Mohon tunggu...
Hreeloita Dharma
Hreeloita Dharma Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

i'm human that want to be a human.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sisi Lain dari Image Malas Mahasiswa

20 Februari 2019   09:50 Diperbarui: 10 Maret 2019   17:09 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : www.catalystweekly.com

         

                 Jakarta- Mungkin malas dan tidak ada kerjaan sangat lekat dengan image sebagian mahasiswa. Rambut gondrong, celana bolong, datang siang, dan memiliki banyak waktu luang menyebabkan sebagian mahasiswa kerap lekat dengan image tersebut. Namun siapa sangka, para mahasiswa tersebut memiliki sisi kemanusiaan tersendiri yang luput dari masyarakat? Kemanusiaan tak hanya melulu soal simpati pada orang lain atau sesama. Kemanusiaan juga berhak didapatkan kepada diri sendiri. 

Hari ini (Rabu,20 Februari 2019), seorang mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta membagikan kisahnya dalam menjalankan kemanusiaan.  Rida (20) adalah seorang mahasiswa tingkat akhir yang rela membagi kisahnya dalam menjalani dua kehidupan sebagai mahasiswa sekaligus bartender di salah satu coffee shop ternama di kawasan di Jakarta Selatan.

Sumber foto : www.catalystweekly.com
Sumber foto : www.catalystweekly.com
Barista sendiri menurut www.wikipedia.com adalah sebutan untuk seseorang yang pekerjaannya membuat dan menyajikan kopi kepada pelanggan.13 bulan sudah dia menggeluti dunia barista sebagai pekerjaan sampingan. Selama menjalani pekerjaan ini, jadwalnya kerap makin sibuk . Membagi waktu menjadi salah satu masalah terbesar yang harus menjadi konsekuensi dalam menjalankan kedua hal ini. " suka banget sih jadi seorang barista karena bisa ketemu banyak orang dan mengasah bakat lain yang sebenarnya itu adalah hal yang tidak saya sukai seperti kopi" katanya waktu diwawancarai di kampus. Rida terpaksa bekerja sebagai barista karena ia tidak ingin memberatkan orang tuanya untuk dapat bisa banyak mengikuti pelatihan bahasa asing. Ia menuturkan dengan bekerja sebagai barista dengan gaji yang dapat dikatakan lumayan berkisar Rp.2.500.000 hingga Rp.3.500.000 tidak membuat ia masih dapat memenuhi kebutuhan atas keinginannya. Uang yang ia dapat harus ia bagi demi dapat mencukupi kebutuhannya juga sekaligus membayar kelas yang akan ia ikuti.

Sumber foto : www.hellosehat.com
Sumber foto : www.hellosehat.com

"Berat memang, gimana sih orang nyangkanya kebanyakan mahasiswa malaslah, kerja cuma karena butuhlah,suka bolos kelaslah, tapi kalo masyarakat tahu ya tidak semua mahasiswa bolos kuliah hanya karena kesiangan atau bolos kok. Ada beberapa alasan lain yang membuat kita terpaksa berhalangan hadir ke kampus". Ujarnya saat ditanya mengenai tanggapan atas mahasiswa. Ia juga berkata bahwa dengan bekerja, ia tidak melulu mendapat pengalaman yang menyenangkan. Tambahan jam kerja menjadi duka paling utama saat bekerja. Hal ini menyebabkan jadwal seseorang yang sudah tertata menjadi berantakan. 

Ditambah apabila ada kasus-kasus internal, dapat dipastikan tidak membutuhkan waktu lama untuk semua orang dilingkungan kerja tersebut mengetahuinya. "Sejujujurnya kalau dikatakan gimana rasanya saya harus membagi waktu kuliah dengan pekerjaan demi mendapatkan apa yang saya inginkan itu tidak mudah, apalagi saya ingin bisa S2 ke luar negeri. Jalan saya masih sangat panjang dan saya harap untuk kedepannya saya tidak akan bergantung kepada orang tua apalagi memberatkan mereka". Ucapnya diikuti dengan tawa.

Menjadi mahasiswa memang merupakan masa dimana seseorang memiliki banyak waktu luang. Pada masa itu pula hanya segelintir orang yang memperhatikan mereka. Pada masa ini pula seseorang diperkenalkan dengan arti kebebasan dunia yang sebenarnya. Setelah beranjak dewasa orang mulai memikirkann karir masing-masing dan hanya memperdalam hubungan yang mendalam dengan sedikit orang. Inilah yang memungkinkan memunculkan pemikiran akan kehidupan mahasiswa yang bebas, berantakan, dan memiliki waktu luang yang banyak.

Penulis : Hreeloita Dharma Shanti

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun