Mohon tunggu...
Herik
Herik Mohon Tunggu... -

Berperan dalam memberikan pengetahuan dan informasi kepada masyarakat yang jauh dari akses mendapatkan informasi dan barang material. bekerja untuk kemanusiaan, sosial dan keagamaan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bebas di Tanahnya Sendiri

19 Oktober 2011   13:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:45 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari Semenjak Tanah Papua bergabung dengan NKRI, begitu banyak sudah peristiwa yang terjadi dan meninggalkan kesan bahwa ada ketakutan yang dirasakan oleh Pemerintah RI karena papua Ingin Merdeka. Tuntutan Kemerdekaan Tanah papua bukan tidak beralasan..... ada fakta otentik dan bukti peninggalan yang ditinggalkan sejak Papua dijajah oleh Belanda. dan hal itu dipegang saat ini. tetapi rasanay Orang papua tidak diberikan ruang yang besar karena takut yang satu ini yaitu merdeka.

kita melihat setiap kali ada pertemuan akbar selalu saj diintervensi dan membuat orang papua semakin tak bisa bicara dinegerinya sendiri. dari konggres I, II, dan III tetap saja ada intimidasi. kebebasan berkumpul dan bersuara yang didengungkan oleh Undang-undang tidak dapat memberikan ruang yang baik bagi orang Papua. sehingga hal ini menjadi bahaya laten yang ditakuti oleh Indonesia.

tetapi jujur kalau hal seperti ini terus terjadi maka Zona damai yang didengungkan selama ini tidak akan bertahan.

Indonesia Negara yang mencintai damai tetapi kalau hal ini tidak dipegang maka kita akan berada pada suatu ujung kebuntuan yang akan membuat terjadi konflik vertikal dan horizontal yang berkepanjangan di Tanah Papua.

Indonesia selalu memakai cara-cara kekerasan untuk meredam setiap aspirasi rakyat Papua dan ini akan menajdi Bumerang bagi bangsa ini ke depan.

sehingga mari hadapilah Papua dengan kacamata damai dan terima apa yang menjadi keinginan rakyat jangan ditahan-tahan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun