Arah Dasar Keuskupan Agung Jakarta tahun 2016 – 2020 ialah Mengamalkan Pancasila. Arah Dasar tersebut diterjemahkan dalam sikap nyata dalam kegiatan menggereja, lebih menonjol pada saat masa Prapaskah. Tema Prapaskah 2016 ialah  Kerahiman Allah Memerdekakan. Melanjutkan tema 2016, untuk 2017 dipilih tema Makin Adil Makin Beradab. Umat di lingkungan-lingkungan diharap berpartisipasi berbagi pengalaman dan pemahaman atau pemikiran terkait dengan tema.
Mengamalkan Pancasila Makin Adil Makin Beradab didiskusikan, dibicarakan, dibahas selama masa Prapaskah, dibagi ke dalam empat pertemuan. Pertemuan pertama membicarakan Makin Adil Makin Beradab dalam Keluarga, pertemuan kedua membahas Makin Adil Makin Beradab dalam Komunitas Lingkungan, pertemuan ketiga mengulik Makin Adil Makin Beradab dengan yang Tersisih, dan pertemuan keempat mendiskusikan Makin Adil Makin Beradab dalam Masyarakat.
Penulis ingin menceritakan pengalaman terkait pertemuan keempat.
Pokok bahasan pada pertemuan keempat mengacu kepada catatan dalam Injil Lukas Bab 10 ayat 25 sampai 37, begini:
Pada suatu kali berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencobai Yesus, katanya: "Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kaubaca di sana?" Jawab orang itu: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." Kata Yesus kepadanya: "Jawabmu itu benar; perbuatlah demikian, maka engkau akan hidup."
Tetapi untuk membenarkan dirinya orang itu berkata kepada Yesus: "Dan siapakah sesamaku manusia?"
Jawab Yesus: "Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati. Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan. Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan.
Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya. Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali.
Siapakah di antara ketiga orang ini, menurut pendapatmu, adalah sesama manusia dari orang yang jatuh ke tangan penyamun itu?"
Jawab orang itu: "Orang yang telah menunjukkan belas kasihan kepadanya."
Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, dan perbuatlah demikian!"