Mohon tunggu...
Herry B Sancoko
Herry B Sancoko Mohon Tunggu... Penulis - Alumnus UGM, tinggal di Sydney

Hidup tak lebih dari kumpulan pengalaman-pengalaman yang membuat kita seperti kita saat ini. Yuk, kita tukar pengalaman saling nambah koleksi biar hidup makin nikmat.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Bahasa Gado-gado di Australia

10 Januari 2014   05:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:58 1448
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13893069401381625176

Di tempat kerja, mereka kadang berbicara memakai bahasa mereka sendiri dan lupa bahwa di sekitar mereka ada orang dari bangsa lain yang tidak mengerti pembicaraan mereka. Reaksi orang beda-beda dalam menanggapi keadaan tersebut. Umumnya mereka menghiraukan saja pembicaraan itu. Kadang dengan gurauan mereka menyindir.

"As long they don't mention my name," begitu kata seorang karyawan.

"As long they didn't talk about me. It's fine with me. I don't care," begitu kata lainnya.

Tapi ada juga yang malah geli mendengar pembicaraan dengan bahasa yang tidak dipahami itu. Dan beberapa di antara mereka mencoba menirukan bahasa mereka dengan kata-kata asal-asalan tapi bunyinya mirip-mirip bahasa Filipina atau India.

Beberapa ada yang pengertian. Mereka minta maaf atau minta permisi untuk bicara memakai bahasa daerah mereka jika ada orang lain di sekitarnya yang tidak mengerti bahasanya. Dan biasanya orang lain juga tidak keberatan. Namun ada juga yang merasa tersinggung karena mereka seperti tidak dihargai.

Namun tidak jarang atasan mereka menegur agar mereka memakai bahasa Inggris di tempat kerja. Tidak ada peraturan khusus di Australia yang mewajibkan orang untuk memakai bahasa Inggris. Pemakaian bahasa diserahkan pada masing-masing individu. Tapi biasanya di tempat kerja, pimpinan menghendaki agar mereka memakai bahasa Inggris untuk menghindari salah pengertian antar karyawan.

Bisa dibayangkan jika pimpinannya orang India dengan anak buah dari berbagai negara, tapi kemudian memakai bahasa India pada karyawan sebangsanya di hadapan karyawan lain. Mereka asyik ngomong India sementara karyawan lainnya tak mengerti sama sekali. Keadaan ini bisa menyulut konflik karena dianggap pilih kasih dan diskriminasi.

Tidak bisa dipungkiri bahwa menggunakan bahasa sendiri memang mengasyikan. Godaannya terlalu berat untuk tidak melakukannya. Guyonan dengan memakai bahasa Inggris akan sangat terasa lain dibanding dengan guyonan memakai bahasa sendiri yang kita kenal budayanya. Belum lagi nuansa keakrabannya. Kadang obyek pembicaraan juga nggak akan cocok bila didengar dalam kebudayaan Australia. Misalnya bicara tentang pakaian seorang karyawan yang merangsang dan menggoda nafsu. Bisa dianggap aneh bahkan mata keranjang. Atau seorang cewek muda yang suami Australianya tua dan sebagainya. Membicarakan sesuatu yang biasa, lumrah dan pemandangan sehari-hari di Australia tapi aneh di Indonesia dan sebaliknya biasa di Indonesia kedengaran aneh di Australia.

Di Australia juga dianggap tak pantas membicarakan urusan privacy orang lain. Sementara bagi orang Indonesia, bergunjing adalah hal yang dianggap lumrah, bahkan terkesan akrab. Sharing informasi tentang kehidupan pribadi orang lain biasa dilakukan oleh kebanyakan orang Indonesia.

Penulis sendiri kalau ketemu karyawan sesama dari Indonesia, lebih sering berbahasa Inggris. Kalau pakai bahasa Indonesia harus celingukan dulu, memastikan tak ada orang di sekitar. Meski sebenarnya topik pembicaraan menyangkut hal-hal yang umum. Bila memang perlu, kadang kami campur-campur bahasanya untuk memberi peluang orang lain jika kebetulan ada yang ikut mendengarkan, agar bisa mengira-ngira topik pembicaraan. Dengan demikian tidak dikira lagi membicarakan hal-hal buruk tentang orang lain.

Tapi kadang keadaan jadi cukup menggelikan ketika lawan bicara tetap pakai bahasa Indonesia, sementara yang lawan bicara lainnya memakai bahasa Inggris. Meski memakai dua bahasa beda, komunikasi tetap berlangsung lancar-lancar saja. Memang kesannya cukup sok berlagak juga.*** (HBS)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun