Mohon tunggu...
Uut63
Uut63 Mohon Tunggu... Dosen - Pendidik UPGRIS

Sebagai seorang pendidik (sejak 1981), saya selalu ingin meningkatkan kualitas diri. terutama sebagai pribadi Muslim, saya sangat interest dengan berbagai ajaran yang mengajak ke jalan kebaikan, dan keselamatan dunia akherat. Di setiap tatap muka dengan mahasiswa, saya juga selalu mengingatkan akan hal ini. Di usia yang tidak lagi muda, saya ingin selalu bisa menebar kebaikan. Mudah-mudahan tidak saja bermanfaat untuk diri saya sendiri, tetapi juga untuk orang lain. Saat ini, saya sedang ingin membuktikan talenta pemberian Allah yang tidak saya sadari. Membaca, menyimak (mendengarkan dan memcermati), kemudian menuliskannya. Sesekali saya masih suka bergabung dengan teman, sahabat untuk menyanyi. Sembari menunggu anugerah Allah untuk bisa segera menuntaskan studi S3, saya ingin melakukan apa saja hal-hal yang bermanfaat. Setidaknya ini merupakan salah satu bentuk syukur pada-Nya. Semoga Allah ridla.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Ada Saja Alasannya

18 Januari 2023   23:56 Diperbarui: 19 Januari 2023   00:04 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

"Kendal?! Kenapa kamu tidak datang kemarin sore atau malam, mempersiapkan ujianmu! Saya tidak bisa menerima alasan kalian!"

"Betul, Bu. Saya tidak berbohong."

"Justru itu! Apa kamu tidak merasa bersalah?!"

"Sudah tahu mau ujian, La mbok ya inap di Kost teman apa pye..." Suara Bu Dekan sudah mulai melemah. Mungkin capai, dongkol, dan entah apa lagi. "Kalian boleh pulang, istirahat. Ujian ditunda!"

Saya sendiri heran, akhir-akhir ini ada saja yang disampaikan oleh Mahasiswa untuk menutupi kesalahannya. Belum hilang kesal karena batal menguji, sayapun harus berangkat sangat gasik agar tidak terlambat. Jam 06.00 saya sudah siap di Halte Trans.

"Maaf, Bu. Boleh mengganggu sebentar?"

'Ini lagi! ada apa dia pagi-pagi menemui saya?' suara batin saya tidak suka.

"Mau mengumpulkan jawaban, Bu. Kemarin waktu mau saya unggah, baru lebih 4 menit, sudah ditutup."

"Ini hari apa?!" Aku sudah pula tak tahan untuk bersuara. Keras pula. Mungkin masih terbawa suasana di Ruang ujian tadi.

"Rabu, Buk." Tenang sekali ia menjawab, seakan persoalannya adalah hal yang sederhana.

"Lo, aneh. Bukan ujian itu namanya. Senin ujian, kok jawaban baru disampaikan Rabu. Bok coba tempatkan dirimu di tempatku. Kamu kan juga Guru." saya merasa tidak perlu berteriak. Percuma. Hanya membuang energi, mengobarkan emosi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun