Mohon tunggu...
Syaiful Rohman R
Syaiful Rohman R Mohon Tunggu... Guru - SMA Negeri 1 Sampang, Madura

Praktisi Pendidikan, Penulis, Penggiat Literasi, Pemerhati Lingkungan Hidup, Sosial Budaya, dan Kemasyarakatan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan sebagai Pemimpin_Modul 3.1

14 Februari 2023   12:32 Diperbarui: 14 Februari 2023   12:40 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Seorang guru yang memiliki kemampuan dan menyadari aspek sosial emosional yang baik akan mampu mengambil keputusan secara sadar (mindfullness), sehingga keputusan yang diambil merupakan keputusan yang bertanggung jawab. Oleh karena itu, guru harus senantiasa memiliki kemampuan untuk menyadari, mengelola diri sendiri, melatih kesadaran sosial, berinteraksi, berkomunikasi dan berkolaborasi dengan orang lain dengan baik. Jika guru sudah memiliki kemampuan di atas, maka akan menghasilkan keputusan yang berpihak pada murid, berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal, dan bertanggung jawab terhadap segala konsekuensi dari keputusan yang diambil.

5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Seorang pendidik dalam memahami, menanggapi, dan mengambil keputusan yang berkaitan dengan masalah moral atau etika bisa berbeda-beda. Nilai-nilai kebajikan yang tertanam dalam diri seorang pendidik pasti bervariasi (sangat baik, baik, dan kurang baik), misalnya: keadilan, keselamatan, tanggung jawab, kejujuran, rasa syukur, lurus hati, berprinsip, integritas, kasih sayang, rajin, berkomitmen, percaya diri, kesabaran, keamanan dan lain-lain. Nilai-nilai kebajikan di atas akan mendasari seorang pendidik dalam pengambilan suatu keputusan yang berkaitan dengan moral atau etika. Namun harus diingat, bahwa dalam pengambilan suatu keputusan tetap harus berpijak pada 3 hal, yaitu (i) berpihak pada murid, (ii) berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal, dan (iii) bertanggung jawab terhadap segala konsekuensi dari keputusan yang diambil.

6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Seorang guru senantiasa dituntun untuk mampu mengambil keputusan secara tepat, yang berpijak pada 3 hal, yaitu (i) berpihak pada murid, (ii) berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal, dan (iii) bertanggung jawab terhadap segala konsekuensi dari keputusan yang diambil. Setiap keputusan yang diambil secara tepat, tentu akan memberikan dampak pada terciptanya kondisi lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman. Untuk menciptakan kondisi di atas, maka diperlukan suatu perubahan dengan suatu pendekatan yang sistematis. Dalam hal ini, kita dapat menggunakan pendekatan Inkuiri Apresiatif dengan tahapan BAGJA dengan tujuan untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Jika perubahan di atas tercapai, maka akan tercipta lingkungan pembelajaran yang positif, aman, nyaman, dan menyenangkan bagi murid.

7. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradiqma di lingkungan Anda?

Ada tantangan-tantangan di lingkungan saya untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika, yaitu (i) nilai-nilai kebajikan yang dimiliki oleh seseorang, namun berlawanan dengan kelompok atau komunitas tertentu, (ii) adanya ragam (perbedaan) nilai, sikap, dan tindakan yang terdapat pada kelompok atau komunitas di sekolah, (iii) adanya batas waktu yang bervariasi (lama, sedang, dan singkat) dalam suatu pengambilan keputusan, (iv) adanya suatu pengambilan keputusan yang harus lebih diutamakan dibandingkan keputusan lainnya, dan (v) konsisten atau tidaknya semua pihak (kepala sekolah, guru, murid, dan warga sekolah lainnya) dalam menjalankan suatu keputusan yang telah diambil.

8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Tujuan akhir dari pembelajaran adalah merdeka belajar. Murid bebas untuk belajar sesuai kodrat alam dan zamannya untuk mengembangkan potensi tanpa ada tekanan dari pihak manapun untuk keselamatan dan kebahagiaannya. Untuk itu, setiap keputusan yang kita ambil tidak boleh merampas potensi, keselamatan, dan kebahagiaan murid. Pengambilan keputusan yang tepat sangat berdampak pada murid, yang akan mampu memberi tuntunan agar murid dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaannya. Guru harus senantiasa cermat, teliti, dan hati-hati dalam menganalisis suatu permasalahan yang terjadi pada murid. Setiap murid mempunyai kebutuhan berbeda dengan segala potensi uniknya, sehingga kita sebagai guru dapat memutuskan pendekatan, strategi, model, dan metode pembelajaran yang tepat bagi murid untuk belajar secara mandiri, aktif, kreatif, aman, nyaman, dan menyenangkan.

9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun