak komunitas praktisi) guru penggerak, harus menjadi salah pedoman dalam pengelolaan program/kegiatan yang berdampak positif pada murid.

Keterkaitan modul 1.3_Visi Guru Penggerak dan modul 3.3_Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid

Visi guru penggerak yaitu; (a) secara aktif menetapkan tujuan, membuat rencana, dan menentukan cara untuk mencapainya dalam meningkatkan kompetensi dan kematangan dirinya, dan (b) mampu menggerakkan komunitas sekolah untuk bersama-sama mengembangkan dan mewujudkan misi sekolah yang berpihak pada murid dan berlandaskan nilai-nilai kebajikan universal. Jika visi guru penggerak tersebut dikaitkan dengan pengelolaan program/kegiatan yang berdampak positif pada murid, dapat menggunakan pendekatan Inkuiri Apresiatif (IA), yaitu suatu filosofi berpikir dan landasan berpikir tentang perubahan yang berfokus pada upaya kolaboratif untuk menemukan hal yang terbaik (positif) dalam diri orang-orang, dalam organisasi mereka, dan dunia sekitar mereka (Cooperrider & Whitney, 2005) dengan rancangan tahapan B-A-G-J-A__B-uat Pertanyaan Utama (Define), A-mbil Pelajaran (Discover), G-ali Mimpi (Dream), J-abarkan Rencana (Design) dan A-tur Eksekusi (Deliver).

Keterkaitan modul 1.4_Budaya Positif dan modul 3.3_Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid

Semua materi modul 1.4 (disiplin positif dan nilai-nilai kebajikan universal, teori motivasi, hukuman dan penghargaan, restitusi, keyakinan kelas, kebutuhan dasar manusia dan dunia yang berkualitas, 5 posisi kontrol, dan segitiga restitusi) harus menjadi salah pedoman dalam pengelolaan program/kegiatan yang berdampak positif pada murid.

Keterkaitan modul 2.1_Pembelajaran Berdiferensisasi dan modul 3.3_Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid

Pembelajaran Berdiferensiasi adalah pembelajaran yang mendukung semua murid di kelas. Ini berarti dalam melaksanakan pengelolaan program/kegiatan yang berdampak positif pada murid, kita harus (a) mendefinisikan tujuan pembelajaran secara jelas, (b) mengetahui dan merespon kebutuhan belajar murid (kesiapan belajar murid, minat, profil belajar murid), (c) lingkungan belajar yang "mengundang" murid untuk belajar, (d) manajemen kelas efektif, dan (e) penilaian berkelanjutan.

Keterkaitan modul 2.2_Pembelajaran Sosial Emosional dan modul 3.3_Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid

Dalam pengelolaan program/kegiatan yang berdampak positif pada murid, bagi guru sangat penting untuk mengintegrasikan 5 (lima) Kompetensi Sosial Emosional (KSE), yaitu kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Hal ini bertujuan untuk mengembalikan kesadaran penuh (mindfullness) murid, agar dalam melaksanakan pengelolaan program/kegiatan yang berdampak positif pada murid, maka murid tetap fokus, konsentrasi, berempati, termotivasi, dan memiliki tanggung jawab atas suara, pilihan, dan kepemilikannnya. Kesadaran penuh (mindfullness) merupakan fondasi dalam mengembangkan 5 (lima) Kompetensi Sosial Emosional (KSE) yang didasarkan pada keterpihakan pada murid, sehinga akhirnya dapat berdampak positif pada murid.

Keterkaitan modul 2.3_Coaching untuk Supervisi Akademik dan modul 3.3_Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid

Coaching sangat penting dilakukan sebagai langkah dalam menggali potensi, minat, dan bakat serta meningkatkan kinerja murid untuk menemukan sendiri solusi atas permasalahan yang dihadapi ketika melaksanakan program/kegiatan yang berdampak positif pada murid. Untuk itu, sikap kritis, kreatif, dan inovatif dari murid sangat diharapkan agar terwujud murid yang merdeka belajar. Maka dalam pengelolaan program/kegiatan yang berdampak positif pada murid, coaching dapat digunakan sebagai salah satu strategi dalam mengembangkan aset/kekuatan/sumber daya murid.

Keterkaitan modul 3.1_Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin dan modul 3.3_Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid

Pemimpin pembelajaran adalah orang yang melakukan perubahan ke arah yang lebih baik dan berkolaborasi dengan pihak lain. Agar pengambilan keputusan lebih efektif dan efisien terkait dengan program/kegiatan yang berdampak positif pada murid, maka pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran tersebut harus memperhatikan 3 prinsip, 4 paradigma, dan 9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan.

Keterkaitan modul 3.2_Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya dan modul 3.3_Pengelolaan Program yang Berdampak Positif pada Murid

Pengelolaan program/kegiatan yang berdampak positif pada murid, hendaknya didukung oleh hasil identifikasi/pemetaan 7 aset atau modal utama yang dimiliki (modal manusia, modal sosial, modal fisik, modal lingkungan/alam, modal agama dan budaya, modal politik, dan modal finansial). Jika hal itu dilakukan secara baik dan benar, maka pemangku kepentingan (stake holders) dapat memanfaatkan aset atau modal utama secara lebih efektif dan efisien. Dengan berfokus pada aset atau modal utama yang dimiliki, maka perencanaan dan pengelolaan program/kegiatan yang berdampak positif pada murid dapat dilakukan secara lengkap, baik, dan benar.

 

Pertanyaan 4

Setelah melihat keterkaitan antara modul ini dengan modul-modul lainnya, jelaskanlah perspektif Anda tentang program yang berdampak pada murid? 

Program/kegiatan yang berdampak positif pada murid merupakan program/kegiatan yang mendorong kepemimpinan murid (student agency) dengan melalui 3 (tiga) tahapan, yaitu (a) perencanaan, (b) pelaksanaan, dan (c) evaluasi program atau kegiatannya. Memperhatikan dan mengintegrasikan hal-hal berikut ini sebagai faktor pendukung utama dan atau pendukung tambahan dalam program/kegiatan yang berdampak positif pada murid, antara lain; (i) kepemimpinan murid dan kaitannya dengan Profil Pelajar Pancasila, (ii) lingkungan yang menumbuhkembangkan murid, (iii) pelibatan komunitas dalam program sekolah untuk mendukung tumbuhnya kepemimpinan murid, (iv) filosofi pendidikan KHD, (v) nilai-nilai dan peran guru penggerak, (vi) visi guru penggerak, (vii) budaya positif, (viii) pembelajaran berdiferensisasi, (ix) pembelajaran sosial emosional, (x) coaching untuk supervisi akademik, (xi) pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin, dan (xii) pemimpin dalam pengelolaan sumber daya.

 

Bagaimana seharusnya program-program atau kegiatan sekolah harus direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi agar program-program tersebut dapat berdampak positif bagi murid?

Kita harus dapat meningkatkan kesempatan untuk mendorong kepemimpinan murid di dalam setiap tahapan program atau kegiatan (mulai tahapan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program atau kegiatannya) yang berdampak positif pada murid secara lengkap, baik, dan benar.

 

Semoga barokah. Aamiin ....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun