Keempat, Tuhan adalah entitas tertinggi.
Ada banyak ilmuwan yang atheis, tetapi tidak sedikit pula yang mempercayai keberadaan Sang Pencipta, dan saya berdiri di barisan yang kedua. Bahwa terlepas dari asumsi Stephen Hawking bahwa tidak ada andil Tuhan dalam penciptaan alam semesta, tetapi tentu ada yang menciptakan hukum-hukum yang berperan dalam penciptaan tersebut, bukan?
Tentang kemungkinan Tuhan adalah ahli matematika tadi, saya membayangkan bahwa semua yang ada di sekitar kita sudah diperhitungkan terlebih dahulu. Barangkali Tuhan membentuk dimensi yang kita tinggali saat ini seperti halnya ketika seorang pakar animasi menciptakan dunia dalam video game. Ia mengendalikan segala hal, sama seperti ketika kita mengendalikan dunia game yang kita ciptakan atau mainkan.
Mengapa dulu saya tidak dapat memahami ini semua? Sebelumnya, saya menganggap bahasan tentang Tuhan sebagai hal yang sensitif atau tabu. Entah bagaimana saya bisa sekaku itu dahulu. Saya kok tidak bisa terima kalau dibilang bahwa Tuhan hanya pintar matematika. Namun, jika kita mencoba menyimaknya dari sudut pandang para saintis tersebut, saya menyadari bahwa daripada menentangnya untuk alasan yang saya sendiri tidak yakin ... alasannya, pernyataan tentang "is God a mathematician?" lebih tepat dipandang sebagai bentuk ketakjuban terhadap Tuhan, dan itu juga berarti bentuk keyakinan tentang keberadaan-Nya.(*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H