Mohon tunggu...
Ruslan H
Ruslan H Mohon Tunggu... -

Technology Enthusiast, sms : 0881-136-5932

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Saran untuk Jokowi Menyongsong Kilang LNG Masela

9 Mei 2016   17:41 Diperbarui: 10 Mei 2016   09:31 570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada pidato penutupan Indonesia Investment Week 2016, di JI Expo, Jakarta, Sabtu (7/5/2016), Jokowi mengatakan “Tolong 3 atau 4 tahun sebelumnya diantisipasi soal SDM. Jangan sampai pabrik jadi, institusi jadi, yang masuk orang daerah lain, dari negara lain, itu akan merugikan,”

Pidato ini mengingatkan pemda Maluku agar menyiapkan SDM sebelum infrastruktur terbangun. Menurut Jokowi, pelajar di daerah tersebut dapat mulai dididik untuk menguasai keahlian di sektor pertambangan.

Sebelumnya pada tangggal 23/3/2016 Jokowi sudah memutuskan untuk melakukan eksploitasi melalui skema kilang darat. Artinya PoD yang telah dibuat Inpex berdasarkan skema FLNG harus dirubah ke skema Onshore LNG Plant. 

Konsekuensi dari perubahan skema eksploitasi ini secara total merubah schedule awal. Inpex harus membuat PoD lagi dari nol. Scope of Work untuk OLNG sama sekali berbeda dengan FLNG. Tahapan yang masih harus dilalui adalah:

1. PoD (Plan of Development)

2. FID (Final Investment Decision)

3. FEED (Front End Engineering Design)

4. EPC (Engineering, Procurement, Construction)

5. Start Up

Tahapan tahapan yang harus dilalui ini masih memerlukan waktu panjang. Karena itu Start Up Kilang Masela kemungkinan baru bisa dilakukan pada tahun 2027 atau sebelas tahun lagi. Masih cukup waktu buat institusi pendidikan untuk menyiapkan SDM yang akan mengoperasikan kilang LNG Masela.

Dalam tiap tahapan tersebut di atas memerlukan tenaga kerja (SDM) yang spesifk. Untuk kilang Masela ini yang bisa diambil adalah tenaga kerja yang akan menjalankan kilang setelah start up (tahapan nomer 5). Ini adalah saat kilang sudah selesai dibangun. Diharapkan tenaga kerja dari Maluku bisa menjalankan kilang, setelah melalui pendidikan awal.

Pendidikan yang dipersiapkan ini haruslah yang tepat guna, bukan asal pendidikan abal-abal. Seperti dijelaskan oleh Jokowi yang menginginkan pelajar di daerah mulai didik untuk menguasai keahlian di sektor pertambangan. Kelihatannya ini salah arah. Kilang LNG merupakan fase downstream dari rangkaian eksploitasi gas, sebelum dikapalkan dalam bentuk LNG. 

Karena itu sebetulnya di kilang LNG kurang cocok diisi oleh ahli pertambangan. Justru keahlian dari bidang teknik lain yang sangat diperlukan seperti ahli mesin, elektro, instrumentasi, teknik kimia, teknik sipil, spesialis rotating machinery, metalurgi.

Mengantisipasi program pendidikan ini harus dilakukan dengan tepat guna.Jangan sampai universitas salah menduga arah. Akhirnya akan banyak lulusan prodi tertentu yang ternyata tidak match dengan kebutuhan tenaga kerja dari kilang LNG. Indonesia mempunyai banyak train LNG yang operasional. Ini bisa dipakai untuk studi dalam menentukan kebutuhan pendidikan dalam rangka supply tenaga kerja Kilang LNG Masela. 

Kesalahan antisipasi program pendidikan akan membuang uang secara sia sia. Selain itu akan membuat kecewa rakyat Maluku, karena program pendidikan yang disiapkan ternyata tidak cocok dengan kebutuhan kilang LNG. Ada baiknya pemda menyekolahkan ke kilang LNG yang ada unit pendidikannya. Di Bontang ada LNG Academy yang bisa digunakan untuk tempat menimba ilmu.

Tahapan bernomor 1 sampai 4 sebetulnya juga memerlukan tenaga kerja terdidik untuk menanganinya. PSC nantinya akan menenderkan pekerjaan EPC. Akan ada berbagai pekerjaan yang tercipta dan bisa dikerjakan rakyat Maluku jika memang memenuhi kualifikasi. 

Pekerjaan pemasangan pipa bawah laut memerlukan tenaga berpengalaman untuk menggelar subsea pipeline dari Blok Masela ke lokasi kilang. Nanti akan diperlukan tenaga penyelam (diver). 

Pekerjaan konstruksi kilang LNG akan memerlukan banyak welder dan radiographer. Pekerjaan bangunan sipil dan loading dock memerlukan banyak pekerja. Pekerjaan land clearing untuk penyiapan tapak pabrik perlu banyak tenaga untuk membabat hutan.

Dari potensi pekerjaan yang ada selama persiapan dan pembuatan pabrik LNG ini bisa diidentifikasi bagian bagian mana yang bisa diberdayakan untuk menciptakan tambahan lapangan kerja bagi rakyat Maluku.

Pekerjaan selanjutnya bisa tercipta jika Inpex memberikan konfirmasi untuk melaksanakan skema eksploitasi ini melalui FID. Karena itu pemerintah harus mengusahakan PoD dari inpex bisa selesai sesuai dengan jadwal. Seberapa bagus persiapan Indonesia untuk menyambut pengoperasian kilang LNG di Maluku, kalau FID akhirnya tidak investible maka rencana itu semua tinggal jadi pepesan kosong.

=== End

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun