Mohon tunggu...
Herry B Sancoko
Herry B Sancoko Mohon Tunggu... Penulis - Alumnus UGM, tinggal di Sydney

Hidup tak lebih dari kumpulan pengalaman-pengalaman yang membuat kita seperti kita saat ini. Yuk, kita tukar pengalaman saling nambah koleksi biar hidup makin nikmat.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Senangnya Terima Undangan Nyoblos dari PPLN Sydney

25 Maret 2014   17:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:30 801
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh karena itulah, selama ini lebih senang bersikap jadi golput biar nggak ikutan kecipratan dosanya. Karena siapapun presidennya, ternyata tak memberi perubahan apa-apa. Itu yang saya rasakan. Birokrasi tetap korup. Rakyat tetap miskin. Sumber alam dan kekayaan Indonesia tak dibenahi dengan baik. Rakyat belum juga bisa hidup damai dan sejahtera. Pertikaian masih ada di mana-mana. Wakil-wakil rakyat juga masih bersikap seenaknya. Bahkan saat ini makin menjadi-jadi arogansinya.

Apakah tokoh capres pilihan saya itu nanti bisa menghadapi semua masalah itu? Seorang diri? Hanya mengandalkan kepopuleran fenomena karakternya? Apa bisa mengalahkan beribu Dasamuka yang kini sudah tidak lagi punya kepedulian tentang sesama apalagi untuk kemajuan bersama berbangsa dan bertanah-air?

Masing-masing partai membela kebenarannya sendiri. Kebenaran umum demi kemajuan bangsa disepelekan. Adu kekuatan masih pakai show of force tanpa kualitas. Bahkan lawan politik dianggap sebagai lawan ideologi. Padahal masih sama-sama satu bangsa dan berideologi sama. Ah, partai politik dimana pun sama saja. Hanya memperjuangkan merebut kekuasaan.

Sampai saat ini, saya belum memutuskan apakah mau nyoblos apa tidak. Seperti biasa, selalu nunggu hingga waktunya sudah mepet baru ambil keputusan. Kebiasan jelek ini masih saja aku pelihara hingga kini.*** (HBS)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun