Mohon tunggu...
HSB
HSB Mohon Tunggu... Konsultan - Belajar Trading

Memberi edukasi mengenai trading yang baik dan benar.

Selanjutnya

Tutup

Financial

Review Mata Uang Selandia Baru (NZD)

31 Januari 2020   12:04 Diperbarui: 31 Januari 2020   12:22 431
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

NZD memiliki reputasi sebagai mata uang yang memberikan hasil yang tinggi sehingga investor biasanya membeli NZD dengan mata uang yang memberikan hasil rendah, seperti Japanese yen atau Swiss franc. 

Hal ini terbukti ketika terjadi krisis finansial yang lalu dimana nilai NZD jatuh mendekati angka 50% terhadap Japanese yen. Ketika terjadi frekuensi volatilitas yang tinggi, investor akan melepas NZD yang mereka miliki sehingga nilainya menjadi jatuh seperti ketika krisis ada tahun 2008 dan 2009.

Indikator-indikator Penting untuk Diamati

Laporan Gross Domestic Product (GDP) berfungsi sebagai laporan performa ekonomi Selandia Baru sehingga mempengaruhi permintaan terhadap mata uang NZD.

Consumer Price Index (CPI) berfungsi sebagai pengukur perubahan harga di pasar dan inflasi. Salah satu tugas RBNZ adalah mengatur kestabilan harga maka kebijakan-kebijakan yang mereka keluarkan dipengaruhi oleh laporan CPI ini.

Neraca Perdagangan. Selandia Baru berbasis ekspor, maka naik turunnya permintaan terhadap produk Selandia Baru sangat berpengaruh terhadap nilai mata uang NZD.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Nilai NZD

Pertumbuhan GDP yang positif menandakan pertumbuhan ekonomi yang kuat sehingga menaikkan permintaan terhadap mata uang NZD. Sebaliknya jika pertumbuhan GDP menurun yang menandakan performa ekonomi Selandia Baru yang buruk, maka permintaan terhadap NZD juga berkurang.

Permintaan terhadap produk-produk Selandia Baru meningkatkan angka ekspor. Dengan begitu angka GDP pun ikut terangkat sehingga permintaan terhadap NZD pun naik. Sebaliknya, angka ekspor yang menurun juga menurunkan angka GDP, dan permintaan terhadap mata uang NZD pun menurun. Naiknya harga komoditas juga meningkatkan nilai ekspor Selandia Baru dan meningkatkan GDP. Sebaliknya jika harga komoditas turun, maka nilai ekpor juga turun dan menurungkan angka GDP.

Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat imigrasi. Semakin meningkatnya imigrasi ke Selandia baru, maka tingkat populasi akan semakin naik dan tingkat konsumsi secara otomatis meningkat naik.

Ekonomi Selandia Baru dipengaruhi oleh industri agrikultur, sehingga perlu mengamati kondisi cuaca. Cuaca ekstrim seperti kekeringan akan mempengaruhi ekonomi Selandia Baru dengan dampak negatif. Bahkan cuaca ekstrim di Australia seperti kebakaran hutan karena gelombang udara panas juga akan mempengaruhi perekonomian Selandia Baru.

Karena ekonomi Selandia Baru sangat tergantung pada ekspor produk agrikultur dan komoditas lainnya, maka keseluruhan performa ekonomi Sleandia Baru sangat dipengaruhi oleh harga komoditas. 

Jika harga komoditas naik, maka ekspor juga akan naik dan mempengaruhi GDP Selandia Baru. Peningkatan GDP menunjukkan performa ekonomi yang kuat, sehingga nilai mata uang juga akan menjadi kuat. Sebaliknya, harga komoditas yang jatuh berarti nilai ekspor juga menurun dan menurunkan kontribusi ke GDP. Penurunan GDP membuat nilai mata uang NZD menurun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun