Mohon tunggu...
Uut63
Uut63 Mohon Tunggu... Dosen - Pendidik UPGRIS

Sebagai seorang pendidik (sejak 1981), saya selalu ingin meningkatkan kualitas diri. terutama sebagai pribadi Muslim, saya sangat interest dengan berbagai ajaran yang mengajak ke jalan kebaikan, dan keselamatan dunia akherat. Di setiap tatap muka dengan mahasiswa, saya juga selalu mengingatkan akan hal ini. Di usia yang tidak lagi muda, saya ingin selalu bisa menebar kebaikan. Mudah-mudahan tidak saja bermanfaat untuk diri saya sendiri, tetapi juga untuk orang lain. Saat ini, saya sedang ingin membuktikan talenta pemberian Allah yang tidak saya sadari. Membaca, menyimak (mendengarkan dan memcermati), kemudian menuliskannya. Sesekali saya masih suka bergabung dengan teman, sahabat untuk menyanyi. Sembari menunggu anugerah Allah untuk bisa segera menuntaskan studi S3, saya ingin melakukan apa saja hal-hal yang bermanfaat. Setidaknya ini merupakan salah satu bentuk syukur pada-Nya. Semoga Allah ridla.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Malam-malam yang Diutamakan

30 Maret 2023   07:18 Diperbarui: 30 Maret 2023   07:20 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarrokatuh,

Sahabat Kompasiana yang dirahmati Allah, khususnya untuk Sahabat Muslim, pagi ini seusai Sholat Subuh di Masjid, ada sesi Kultum yang menarik perhatian saya.

Dijelaskan menurut Hadist bahwa dalam ajaran Islam terdapat lima malam yang diutamakan. Malam-malam itu adalah:

1. Malam 10 Rajab,

2. Malam Nisfu Sya'ban (pertengahan Bulan Sya'ban),

3. Malam Lailatul Qodar, Biasanya dimulai Malam 21, 23, 25, 27, dan 29 Romadlon (malam-malam ganjil di 10 hari terakhir Romadlon),

4. Malam I'edul Fitri, dan 

5. Malam I'edul Adha.

Di kelima malam tersebut Allah berkenan mengijabah permohonan doa hamba-hamba-Nya.

Khusus pada malam Lailatul Qodar, memang tidak seorang hamba pun yang tahu. Hanya Allah sajalah yang Maha Tahu, bila malam yang disebut sebagai Malam 1000 Bulan ini akan hadir. Pada Malam itu, Allah memerintahkan para Malaikat-Nya untuk turun ke Bumi menyampaikan Rahmat-Nya. Dan hanya hamba yang dikehendaki-Nya yang bisa merasakan apa yang Allah karuniakan kepadanya. 

Setiap hamba yang beriman, pasti sangat berharap memerolehnya. Oleh karena itu di 10 hari terakhir di Bulan Suci, lebih khusus pada malam-malam ganjil, banyak Umat Muslim yang memenuhi Masjid untuk ber'iktikaf. Tetapi ada yang tidak membedakan antara ganjil dan genap. Setiap malam selama sepuluh hari terakhir tinggal di Masjid. 

Terdapat berbagai kebiasaan untuk ini. Ada yang full selama sepuluh hari berada di Masjid. Biasanya ini dilakukan para Peziaroh, yakni dengan mendatangi Masjid-Masjid tertentu -lazimnya Masjid yang memiliki latar belakang sejarah, seperti Masjid para Wali, dan Masjid Raya atau Masjid Besar, sering disebut juga Masjid Agung -. Sebagian yang Umat Muslim yang lain mulai menetap di Masjid setelah Sholat Tarawih. Jadi dimulai Maghrib atau 'Isya', Tarawih hingga menjelang Subuh, atau bahkan hingga Shuruq, tetapi tidak jarang pula yang baru berdatangan di tengah malam dan pulang menjelang Sahur.

Sungguh sebuah kenikmatan luar biasa, jika kita bisa melakukannya. Bersama dengan Jama'ah dari berbagai penjuru-tetapi untuk Masjid-Masjid di kampung, lazimnya Jama'ahnya adalah Umat Muslim di seputar Masjid-. Mereka  berjuang untuk memeroleh keutamaan Lailatul Qodar. 

Banyak hal yang dilakukan di malam-malam itu. Di antaranya, menunaikan Sholat-Sholat Sunnah seperti Sholat Tasbih, Sholat Taubat, Sholat Qiyyamul La'il (selain Tarawih), yaitu Sholat Tahajjud, dan Sholat-Sholat lain menurut keperluan masing-masing, Tadarus Qur;an, sampai mendengarkan Tausiyah atau kajian, bahkan belajar Tahsin (belajar membaca Al Qur'an).

Ada Jama'ah yang kuat tanpa istirahat (tidur) sepanjang malam, tetapi tidak sedikit pula yang mengambil waktu untuk istirahat (tidur) di antara kegiatan-kegiatan ibadah.  Rasululloh SAW  tinggal di Masjid selama sepuluh hari terakhir.

Di Masjid-Masjid besar, biasanya Takmir menyediakan berbagai fasilitas di antaranya, Takjil, Jaburan, makan dan minum hingga Sahur menjelang Subuh, sedangkan di Masjid-Masjid Kampung lazimnya fasilitas seperti itu diselenggarakan bersama dengan Masyarakat Muslim setempat yang berkelonggaran Rizqi memberikan donasi. Indah bukan, kebersamaan yang  berlangsung tanpa komando. Bahkan siapa pun tak terkecuali ingin ikut berperan. Luar biasa!

Konon, Malam turunnya Lailatul Qodar itu ada tanda-tandanya. Di antara tanda-tanda itu, kadang sudah dimulai sejak hari masih sore. Langit begitu temaram. Rasanya hampir-hampir Angin tak bertiup. Tenang. Kadang kala disertai rintik gerimis yang jatuh lembut ke Bumi. Ketika malam tiba, senyap dan Angin semilir sejuk.  Sulitlah dilukiskan keindahan rasanya. Wallahu'alam bissowab.

Nah, apakah Sahabat Kompasiana ingin membuktikan kenikmatan itu? Setiap Insan Muslim pastilah ingin memperjuangkan bertemu dengan Malam 1000 Bulan atau Malam Lailatul Qodar, tidak terkecuali Penulis. Saya melakukannya di sepuluh hari terakhir, hanya saja tidak sepanjang hari, melainkan sejak Maghrib hingga waktu Shuruq. Mari kita siapkan dari sekarang, agar pada saatnya nanti kita bisa menikmatinya. 

Selamat menunaikan Ibadah Puasa Sahabat, terutama sahabat Muslim. Semoga kita mendapatkan keberkahan dan Rahmat-Nya. Salam Literasi. Wassalamu'alaikum Warrohmatullahi Wabarrokatuh,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun