Mohon tunggu...
Hari Supriyanto
Hari Supriyanto Mohon Tunggu... Operator - Drafter

Seorang drafter yang suka dengan kesenian Nusantara.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Contoh Teks Anekdot

29 Oktober 2024   15:31 Diperbarui: 29 Oktober 2024   15:48 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

SEKOLAH ONLINE 

Pandemi sudah berjalan dua tahun. Banyak siswa baru yang akan masuk jenjang sekolah baru. Termasuk juga Andi yang tahun ini akan masuk sekolah dasar untuk pertama kali. Tapi karena masih dalam keadaan pandemi sekolah di Indonesia masih diadakan secara online. Singkatnya, setelah ibunya mendaftarkan Andi ke sebuah sekolah dasar, pembelajaran online dimulai pada hari Senin. 

"Andi, ayo siap-siap. Pakai seragamnya. Sebentar lagi sekolah dimulai. Kamu pakai HP punya kakak,Ya," kata Ibu Andi dari dapur. 

Andi yang memang dikenal semangat ketika sekolah mendadak merengek ke Ibunya karena tidak dibelikan HP sendiri. Tapi ibunya mengatakan sekarang belum memiliki uang karena Ayah sudah lama tidak kerja. Untuk biaya hidup sehari-hari terpaksa kakak Andi ikut bekerja membantu kedua orang tuanya. Meskipun sedang menempuh kuliah, tapi hal itu tidak menyurutkan semangat kakak Andi.

Andi yang memang anak penurut akhirnya mengangguk dan mau melanjutkan pembelajaran online yang akan segera dimulai. 

"Kamu pencet yang ini, nanti ada Ibu guru atau Bapak guru yang akan mengajar," kata ibu Andi sebelum meninggalkan Andi menuju ke dapur. 

Sesampainya dapur, ibu Andi merasa lega akhirnya anak bungsunya sudah mulai sekolah. Terdengar suara Pak Guru yang sedang mengajar dan menyapa Andi. 

Keesokan harinya, Andi kembali berulah. Andi tidak mau memakai seragam ketika sekolah online. Andi mengatakan bahwa semua teman-temannya tidak ada yang memakai seragam putih merah seperti dia. Ibunya yang saat itu sedang pusing memikirkan beras di rumah yang sudah mau habis akhirnya memarahi Andi dan menyuruhnya segera memakai seragam. lagi-lagi, karena Andi memang dasarnya anak yang penurut akhirnya mau memakai seragam dan melanjutkan pembelajaran onlinenya. 

Keesokan harinya, Andi kembali berulah ia tidak mau lagi sekolah online. Andi mengatakan bahwa dia tidak bisa memahami apa yang dijelaskan oleh pak guru yang ada di HP. Andi menangis sambil mengatakan bahwa dirinya ternyata anak yang bodoh. Andi tidak mau sekolah lagi dan mau menyusul kakaknya bekerja. 

"Andi mau jadi youtuber aja kayak kakak," kata Andi merengek ke ibunya. 

"Sudah gak usah ikut-ikut kakak, toh kakaknya sampai sekarang belum dapat uang dari youtubenya. Andi tetep sekolah saja. Biar bapak sama ibu yang cari uang. Memangnya kenapa Andi tidak mau sekolah?" ibu Andi akhirnya tidak mau lagi memarahi anaknya.

 "Andi tidak paham apa kata Pak guru di sana. Andi gak ngerti. Andi juga diketawain karena pakai seragam sama teman-teman," kata Andi. 

Akhirnya karena penasaran dengan perkataan Andi, ibunya memeriksa HP yang dipakai Andi selama pembelajaran online.

 "Astaghfirullah. Ini bukan pembelajaran online SD, Ndi. Ini kelas kuliahnya kakakmu. Pantas saja kamu gak ngerti yang diajarkan Pak Gurunya," kata ibu Andi sambil memegang dahinya diikuti oleh gelak tawa dosen dan mahasiswa dari HP. 

"Maaf, Pak Dosen. Ini anak saya masih SD. Saya gak kuat kalau bayar kuliah lagi. Maaf, Pak Dosen," kata ibu Andi diikuti gelak tawa yang lebih keras lagi dari HP.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun