Mohon tunggu...
Herry B Sancoko
Herry B Sancoko Mohon Tunggu... Penulis - Alumnus UGM, tinggal di Sydney

Hidup tak lebih dari kumpulan pengalaman-pengalaman yang membuat kita seperti kita saat ini. Yuk, kita tukar pengalaman saling nambah koleksi biar hidup makin nikmat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bisnis Seks Mengiklankan Jasanya Menumpang Perayaan Hari Natal

20 Desember 2013   08:02 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:43 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lebih parah lagi, letak tempat operasi hiburan buat orang dewasa itu di jalanan yang banyak dilalui oleh masyarakat umum. Tidak di lokalisasi atau ditempatkan secara khusus sehingga hanya orang yang memang butuh saja datang ke situ. Lokasinya memang dilarang di daerah pemukiman, tapi tidak melanggar hukum bila di daerah zona ekonomi industri. Usaha jasa hiburan kaum dewasa tersebut diperlakukan sebagaimana sebuah bidang usaha ekonomi tapi dengan peraturan-peraturan khusus untuk bidang usahanya.

Rumah praktek pemberi jasa seks "Midnight Delight" pada pagi hari. Lokasinya bersebelahan dengan akademi perhotelan dan stasiun kereta. Sumber foto: Dokomentasi pribadi.

Bangunan tempat hiburan orang dewasa itu bahkan dekat dengan supermarket. Amat memudahkan orang untuk datang ke situ sambil belanja. Malah ada suami mengantarkan isterinya belanja, kemudian ditinggal pergi untuk masuk ke tempat hiburan tersebut selama isterinya asyik cuci mata dan belanja. Tidak ada orang yang menyalahkan. Kalau maunya orang tersebut begitu, apa boleh buat. Itu urusan pribadinya. Kalau toh isterinya marah, itu urusan mereka. Begitu kira-kira omongan khalayak umum.

Penulis hanya bisa geleng kepala mendapati kenyataan ini. Kepercayaan pemerintah pada rakyatnya dalam moralitas amat mencengangkan penulis. Mereka percaya sekali bahwa sistem hukum formal yang mengatur industri itu akan bekerja dengan baik. Pihak-pihak yang mengawasi atas efektifitas kerja hukum formal juga dipercaya oleh pemerintah dan masyarakat. Sehingga apapun perbuatan orang, selama tidak melanggar hak orang lain diberi keleluasaan. Selama tidak menginjak ranah sosial yang penuh dengan aturan hukum positif, ya biasa-biasa saja.

Mungkin Hari Natal sudah kehilangan nilai religiusnya di Australia. Hari Natal sepertinya orang malah sibuk belanja dan membeli barang-barang yang kadang tidak benar-benar diperlukan. Pada Hari Natal, banyak toko obral besar-besaran. Promosi diskon dan lain-lain sehingga tambah runyamlah orang untuk tergoda merogoh dompetnya lebih dalam.

Rumah hiburan kaum dewasa saat malam. Sumber foto: http://www.midnightdelight.com.au/IMG_0430.jpg

Hari Natal sepertinya diartikan sebagai waktunya perayaan tukar menukar hadiah baik antar teman, keluarga atau karyawan. Setiap Hari Natal, perusahaan kasih hadiah pada seluruh karyawannya. Bentuknya macam-macam. Memang tidak selamanya Hari Natal berkesan negatif. Karena pada hari itulah, orang merasa diperhatikan. Tiba-tiba bosnya yang galak pada hari itu jadi lemah lembut dan penuh perhatian. Bahkan mendoakan agar sukses dan berhasil dalam hidup di tahun-tahun mendatang. Dikasih hadiah langsung dan disalami. Apa nggak menyenangkan dan membuat bangga karyawan? Apalagi bagi karyawan tingkat bawah yang tak pernah ketemu dengan bos besarnya?

Hadiah Natal dan Tahun baru dibungkus dengan rapi itu diterima dengan perasaan bangga dan sukacita. Bingkisan khas ucapan Hari Natal dan Tahun baru demikian mencolok mata warnanya. Di dalamnya terdapat macam-macam hadiah. Ada coklat, permen, nyamikan ringan, kue-kue dan sebagainya. Meski sederhana tapi cukup mengesankan bagi penerimanya. Apalagi di dalamnya juga ada kartu ucapan yang ditulis dan ditanda-tangani oleh pimpinan tertinggi perusahaan sendiri. Ucapan itu kira-kira berbunyi begini:

"Selamat Hari Natal dan Tahun Baru 2014. Semoga Tuhan memberkahi kebahagian Anda dan keluarga. Semoga tahun 2014 merupakan tahun keberuntungan dan rejeki yang melimpah."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun