Assalamu'alaikum Warrohmatullahi Wabarrokatuh,
Marhaban Yaa...Romadlon! Pemandangan indah dan menakjubkan, Umat Muslim berbondong-bondong memenuhi Masjid. Sedari menjelang waktu Maghrib, sandal sudah berserakan di halaman pelataran Masjid. Semua seakan berlomba ingin berada di dalamnya lebih dahulu, memanjadkan munajad pada Allah Maha Pemurah.
Yaa...Romadlon memang bukan bulan biasa. Di Bulan ini Allah menjanjikan Ampunan, dan Pahala berlipat bagi hamba-Nya yang menunaikan ibadah apa saja.  Sampai tidur pun bernilai ibadah. Tetapi tentu saja bukan tidur karena bermalas-malasan, melainkan tidur yang lelah karena menunaikan ibadah, bekerja, menunaikan sholat-sholat sunnah yang mungkin selama ini tidak pernah dikerjakan, membaca Al Qur'an dan mentadaburinya, melakukan kajian-kajian di Majlis Taklim, dsb. Pasti juga banyak yang mungkin menyempatkan waktu menunggu dan merawat orang tua atau sanak keluarga yang sedang sakit di Rimah Sakit. Pendeknya sebuah perbuatan baik, Allah berkenan melipatkangandakan Pahala-Nya.
Lebih-lebih Puasa. Konon, satu-satunya ibadah yang hanya diperuntukkan Allah adalah Puasa Romadlon. Puasa di Bulan Romadlon memang berbeda dari puasa-puasa yang lain. Selain waktunya yang sebulan penuh, puasa ini wajib ditunaikan oleh setiap Muslim. Meskipun Allah juga memberikan keringanan bagi yang udzur, namun  tetap tidak bebas begitu saja. Ada syarat yang harus dipenuhi. Seorang Muslim yang karena usia lanjut, atau karena sakit, dan atau berhalangan tetap seperti nifas, menyusui, atau kehamilan dalam kondisi tertentu,sakit dan haid, golongan ini bisa meninggalkan puasa, tetapi  dengan membayar fidyah, dan tetap diwajibkan untuk menggantinya dengan berpuasa di waktu lain ketika halangan itu sudah tidak ada. Bahkan ketika sedang  safar atau bepergian, kita dibolehkan untuk membatalkan puasa. Tidak ringan bukan?, tetapi juga tidak berat bagi hamba yang bertaqwa. Kecuali bagi mereka yang udzur karena faktor usia (lanjut), yang mungkin sudah pikun atau tidak ingat apa-apa lagi.Â
Kesempurnaan puasa Romadlon bahkan masih berlanjut sehari setelah I'edul Fitri. Puasa ini disebut Puasa Syawal. waktunya hanya 6 hari. Bedanya Puasa Syawal bisa dikerjakan secara tidak berurutan, tetapi bagusnya masih di Bulan Syawal. Kapan kita harus mengganti hutang puasa kita? Para Ulama bersepakat, Puasa Romadlon yang kita tinggalkan di kala Romadlon harus sudah lunas ditunaikan sebelum Romadlon berikutnya tiba.
Sebegitu istimewanya Bulan Suci Romadlon, sampai-sampai  Umat Muslim memerlukan persiapan. Persiapan itu bukan hanya secara fisik, raga menjaga kesehatan, melainkan juga akhlak, qolbu. Oleh karena itu diseyogyakan menjelang Romadlon tiba kita telah bersih hati. Caranya dengan meminta maaf kepada sesama yang pernah bersinggungan dan meninggalkan rasa sakit di antara keduanya. Bahkan di antara suami-istri, anak dan orang tua wajib untuk melakukannya. Romadlon harus dijalani dalam keadaan suci.Â
Keistimewaan Bulan ini di antara bulan yang lain, adalah kita disunnahkan menyambutnya dengan suka cita. Barang siapa yang menyambut kehadiran Romadlon dengan penuh syukur dan tawaduk, baginya Pahala Syurga. Wajarlah jika Masjid-Masjid berbenah, sebagaian bahkan berhias. Di antara yang dilakukan biasanya, menyiapkan tempat ibadah mengganti Karpet, menata dan menyediakan Kitab Suci di tempat-tempat yang strategis, bahkan mengecat Masjid, menghias dengan Umbul-umbul dan Lampu hias, dsb. Takmir Masjid biasanya membentuk kepanitiaan khusus, yang mengurusi semua kegiatan sepanjang Romadlon. Banyak yang harus disiapkan oleh Panitia, di antaranya menyusun jadwal kegiatan, Menunjuk (mencari) dan menjadwalkan giliran Muadzin, Imam Sholat, termasuk Ustadz atau Alim Ulama yang ditunjuk untuk memberikan Kultum (Subuh maupun seusai Tarawih menjelang Witir), menyelenggarakan 'Itikaf sampai Imam dan Khotib pada Sholat I'ed nanti. Â
Adapun kegiatan yang lazim dipersiapkan selama Bulan ini adalah, menyelenggarakan Sholat-sholat Wajib, Sholat Jumat, Tadarus Qur'an (Subuh dan atau seusai Sholat Sunnah Tarawih), Sholat Tarawih, TPQ, Peringatan Nuzul Qur'an, Takjil, Buber, Bahkan Lomba-lomba seperti Lomba Adzan, Lomba Tilawatil Qur'an, Lomba Hafalan Surat-surat Pendek, Sampai Lomba Fashion Busana Muslim, dan Pasar atau Bazar Romadlon, Santunan untuk Duafa dan  anak-anak yatim Piatu, serta Jompo, juga yang wajib: Zakat Fitrah. Ada pula Masjid yang menyelenggarakan Sholat Sunnah  Taubat dan Sholat Sunnah Tasbih. Luar biasa bukan?
Semua itu tidak saja membutuhkan pemikiran, dan tenaga ekstra, tetapi juga beaya yang tidak kecil. Tetapi istimewanya, kaum Muslim justru berlomba-lomba untuk menyelenggarakannya semeriah yang bisa diusahakan. Beaya bukan halangan, karena pada Bulan ini begitu banyak Dermawan, tidak berbatas waktu dan ruang. Kapan saja, di mana saja, untuk siapa saja, rela merogoh kocek dalam-dalam, tak terkecuali yang dalam kategori sosial ekonomi rendah. Romadlon milik semua. Semua bergembira menyambut dan menjalaninya. Semua ingin berperan sesuai kemampuannya.
Sungguh bahagia menjadi seorang Muslim. Mari kita jalani dan isi Bulan Romadlon ini dengan amal, perbuatan yang baik. Sungguh kita wajib bersyukur, kita masih dikaruniai umur dan menjalankan semua amal ibadah Romadlon dalam keadaan damai makmur di Negeri yang bardatan tayiban ghofur. Semoga Allah berkenan mengampuni semua dosa-dosa kita selama ini, dan mengaruniakan Syurga Firdauz-Nya. Aamiin pada kita sekalian Umat Muslim.
Tentang Romadlon masih akan kita bicarakan di kesempatan berikutnya. Selamat menuanaikan Ibadah Puasa, dan ibadah-ibadah lain di Bulan Penuh Ampunan ini.