Mohon tunggu...
Syaiful Rohman R
Syaiful Rohman R Mohon Tunggu... Guru - SMA Negeri 1 Sampang, Madura

Praktisi Pendidikan, Penulis, Penggiat Literasi, Pemerhati Lingkungan Hidup, Sosial Budaya, dan Kemasyarakatan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin_Modul 3.1

14 Februari 2023   12:32 Diperbarui: 14 Februari 2023   12:40 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin_Modul 3.1

(Sebuah Refleksi, Rangkuman dan Kesimpulan Tentang Keterkaitan Modul 3.1_Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin dengan Modul 1_Paradigma dan Visi Guru Penggerak dan Modul 2_Praktik Pembelajaran yang Berpihak Pada Murid)

 

Oleh :

Syaiful Rohman*)

*) Calon Guru Penggerak Angkatan 6

Kabupaten Sampang -- Provinsi Jawa Timur

 

Kegiatan Pemantik:

Kutipan 1

"Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang

berharga/utama adalah yang terbaik"

(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best)

- Bob Talber --

Dari kutipan di atas, apa kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang Anda dipelajari saat ini?

Mengajarkan anak tentang sebuah pilihan adalah hal yang baik, namun apa yang mereka pilih antara hal yang baik dan buruk adalah suatu yang berharga.

Bagaimana nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita?

Nilai-nilai yang tertanam dalam diri setiap orang tentu berbeda-beda. Setiap orang memiliki nilai-nilai kebajikan yang tumbuh dan berkembang dalam dirinya. Nilai-nilai yang tertanam pada diri akan berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang diambil dalam pengambilan suatu keputusan, yang akan memberikan dampak pada lingkungan sekitar kita. Untuk itu dibutuhkan keberanian dan kepercayaan diri menghadapi konsekuensi dan implikasi dari keputusan yang kita ambil karena tidak ada keputusan yang mengakomodasi seluruh kepentingan pihak lain dan lingkungan di sekitar kita.

Bagaimana Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan Anda?

Jika diterapkan di sekolah, seorang pemimpin harus menjadi teladan yang baik, membangun dan mengarahkan serta memberikan dorongan kepada murid agar selamat, bahagia, dan merdeka. Pada akhirnya, seorang pemimpin akan mengambil keputusan yang berpihak pada murid, berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal, dan bertanggung jawab terhadap segala konsekuensi dari keputusan yang diambil.

Kutipan 2

Education is the art of making man ethical

"Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis"

-George Wilhelm Friederich Hegel-

Menurut Anda, apakah maksud dari kutipan  ini, jika dihubungkan dengan proses pembelajaran yang telah Anda alami di modul ini? Jelaskan pendapat Anda?

Bahwa pendidikan tidak hanya bertujuan untuk memperoleh nilai akademik saja, tapi juga bertujuan bagaimana membuat manusia yang beretika.

Rangkuman dan Kesimpulan Pembelajaran_Koneksi Antarmateri Modul 3.1

1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Filosofi Ki Hadjar Dewantara dengan Pratap Triloka, yaitu (1) Ing Ngarso Sung Tulodo (di depan menjadi teladan), (2) Ing Madyo Mangun Karso (di tengah membangun kemauan), dan (3) Tut Wuri Handayani (di belakang memberi dorongan). Hal ini memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin. Seorang pemimpin ketika berada di depan, maka dia menjadi teladan. Ketika berada di tengah, ia membangun kemauan Jika berada di belakang,  ia memberi dorongan. Jika diterapkan di sekolah, seorang pemimpin harus menjadi teladan yang baik, membangun dan mengarahkan serta memberikan dorongan kepada murid agar selamat, bahagia, dan merdeka. Pada akhirnya, seorang pemimpin akan mengambil keputusan yang berpihak pada murid, berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal, dan bertanggung jawab terhadap segala konsekuensi dari keputusan yang diambil.

2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai-nilai yang tertanam dalam diri setiap orang tentu berbeda-beda. Setiap orang memiliki nilai-nilai kebajikan yang tumbuh dan berkembang dalam dirinya. Nilai-nilai yang tertanam pada seorang pendidik/pemimpin akan berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang diambil dalam pengambilan suatu keputusan. Nilai-nilai kebajikan yang tertanam dalam diri kita, misalnya: keadilan, keselamatan, tanggung jawab, kejujuran, rasa syukur, lurus hati, berprinsip, integritas, kasih sayang, rajin, berkomitmen, percaya diri, kesabaran, keamanan dan lain-lain. Hal-hal seperti itu akan mendasari kita dalam pengambilan suatu keputusan. Seorang pemimpin pembelajaran harus menyadari, menerima dan terbuka terhadap perbedaan nilai-nilai kebajikan yang dimiliki oleh setiap orang. Namun tetap memiliki nilai-nilai kebajikan dan berpegang pada 3 (prinsip) dalam pengambilan suatu keputusan.

3. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan "coaching" (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil?, Apakah pengambilan keputusan itu telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi "coaching" yang telah dibahas pada sebelumnya.

Materi pengambilan keputusan berkaitan dengan "coaching" (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil sangat bermanfaat, terutama saat menjelaskan tentang 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan yang berkaitan dengan dilema etika. Teknik coaching dengan alur TIRTA sangat mendukung dalam 9 langkah pengambilan dan keputusan. Dengan kemampuan coaching yang saya miliki, saya berkeyakinan mampu untuk mengembangkan diri dan orang lain,yaitu murid, rekan sejawat dan lainnya dalam melakukan pengambilan keputusan.

4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Seorang guru yang memiliki kemampuan dan menyadari aspek sosial emosional yang baik akan mampu mengambil keputusan secara sadar (mindfullness), sehingga keputusan yang diambil merupakan keputusan yang bertanggung jawab. Oleh karena itu, guru harus senantiasa memiliki kemampuan untuk menyadari, mengelola diri sendiri, melatih kesadaran sosial, berinteraksi, berkomunikasi dan berkolaborasi dengan orang lain dengan baik. Jika guru sudah memiliki kemampuan di atas, maka akan menghasilkan keputusan yang berpihak pada murid, berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal, dan bertanggung jawab terhadap segala konsekuensi dari keputusan yang diambil.

5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Seorang pendidik dalam memahami, menanggapi, dan mengambil keputusan yang berkaitan dengan masalah moral atau etika bisa berbeda-beda. Nilai-nilai kebajikan yang tertanam dalam diri seorang pendidik pasti bervariasi (sangat baik, baik, dan kurang baik), misalnya: keadilan, keselamatan, tanggung jawab, kejujuran, rasa syukur, lurus hati, berprinsip, integritas, kasih sayang, rajin, berkomitmen, percaya diri, kesabaran, keamanan dan lain-lain. Nilai-nilai kebajikan di atas akan mendasari seorang pendidik dalam pengambilan suatu keputusan yang berkaitan dengan moral atau etika. Namun harus diingat, bahwa dalam pengambilan suatu keputusan tetap harus berpijak pada 3 hal, yaitu (i) berpihak pada murid, (ii) berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal, dan (iii) bertanggung jawab terhadap segala konsekuensi dari keputusan yang diambil.

6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Seorang guru senantiasa dituntun untuk mampu mengambil keputusan secara tepat, yang berpijak pada 3 hal, yaitu (i) berpihak pada murid, (ii) berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal, dan (iii) bertanggung jawab terhadap segala konsekuensi dari keputusan yang diambil. Setiap keputusan yang diambil secara tepat, tentu akan memberikan dampak pada terciptanya kondisi lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman. Untuk menciptakan kondisi di atas, maka diperlukan suatu perubahan dengan suatu pendekatan yang sistematis. Dalam hal ini, kita dapat menggunakan pendekatan Inkuiri Apresiatif dengan tahapan BAGJA dengan tujuan untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Jika perubahan di atas tercapai, maka akan tercipta lingkungan pembelajaran yang positif, aman, nyaman, dan menyenangkan bagi murid.

7. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradiqma di lingkungan Anda?

Ada tantangan-tantangan di lingkungan saya untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika, yaitu (i) nilai-nilai kebajikan yang dimiliki oleh seseorang, namun berlawanan dengan kelompok atau komunitas tertentu, (ii) adanya ragam (perbedaan) nilai, sikap, dan tindakan yang terdapat pada kelompok atau komunitas di sekolah, (iii) adanya batas waktu yang bervariasi (lama, sedang, dan singkat) dalam suatu pengambilan keputusan, (iv) adanya suatu pengambilan keputusan yang harus lebih diutamakan dibandingkan keputusan lainnya, dan (v) konsisten atau tidaknya semua pihak (kepala sekolah, guru, murid, dan warga sekolah lainnya) dalam menjalankan suatu keputusan yang telah diambil.

8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Tujuan akhir dari pembelajaran adalah merdeka belajar. Murid bebas untuk belajar sesuai kodrat alam dan zamannya untuk mengembangkan potensi tanpa ada tekanan dari pihak manapun untuk keselamatan dan kebahagiaannya. Untuk itu, setiap keputusan yang kita ambil tidak boleh merampas potensi, keselamatan, dan kebahagiaan murid. Pengambilan keputusan yang tepat sangat berdampak pada murid, yang akan mampu memberi tuntunan agar murid dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaannya. Guru harus senantiasa cermat, teliti, dan hati-hati dalam menganalisis suatu permasalahan yang terjadi pada murid. Setiap murid mempunyai kebutuhan berbeda dengan segala potensi uniknya, sehingga kita sebagai guru dapat memutuskan pendekatan, strategi, model, dan metode pembelajaran yang tepat bagi murid untuk belajar secara mandiri, aktif, kreatif, aman, nyaman, dan menyenangkan.

9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Guru merupakan seorang pemimpin pemimpin pembelajaran yang menuntun kodrat alam dan zaman dari muirdnya. Guru diibaratkan sebagai petani dan murid adalah benihnya, maka tumbuh dan kembangnya murid tergantung dari tindakan yang dilakukan guru. Untuk itu, dalam proses pembelajaran dan pendidikan yang dilakukan guru, setiap keputusan yang diambil harus berpihak pada murid, nilai-nilai kebajikan, dan bertanggung jawab. Jika itu terjadi, maka pengambilan keputusan yang tepat akan menentukan bagaimana (sukses atau tidaknya) kehidupan dan atau masa depan yang akan terjadi pada murid-muridnya.

10. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran materi modul ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Kesimpulan akhir yang dapat saya tarik dari pembelajaran materi modul ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya adalah pengambilan keputusan yang dimiliki guru, hendaknya berlandaskan pada filosofi Ki Hadjar Dewantara yang dikaitkan sebagai pemimpin pembelajaran. Pengambilan keputusan harus berpihak pada murid, berdasarkan pada budaya positif, dan menggunakan alur BAGJA sehingga dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang positif, kondusif, aman, dan nyaman (well being). Keterampilan coaching akan membantu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk memprediksi hasil, dan melihat berbagai opsi sehingga dapat mengambil keputusan dengan baik. Diperlukan kompetensi kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial, dan keterampilan berhubungan sosial untuk mengambil keputusan. Diharapkan proses pengambilan keputusan dapat dilakukan secara penuh sadar dengan berbagai pilihan dan konsekuensi yang ada. Suatu pengambilan keputusan yang kita lakukan berdasarkan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Pada akhirnya, kita perlu mengingat kembali bahwa setiap keputusan yang kita ambil harus berpihak pada murid, berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal, dan bertanggung jawab terhadap segala konsekuensi dari keputusan yang diambil.

11. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari pada modul ini, yaitu dilema etika dan bujukan moral, 4 paradiqma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan? Adakah hal-hal menurut Anda di luar dugaan?

Dilema Etika adalah situasi ketika seseorang harus memilih antara 2 pilihan, dimana kedua-duanya benar secara moral, tetapi saling bertentangan. Ini adalah saat dimana kita harus membuat keputusan antara benar dan benar. Bujukan moral adalah situasi ketika seseorang harus memilih dan membuat keputusan antara benar dan salah. 4 paradigma pengambilan keputusan, yaitu individu lawan kelompok (individual vs community), keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy), kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyaly), dan jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term). 3 prinsip pengambilan keputusan, yaitu berpikir berbasis hasil akhir (End Based Thinking), berpikir berbasis peraturan (Rule Based Thinking), berpikir berbasis rasa peduli (Care Based Thinking). 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan, yaitu mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan, menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini, mengumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini, pengujian benar salah (uji legal, uji regulasi, uji instuisi, uji publikasi, uji panutan/idola), pengujian paradigma benar atau salah, prinsip pengambilan keputusan, investigasi trilemma, buat keputusan, dan meninjau kembali keputusan dan refleksikan.

12. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Sebelum mempelajari modul ini, saya pernah menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema. Namun pengambilan keputusan yang saya lakukan tidak sama dengan dengan konsep yang saya pelajari sekarang ini. Dulu saya belum tahu, apakah pengambilan keputusan yang saya lakukan termasuk dilema etika atau bujukan moral. Biasanya saya mengambil keputusan berdasarkan peraturan yang berlaku, atau rasa kasihan. Sekarang, setelah saya mempelajari modul ini, saya mampu membedakan manakah yang termasuk kasus dilema etika dan bujukan moral, apa saja 4 paradiqma pengambilan keputusan, apa saja 3 prinsip pengambilan keputusan, dan apa saja 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.

13. Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Dengan mempelajari konsep pada modul ini, memberikan dampak yang luar biasa bagi saya. Jika saya menemukan kasus yang berkaitan dengan dilema etika, maka saya akan melakukan pengambilan keputusan dengan melakukan kegiatan, yaitu : menentukan kasus apakah termasuk dilema etika atau bujukan moral, menggunakan 4 paradigma pengambilan keputusan, menggunakan 3 prinsip pengambilan keputusan, dan menggunakan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan, serta pengambilan keputusan harus berpihak pada murid, berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal, dan bertanggung jawab terhadap segala konsekuensi dari keputusan yang diambil.

14. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Topik modul ini sangat penting bagi saya sebagai seorang individu dan sebagai seorang pemimpin, antara lain; (i) bertambahnya ilmu baru tentang pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin, (ii) melakukan pengambilan keputusan dengan melakukan kegiatan, yaitu : menentukan kasus apakah termasuk dilema etika atau bujukan moral, (iii) menggunakan 4 paradigma pengambilan keputusan, (iv) menggunakan 3 prinsip pengambilan keputusan, dan (v) menggunakan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan, serta (vi) pengambilan keputusan harus berpihak pada murid, berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal, dan bertanggung jawab terhadap segala konsekuensi dari keputusan yang diambil.

Semoga barokah. Aamiin ....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun