Mohon tunggu...
Hasan Nur Aminudin
Hasan Nur Aminudin Mohon Tunggu... Insinyur - Just Look Around 🌏

Geography UI 2009, Mapping Officer at PT. Jaya Real Property, A Husband, A Father, and A Man who trying to do the right thing in life

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Cerita Kelahiran Anakku, Lahir Vakum sampai Rawat NICU

20 Mei 2017   21:19 Diperbarui: 24 Desember 2018   20:09 16285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Senin, Tgl 24 April 2017

Senin pagi kami ke RSBK lagi. Hari itu kami sudah pasrah saja sebetulnya, sambil tetap berdoa untuk yg terbaik tentunya. Yg kami khawatirkan Diarka masih belum boleh pulang. Namun ternyata hasil tes darah Diarka menunjukan hasil yg positif. Bilirubinnya sudah turun, infeksi di dalam darah juga sudah hilang. Hari itu Diarka sudah dinyatakan boleh pulang, Alhamdulillah.

Diarka saat Aqiqah (usia 10 hari)
Diarka saat Aqiqah (usia 10 hari)
Beberapa catatan dari cerita kelahiran anak kami:
  • Pengalaman melahirkan anak khususnya pengalaman Diarka di NICU, mengajarkan kami arti dari bersabar, syukur, dan ikhlas. Bersabar bahwa kondisi yg terjadi (dalam kehidupan) tidak selalu sesuai dengan yg kita harapkan. Bersyukur bahwa apa yg dialami Diarka sesungguhnya tidak ada apa-apanya dibandingkan kondisi anak-anak lain di NICU. Kami banyak melihat bayi dengan kondisi yg lebih berat dari kondisi Diarka, dari mulai bayi prematur, gawat janin, kelainan/kegagalan organ (jantung, paru-paru dsb), hingga bayi yg tak terselamatkan. Juga bersyukur kami sudah diberikan nikmat hamil dan mempunyai anak dimana banyak keluarga yg masih menantikan kehadiran buah hatinya. Kemudian ikhlas bahwa anak hanya merupakan titipan dari Allah, kita hanya bisa berusaha sampai batas maksimal sambil berharap dan berdoa Allah memberikan yg terbaik.
  • BPJS sesungguhnya sangat membantu meski dengan banyak syarat yg mesti dilengkapi. Seperti kasus kami, biaya untuk persalinan dan kamar istri saya sebesar 7.500.000,- rupiah sedangkan biaya perawatan anak kami selama 6 hari di NICU sebesar 16.500.000,- rupiah. Hampir semua dari jumlah tersebut dicover oleh BPJS. Kami hanya membayar sebesar 250.000,- saja karena ada beberapa obat yg tidak dicover oleh BPJS. Jadi asalkan kita mengikuti terus prosedurnya, InsyaAllah akan dicover semua (kecuali minta naik kelas kamar atau ada obat yg tidak ditanggung).
  • Ketika akan memilih/merujuk rumah sakit untuk bersalin, usahakan pilih rumah sakit yg memiliki instalasi NICU. Sebab jika ketika lahir anak mengalami masalah/kelainan, bisa langsung dibawa dan ditangani di ruang NICU. Banyak cerita dari para orangtua yg kesulitan merujuk bayinya ke RS yg memiliki NICU karena dimana-mana NICU selalu penuh. Di Jakarta sendiri tidak semua rumah sakit memiliki Instalasi NICU. Sekalipun ada biasanya sudah penuh pasien bahkan sampai ada waiting list nya. Kalau di Jakarta yg saya tahu RS yg ada NICU nya seperti RSCM, RSIA Harapan Kita, RSIA Budi Kemuliaan, Hermina dan RS sekelas RSUD seperti Tarakan, Cengkareng, Koja, Pasar Rebo, dan Fatmawati.
  • Sekali lagi, kita sebagai manusia hanya bisa berusaha maksimal. Pada akhirnya Tuhan lah yg memutuskan. Terkadang yg baik menurut kita belum tentu baik menurut Allah. Semoga Allah SWT selalu memberikan apa-apa yg menjadi terbaik bagi kita. “Bismillahi tawakaltu alallah, La hawla wala quwwata illa billah”. Dengan namamu Ya Allah Kami berserah diri kepada Engkau, tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolonganmu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun