Konsorsium Untuk Pengelolaan Blok Mahakam
Pada berbagai lapangan migas terdapat karakteristik yang bisa berbeda beda antara blok migas yang satu dengan yang lainnya. Kesulitan penanganan untuk masing masing wilayah kerja ini pasti sudah menjadi pertimbangan dari Pertamina. Lapangan onshore relatif lebih mudah ditangani. Pada blok Mahakam ini selain terdapat sumur sumur di muara sungai yang , juga terdapat sumur sumur offshore yang terletak di laut dalam. Karena itulah jika Pertamina memutuskan untuk berpartner dengan Total adalah suatu hal yang wajar. Expertise dari Total pasti bermanfaat dan bisa dijadikan contoh untuk dipelajari. Membentuk konsorsium ini boleh boleh saja, tapi Pertamina harus jadi leader. Pertamina harus menjaga agar seluruh anggota konsorsium ini terbebas dari pihak pihak tertentu yang berusaha memaksakan kehendaknya. Kepentingan ekonomi dan politik bisa saja berusaha masuk kedalam lingkaran konsorsium dan melakukan intervensi. Jika ini yang terjadi maka tata kelola akan menjadi terdistorsi. Tujuan mulia untuk menjadikan Blok Mahakam bermanfaat untuk kepentingan rakyat tidak tercapai. Yang lebih berbahaya adalah efektifitas dan efisiensi dari konsorsium akan turun. Produksi migas juga akan terancam. Komitmen pengiriman LNG juga bisa tidak terpenuhi yang berakibat merugikan negara. Karena itu diharapkan Pertamina bersama kelompok konsorsiumnya mampu mengengelola dan bahkan mengembangkan Blok Mahakam ini untuk kemakmuran bangsa Indonesia tanpa intervensi ekonomi-politik tertentu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H