Terakhir baru-baru ini muncul ide pengubahan bentuk gas menjadi cairan LNG dilakukan di atas kapal. Pabrik LNG ini diletakkan di atas kapal yang terapung di tengah laut, kapalnya dinamakan FLNG. Pioneer penggunaan teknologi bau ini adalah Australia yang digunakan untuk lapangan gas Prelude. Malaysia juga menggunakan untuk ditempatkan di lapangan Kanowit, offshore yang terletak 180 km dari Sarawak. Selain itu negara seperti Equatorial Guinea dan Mozambique juga berencana menggunakan FLNG ini.
Teknologi baru ini memang menarik perhatian. Gas yang dikeluarkan dari sumur langsung masuk ke kilang terapung untuk dijadikan LNG. Mereka memanfaatkan ini untuk mendapatkan keuntungan maksimal. Biaya pipeline bisa dihilangkan. Karena tidak perlu memasang pipeline, maka waktu yang diperlukan untuk onstream menjadi lebih pendek. Biaya abandonment untuk konstruksi offshore jika sumur sudah mati juga tidak ada. Betul-betul suatu pemikiran yang brilian.
Sayangnya penggunaan teknologi terbaru ini tidak selalu bisa diterima oleh semua orang. Ada alasan-alasan tertentu untuk menolak penggunaan teknologi ini. Akhirnya akan ada negara-negara yang berpikiran maju menggunakan teknologi baru. Sedangkan yang lainnya adalah negara-negara berpikiran jadul dan menolak teknologi baru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H