Mohon tunggu...
Syaiful Rohman R
Syaiful Rohman R Mohon Tunggu... Guru - SMA Negeri 1 Sampang, Madura

Praktisi Pendidikan, Penulis, Penggiat Literasi, Pemerhati Lingkungan Hidup, Sosial Budaya, dan Kemasyarakatan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Wali Kelas: Guru yang Berkelas

10 September 2021   14:53 Diperbarui: 10 Februari 2022   13:15 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Akhirnya dalam hitungan hari, semua meja siswa dan meja guru tertutup kertas berwarna dan plastik, dengan pinggiran isolasi warna hitam, sehingga menjadi lebih baik dan indah untuk dipakai belajar di kelas. Alhamdulillah, ini sesuai dengan prinsip gurunya; bahwa jika saya mampu, saya bantu. Jika saya bisa, saya lakukan. Yang penting bermanfaat.

Kisah di atas menggambarkan tugas tambahan guru sebagai Wali Kelas, di luar tugas utamanya sebagai Guru Mata Pelajaran. Di sekolah kami, muncul "guyonan dan candaan" bahwa guru yang mendapat tambahan sebagai Wali Kelas mendapat julukan "Guru yang Berkelas". Adapun yang tidak mendapat tugas tambahan sebagai Wali Kelas, cukup diberi julukan "Guru tidak Berkelas".

Dokpri
Dokpri

Menurut penulis, julukan itu bukan hanya sekedar "guyonan dan candaan" biasa, tapi menjadi semangat dan motivasi untuk berbuat yang terbaik bagi kelas binaannya. Setiap pagi (mulai hari Senin s.d hari Kamis), 15 menit sebelum jam pelajaran dimulai, pihak sekolah "mewajibkan" setiap wali kelas untuk melakukan pembinaan kepada seluruh siswa/inya.

Ini namanya "Pembinaan Wali Kelas", penulis pun melakukan tugasnya sebagai wali kelas dengan cara memeriksa kehadiran, memeriksa piket kebersihan kelas, menanyakan kondisi kesehatan, membaca doa bersama dengan nyaring (baca surat Al Fatehah, surat Al Ikhlas, surat Al Falaq, dan surat An Naas serta ayat Kursi), memberi nasehat, melakukan "pembinaan" bagi siswa yang terlambat dengan penuh kasih sayang. Semua itu dilakukan agar semua kondisi siswa/i SIAP untuk menerima pelajaran dari semua guru, mulai jam ke 1 s.d jam ke 10 (pukul 07.00 WIB -- 12.15 WIB).

Tidak hanya itu, penulis pun harus melanjutkan memerika kondisi kelas (terutama kebersihan kelas dan cek kehadiran siswa/i) setiap pukul 10.00 WIB dan pukul 12.15 WIB (saat pulang sekolah), apakah kondisi kelas tetap bersih?, atau apakah siswa tetap terpantau untuk aktif mengikuti pelajaran?.

Dokpri
Dokpri

Suatu ketika, penulis harus memanggil orang tua/wali murid ke sekolah berkaitan dengan sikap dan tingkah laku putranya yang bermasalah. Penulis berkoordinasi dengan guru BK untuk melakukan klarifikasi, konfirmasi dan tindak lanjut terhadap kondisi anaknya. Alhamdulillah, cara ini membuat siswa tersebut tetap masuk sekolah secara konsisten dan aktif mengikuti pelajaran.

Bahkan, setiap wali kelas harus siap menerima kritikan, keluhan dan komplain dari guru mata pelajaran lainnya tentang sikap, perbuatan dan tingkah laku siswa/i binaannya. Alhamdulillah, wali kelas dengan sabar bisa menerima semua itu dengan jiwa yang besar. Ini merupakan tugas dan tanggung jawab yang harus diemban oleh setiap guru yang mendapat tugas tambahan sebagai Wali Kelas.

Semoga barokah ....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun