Mohon tunggu...
Hayunda Lail Zahara
Hayunda Lail Zahara Mohon Tunggu... Penulis - Author

Peramu rasa, peracik kata, pencipta nuansa

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Diary Perempuan Pejuang Energi

19 Juni 2024   15:25 Diperbarui: 19 Juni 2024   16:03 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mama Rovina mendemonstrasikan lampu tenaga surya kepada warga Lembata (Sumber: Kopernik)

Saya dengan Amirah dan Rizkiyatush tak sengaja bertemu saat kami sama-sama terlibat dalam suatu program kepemimpinan di tahun 2020 silam. Sependek ingatan saya, mereka termasuk delegasi termuda di antara 50 orang lainnya lintas nasional.

Amirah ini bisa saya katakan termasuk perempuan yang cerdik. Ia pernah bercerita, Diamond Barrier ini tak sengaja ia ciptakan lantaran kegemarannya bermain di sungai dekat rumahnya, Sungai Gending.

Sungai Gending memliki air yang jernih, aliran yang kontinu, dan tak pernah surut meski dihantam musim kemarau. Sehingga, banyak warga memanfaatkan air tersebut untuk mandi, mencuci, dan irigasi budidaya kangkung serta ikan air tawar.

Amirah yang saat itu tengah bersantai di gigir sungai dengan mencelupkan kaki mengamati bahwa ternyata aliran air yang dihambat oleh kaki berbeda dengan aliran yang tidak dihambat. Aliran air yang dihambat oleh kakinya terlihat membentuk pusaran-pusaran air. Ia kemudian bertanya-tanya, apakah dengan menambah penghalang pada salah satu kincir, maka arus aliran air akan fokus ke sisi lainnya sehingga dapat menghasilkan energi dalam jumlah yang optimal?

Potret Diamond Barrier sumbu vertikal rancangan Amirah dan Rizkiyatush (Sumber: Sekolah Assalam)
Potret Diamond Barrier sumbu vertikal rancangan Amirah dan Rizkiyatush (Sumber: Sekolah Assalam)

Dibantu dengan kawannya, Rizkiyatush, Amirah kemudian mewujudkan kincir air Diamond Barrier. Percobaan pertama mereka yang menggunakan sumbu vertikal menghadapi kendala lantaran sampah plastik seringkali menyumbat laju kincir.

Amirah dan Rizkiyatush tak kehabisan ide. Mereka lantas merotasi sumbu tersebut menjadi horizontal yang dinamai Diamond Barrier Savonius Helix Sumbu Horizontal. Sekarang, kincir air kedua mereka berhasil memasok listrik sebesar 500 watt dengan penyimpanan daya listrik (inverter) berkapasitas 6000 watt.

Diamond Barrier Savonius Helix Sumbu Horizontal (Sumber: ITS)
Diamond Barrier Savonius Helix Sumbu Horizontal (Sumber: ITS)

Kincir air ini ungkap Amirah, mampu beroperasi 24 jam penuh, tanpa bahan bakar, dan dapat diaplikasikan pada aliran air satu arah seperti sungai, dua arah seperti laut, atau bahkan selat sekalipun. Saat ini, sudah ada tiga rumah warga sekitar Sungai Gending yang dipasok listriknya dari kincir Diamond Barrier. Amirah hanya berharap kelak inovasinya ini dapat menembus bahtera yang lebih luas yakni daerah tapal batas lainnya yang belum terjamah atau sulit aksesnya akan listrik.

Mama Rovina, Ibu Tunggal yang Banyak Akal

Berbeda dengan dua pejuang energi sebelumnya yang memanfaatkan privilese keilmuan mereka untuk kemaslahatan masyarakat, kali ini kisah datang dari Mama Rovina yang berhasil membetulkan nasib keluarganya berkat menggunakan EBT.

Mama Rovina (Sumber: Kopernik)
Mama Rovina (Sumber: Kopernik)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun