Mohon tunggu...
Herry B Sancoko
Herry B Sancoko Mohon Tunggu... Penulis - Alumnus UGM, tinggal di Sydney

Hidup tak lebih dari kumpulan pengalaman-pengalaman yang membuat kita seperti kita saat ini. Yuk, kita tukar pengalaman saling nambah koleksi biar hidup makin nikmat.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Di Australia Banyak Orang Tidak Punya Uang Tunai

5 Januari 2014   06:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:08 1390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut laporan koran SMH, 3 Januari 2012, harga rumah di NSW dalam jangka 10 tahun terakhir telah meningkat 147% sementara penghasilan individu hanya naik sebesar 57%. Maka tidak mengherankan jika angka penyitaan rumah oleh bank karena tidak sanggup mencicil kredit rumahnya cukup tinggi di NSW yakni sebesar 22.5% (sumber).

Membeli rumah di Australia bukanlah urusan gampang. Diperlukan komitment sepanjang hidup. Siap-siap mengatur pengeluaran dan rajin menabung bila tak ingin terjebak pada masalah yang lebih ruwet.

Ada orang bilang, "Jika sudah kredit beli rumah, jangan merenovasinya kalau tidak ingin perkawinannya berakhir dengan perceraian". Kata-kata yang bernada guyonan tersebut amat masuk akal dan bisa menjadi kenyataan. Karena begitu rumah direnovasi dengan beaya tambahan tersebut, cicilan hutangnya makin membengkak dan mengalami kesulitan membayarnya. Masa bulan madu memiliki rumah baru kadang membuat orang kehilangan akal sehat.

Pengeluaran terbesar bagi masyarakat Australia yang belum punya rumah adalah membayar sewa yang besarnya kadang bisa sepertiga sampai setengah penghasilan setiap minggunya hanya untuk bayar sewa. Belum dipotong lagi dengan beaya kebutuhan hidup sehari-hari. Maka di akhir gajian berikutnya, tak banyak lagi yang bisa ditabung. Uang tunai di tangan makin tipis.

Yang paling enak memang orang yang sudah lunas cicilan rumahnya. Sebagian besar gaji bisa ditabung untuk pensiun masa tua tanpa mikir membayar uang sewa rumah. Meski setiap warga negara Australia berhak mendapat pensiun dari pemerintah, namun jumlah uang pensiun tersebut tidak bisa diandalkan untuk menikmati hidup dengan tenang. Jika punya tabungan cukup untuk pensiun, orang bisa santai dan kerjanya cuma plesiran kesana-kemari.

Bekerja keras di masa muda dan rajin menabung adalah salah satu jalan agar bisa hidup di hari tua dengan nyaman. Uang pensiun hasil keringat sendiri jauh lebih memberi kepuasan hidup daripada menggantungkan pensiun dari kebaikan pemerintah. Tentu saja lebih jauh lebih nyaman lagi jika bukan dari hasil korupsi. Maka, tidak mengherankan jika ada pendapat bahwa orang barat itu cepat tua di masa muda tapi awet tua di masa tuanya. Coba bandingkan dengan masyarakat Indonesia yang awet muda di masa muda tapi cepat tua di masa tua. Angka harapan hidup orang Australia rata-rata di atas 80 tahun (sumber) dan Indonesia sekitar 70 tahun (sumber).*** (HBS)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun