Mohon tunggu...
Syaiful Rohman R
Syaiful Rohman R Mohon Tunggu... Guru - SMA Negeri 1 Sampang, Madura

Praktisi Pendidikan, Penulis, Penggiat Literasi, Pemerhati Lingkungan Hidup, Sosial Budaya, dan Kemasyarakatan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kota Sampang, Banjir dan Solusinya

24 Oktober 2016   19:58 Diperbarui: 2 Januari 2023   13:00 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BANJIR merupakan istilah yang sangat akrab sekali di telinga masyarakat kota Sampang, Madura. Bila musim hujan sudah tiba, pasti kota ini dilanda banjir. Terjadinya banjir tersebut membuat sebagian besar masyarakat kota Sampang resah, gelisah dan takut. Banyak sekali dampak kerugian yang ditimbulkan akibat banjir itu, antara lain: bangunan rumah yang rusak, hewan ternak yang hilang terbawa arus banjir, lahan pertanian yang terendam sehingga mengakibatkan gagal panen, gedung-gedung pemerintah (sekolah, kantor), tempat ibadah dan jalan raya yang tergenang. Semua itu menyebabkan aktifitas kehidupan, roda perekonomian, proses pembelajaran di sekolah dan pelayanan publik menjadi lumpuh.

Sebagai salah satu anggota masyarakat kota Sampang, jika ada pertanyaan kepada penulis: Apakah kita akan terus berpangku tangan saja menerima kenyataan bahwa terjadinya banjir tersebut disebabkan semata-mata karena faktor alam dan takdir dari Allah SWT ?. Jawabannya: Tidak!. Kita harus berpikir dan bertindak secara rasional, sistematis, aktif dan kreatif agar masalah banjir di kota Sampang ini bisa teratasi dengan baik.

Menurut penulis,ada beberapa solusi (baca: alternatif pemecahan) yang bisa digunakan dalam mengatasi masalah banjir di kota Sampang, yaitu: Pertama, sebagai anggota masyarakat, kita jangan membuang sampah di aliran sungai. Jika kita menjumpai ada orang yang membuang sampah di aliran sungai, kita harus menegurnya dengan sopan. Masyarakat Sampang mungkin terlalu menganggap enteng, jika mereka membuang sampah secara sembarangan. Mereka tidak menyadari bahwa sampah yang dibuang bisa mendatangkan banjir.

Penulis pernah menanyakan kepada salah satu warga yang tinggal di sekitar kawasan sungai, kenapa mereka membuang sampah di sungai, mereka menjawab: “sampah yang saya buang khan cuma sedikit”, akan tetapi mereka tidak menyadari bahwa yang membuang sampah ke sungai tidak hanya satu atau dua orang warga masyarakat saja. Bila setiap orang membuang sampah di aliran sungai, walaupun hanya sedikit, Bagaimana jika hampir semua penduduk di sekitar kawasan sungai membuang sampah di aliran sungai?, tentu banyak sekali sampah yang menumpuk di sungai , akibatnya sungai akan mengalir tidak lancar bahkan bisa saja alirannya tersumbat.

Kedua, disepanjang pinggir aliran sungai mulai dari hulu sampai dengan muara sungai Kamoning dibuat pelengsengan atau tanggul yang kokoh, relatif tinggi dan tidak mudah rusak. Jika debit (jumlah) air sungai banyak dan ketinggian air sungai semakin bertambah, maka airnya tidak akan meluber kemana-mana (tetap berada di aliran sungai). Disekitar pelengsengan itu jangan lupa dilakukan penghijauan, hal ini sangat penting karena selain bisa membuat indah, rindang dan hijau kawasan sungai, maka dengan banyaknya tanaman yang tumbuh di kawasan itu, maka air akan diserap dan disimpan oleh tanaman, sehingga bisa mengantisipasi secara dini peluang terjadinya erosi dan tanah longsor di sepanjang aliran sungai.

Ketiga, dibangun beberapa bendungan (waduk), atau embung di daerah utara kota Sampang, hal ini dilakukan agar aliran air sungai (kiriman air sungai dari daerah utara, yaitu kecamatan Kedungdung, kecamatan Robatal, kecamatan Karangpenang dan kecamatan Omben) tidak hanya mengalir ke satu sungai saja, yaitu sungai Kemoning. Diharapkan banjir akan sedikit berkurang, bahkan tidak terjadi banjir karena airnya tidak langsung menuju satu sungai saja, melainkan ditampung dulu pada bendungan (waduk) atau embung tersebut.

Keempat, setiap dua minggu sekali atau satu bulan sekali diadakan program bersih-bersih kota secara gotong royong yang melibatkan semua lapisan masyarakat kota Sampang. Hal ini dilakukan agar (1) selokan-selokan di kota Sampang yang penuh dengan sampah dapat dibersihkan, sehingga aliran sungai menjadi lancar, (2) membuat indah, rindang dan hijau suatu kawasan dengan pembuatan taman kota, dan (3) mempererat tali persaudaran dan silaturahmi antar anggota masyarakat Sampang. Program ini perlu mendapat dukungan moral dan material dari pihak Pemerintah Kabupaten Sampang (dalam hal ini bapak Bupati Sampang) dengan pihak terkait lainnya, agar program ini terus survivedan berkelanjutan. Untuk mewujudkan keberhasilan dari program itu, bukan hal yang mudah, perlu kerja keras dan kekompakan dari semua elemen masyarakat yang ada di kota Sampang.

Kelima,perlu dilakukan pengerukan dan pelebaran sungai di sepanjang aliran sungai mulai dari hulu sampai dengan muara sungai Kamoning, hal ini dilakukan untuk mengantisipasi jika curah hujan tinggi dan debit air sungai yang terlalu banyak. Sekarang ini lebar sungai Kamoning hanya lebih kurang 10 sampai dengan 15 meter, jika bisa diperlebar lagi sampai 30-40 meter, maka bisa menampung lebih banyak lagi air sungai. Apalagi saat ini terjadi kondisi anomali cuaca dan perubahan iklim dimana-mana, yang membuat seluruh masyarakat harus selalu waspada mengantisipasi berbagai kemungkinan yang terburuk yang akan melanda kota Sampang.

Keenam,pembuatan program kali sudetan (sungai baru) mulai dari arah kecamatan Kedungdung, lalu lurus ke selatan, tanpa berbelok sampai menuju pesisir pantai Madura. Program ini memerlukan pemikiran yang sangat matang untuk diimplementasikan secara nyata karena akan mengakibatkan banyak sekali bangunan rumah penduduk, gedung perkantoran, lembaga pendidikan dan pondok pesantren yang tergusur. Namun secara jangka panjang, jika program ini direalisasikan maka kemungkinan besar kota Sampang akan terbebas sama sekali dari bencana banjir.

Ketujuh, perlu sosialisasi dan penyuluhan kepada seluruh masyarakat kota Sampang tentang berbagai macam peraturan, baik itu peraturan yang berasal dari pusat maupun peraturan daerah yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan hidup. Peraturan itu merupakan upaya perpaduan dalam pemanfaatan, penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemulihan dan pengembangan lingkungan hidup sehingga diharapkan tidak terjadi bencana banjir. Dengan cara itu, masyarakat kota Sampang akan mengerti, memahami dan melaksanakan bahwa interaksi atau hubungan tidak hanya terjadi antara manusia dengan manusia, tetapi juga interaksi antara manusia dengan lingkungan.

Kedelapan, perlu peninjauan ulang (baca: dipertimbangkan kembali) terhadap pemakaian motto kota Sampang sebagai kota BAHARI (Bersih, Agamis, Harmonis, Aman, Rapi dan Indah), karena motto SAMPANG BAHARI oleh sebagian besar masyarakat “dipelesetkan” menjadi “SAMPANG BANJIR SETIAP HARI”. Ungkapan masyarakat itu tidak salah, bahkan bisa mempengaruhi mindset (pola berpikir) sebagian besar masyarakat kota Sampang, bahwa sebaik, selengkap dansebagus apapun program dan rencana pelaksanaan pembangunan yang dilakukan pemerintah pusat dan daerah di kota Sampang, maka hasil pembangunan akan cepat rusak karena kota Sampang sering terjadi banjir.

Penulis ingin memberi sedikit saran kepada stake holders (pemangku kepentingan) di kota Sampang agar motto kota Sampang bisa diubah. Adapun pemakaian motto yang bisa digunakan antara lain: SAMPANG BERIMAN (Bersih, Indah dan Mantap), SAMPANG BERTAKWA (Bersih dan Takwa) atau SAMPANG SEJAHTERA (Sejuk, Aman, Harmonis, Terang dan Rapi).

Mudah-mudahan, tulisan diatas bisa menggugah niat dan semangat semua stakeholder (pemangku kepentingan) di kabupaten Sampang agar dalam menyusun program dan rencana pembangunan dikabupaten Sampang, JANGAN LUPA bahwa salah satu isi tujuan pembangunan adalah membuat kota Sampang BEBAS dari bencana banjir. Jika itu terealisasi, maka visiPemerintah Kabupaten Sampang untuk mewujudkan sistem birokrasi yang sehat, masyarakat yang kuat, dan lingkungan bersahabat, demi terciptanya kabupaten Sampang yang bermartabat, Insya Allah bisa tercapai dengan baik. Aamiin….

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun