Â
         Jakarta- Mungkin malas dan tidak ada kerjaan sangat lekat dengan image sebagian mahasiswa. Rambut gondrong, celana bolong, datang siang, dan memiliki banyak waktu luang menyebabkan sebagian mahasiswa kerap lekat dengan image tersebut. Namun siapa sangka, para mahasiswa tersebut memiliki sisi kemanusiaan tersendiri yang luput dari masyarakat? Kemanusiaan tak hanya melulu soal simpati pada orang lain atau sesama. Kemanusiaan juga berhak didapatkan kepada diri sendiri.Â
Hari ini (Rabu,20 Februari 2019), seorang mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta membagikan kisahnya dalam menjalankan kemanusiaan. Â Rida (20) adalah seorang mahasiswa tingkat akhir yang rela membagi kisahnya dalam menjalani dua kehidupan sebagai mahasiswa sekaligus bartender di salah satu coffee shop ternama di kawasan di Jakarta Selatan.
"Berat memang, gimana sih orang nyangkanya kebanyakan mahasiswa malaslah, kerja cuma karena butuhlah,suka bolos kelaslah, tapi kalo masyarakat tahu ya tidak semua mahasiswa bolos kuliah hanya karena kesiangan atau bolos kok. Ada beberapa alasan lain yang membuat kita terpaksa berhalangan hadir ke kampus". Ujarnya saat ditanya mengenai tanggapan atas mahasiswa. Ia juga berkata bahwa dengan bekerja, ia tidak melulu mendapat pengalaman yang menyenangkan. Tambahan jam kerja menjadi duka paling utama saat bekerja. Hal ini menyebabkan jadwal seseorang yang sudah tertata menjadi berantakan.Â
Ditambah apabila ada kasus-kasus internal, dapat dipastikan tidak membutuhkan waktu lama untuk semua orang dilingkungan kerja tersebut mengetahuinya. "Sejujujurnya kalau dikatakan gimana rasanya saya harus membagi waktu kuliah dengan pekerjaan demi mendapatkan apa yang saya inginkan itu tidak mudah, apalagi saya ingin bisa S2 ke luar negeri. Jalan saya masih sangat panjang dan saya harap untuk kedepannya saya tidak akan bergantung kepada orang tua apalagi memberatkan mereka". Ucapnya diikuti dengan tawa.
Menjadi mahasiswa memang merupakan masa dimana seseorang memiliki banyak waktu luang. Pada masa itu pula hanya segelintir orang yang memperhatikan mereka. Pada masa ini pula seseorang diperkenalkan dengan arti kebebasan dunia yang sebenarnya. Setelah beranjak dewasa orang mulai memikirkann karir masing-masing dan hanya memperdalam hubungan yang mendalam dengan sedikit orang. Inilah yang memungkinkan memunculkan pemikiran akan kehidupan mahasiswa yang bebas, berantakan, dan memiliki waktu luang yang banyak.
Penulis : Hreeloita Dharma Shanti
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H