Mohon tunggu...
Uut63
Uut63 Mohon Tunggu... Dosen - Pendidik UPGRIS

Sebagai seorang pendidik (sejak 1981), saya selalu ingin meningkatkan kualitas diri. terutama sebagai pribadi Muslim, saya sangat interest dengan berbagai ajaran yang mengajak ke jalan kebaikan, dan keselamatan dunia akherat. Di setiap tatap muka dengan mahasiswa, saya juga selalu mengingatkan akan hal ini. Di usia yang tidak lagi muda, saya ingin selalu bisa menebar kebaikan. Mudah-mudahan tidak saja bermanfaat untuk diri saya sendiri, tetapi juga untuk orang lain. Saat ini, saya sedang ingin membuktikan talenta pemberian Allah yang tidak saya sadari. Membaca, menyimak (mendengarkan dan memcermati), kemudian menuliskannya. Sesekali saya masih suka bergabung dengan teman, sahabat untuk menyanyi. Sembari menunggu anugerah Allah untuk bisa segera menuntaskan studi S3, saya ingin melakukan apa saja hal-hal yang bermanfaat. Setidaknya ini merupakan salah satu bentuk syukur pada-Nya. Semoga Allah ridla.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Empat Windu

21 Januari 2023   23:11 Diperbarui: 21 Januari 2023   23:12 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suara hatiku akhirnya mengingatkan. Aku sudah tua. Mungkin memang tidak seharusnya kusesali. Bukankah aku sudah bahagia dengan dua cucu tampan dan pintar? Kadang-kadang aku marah pada diriku sendiri yang masih saja mengingat peristiwa itu. Kadang juga muncul perasaan berdosa. Takdirlah yang telah mempersatukan kami. Allah pasti telah memberikan yang terbaik kalau masih saja tidak bisa kunikmati, mungkin karena akulah yang terlalu sombong untuk memahami. 

Aku diingatkan oleh waktu. Aku harus mengakhirinya, sebelum bulir-bulir bening keluar tak terbendung. seperti malam-malam sebelumnya, setiap kali tersentuh oleh satu pertengkaran kecil yang terjadi di antara kami. Aku harus bisa berdamai dengan hatiku. Yang lalu biarlah berlalu, sekarang aku di masa kini, dan akan menapaki masa depan jika masih diberi usia panjang.

"Sudah malam, istirahat dulu." kau mengingatkan aku. Seperti tidak ada apa-apa. Dan memang sebenarnya tidak ada apa-apa, aku saja yang melankolis. Penderitaan itu tak ada. ini hanyalah ujian. Sesungguhnya aku sudah bahagia. Empat windu pernikahan ini memang semestinya bahagia.

Selamat malam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun