Mohon tunggu...
Hendra Rayana
Hendra Rayana Mohon Tunggu... -

Saya penggemar Musik Tradisional Indonesia terutama Gamelan Jawa dan Wayang Kulit, tetapi saya juga penggemar musik klasik barat, penggemar Beyonce, Charice, Whitney Houston, Tina Turner, The Beatles dan lain-lain. Saya punya prinsip, kalau kita ingin dihargai oleh orang lain atau negara lain, maka kita harus bisa menghargai orang lain atau negara lain. Dulu saya bekerja dibidang komputer mulai tahun 1969 - 1998 sebagai programmer dll, sekarang jadi m.c. saja (momong cucu) sambil ngotak-atik kompasiana, asyik lho... Profil saya selengkapnya dapat dilihat di : http://www.facebook.com/hrayana

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Bioskop Kompasiana Film #03: Sound of Music

24 Februari 2010   14:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:45 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

TELAH DIBUKA : BIOSKOP KOMPASIANA

Bioskop Kompasiana Film #03

SOUND OF MUSIC

Anda bisa request film gratis.....asal yang bermutu, asal jangan yang porno, asal ada di YouTube. Jam tayang: kapan saja bila anda sempat.

The Sound of Music: Film Musikal Keluarga Terfavorit Sepanjang Masa

Salzburg Austria di akhir masa keemasan tahun 1930-an (in the last golden days of the thirties). Film The Sound of Music ini dibuka dengan pemandangan kabut menyelimuti deretan pegunungan Alpen Austria. Berderet satu dengan lainnya, dan sambung menyambung elok berkilauan bagaikan untaian ratna mutu manikam. Sayup-sayup terdengar desiran angin. Mengetuk perlahan pintu dan jendela hati para pemirsa film klasik ini. Kabut pun tersingkap, nampak mantel salju berselang-seling melekat di puncak dan punggung pegunungan itu. Hari yang cerah dan indah. Terdengar pula kicau burung menawan. Kicaunya menyentuh relung kalbu, dan  merasuk ke dalam sukma. Nampak pula menjulang hijau pepohonan. Di punggung pegunungan, di atas bukit dan di lembah-lembahnya nan subur. Diapit bukit-bukit, mengalir sungai yang berkelok-kelok. Dan ada danau yang airnya terlihat diam. Tenang. Damai. Tenteram, namun menghanyutkan. Seperti halnya deretan atap-atap dan bentuk rumah warga di tepi danau itu. Di kejauhan, di sisi bukit dekat Biara Nonnberg pada sebuah dataran luas menghijau, seorang biarawati muda, Maria namanya, dengan penuh perasaan mendendangkan sebuah lagu: The Sound Of Music. Kumandang musik yang mengiringi alunan vokal bening Maria bagai menyentak kesadaran. Ia ungkapkan perasaan yang membuncah di dataran hatinya dalam lirik sebagai berikut: Selanjutnya kunjungi Dwiki Setiyawan's Blog dan The Sound of Music (film) Catatan kecil : Saya nonton film ini di Djakarta Theatre bersama mantan pacar saya sekitar tahun 1974-1975, jadi sudah 35 tahun yang lalu. Kini mantan pacar saya sudah menjadi isteri saya selama 35 tahun, dan kami sudah punya 2 anak dan 4 cucu, semuanya perempuan.

Sound Of Music 1/14

Sound Of Music 2/14

Sound Of Music 3/14

Sound Of Music 4/14

Sound Of Music 5/14

Sound Of Music 6/14

Sound Of Music 7/14

Sound Of Music 8/14

Sound Of Music 10/14

Sound Of Music 11/14

Sound Of Music 12/14

Sound Of Music 13/14

Sound Of Music 13/14

Sound Of Music 14/14

Index Artikel Kompasiana lainnya oleh Hendra Rayana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun