Mohon tunggu...
Hayunda Lail Zahara
Hayunda Lail Zahara Mohon Tunggu... Penulis - Author

Peramu rasa, peracik kata, pencipta nuansa

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Berkah Gaya Hidup Minim Sampah

2 Februari 2024   11:12 Diperbarui: 2 Februari 2024   11:41 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tas rajut buatan sendiri. Bikin kece saat ke pasar (dokpri).

Manajemen sampah Indonesia sayangnya belum satu pintu dalam hal pemilahan sampah. Tapi, bukan berarti kita boleh pasrah dengan sampah tak terpilah dong!

Sampah organik yang terkumpul biasanya saya buat jadi eco-enzyme dan sisanya dikompos. Lumayan, bisa jadi pupuk buat tanaman saya. Ini nih melon balita yang tumbuh subur di kebun kecil saya. Rasanya manis sekali!

Melon berusia dua minggu (dokpri).
Melon berusia dua minggu (dokpri).

Lalu, ada sampah kaca baik dari bekas toples madu, botol sirup, dan pecahan kaca. Toples kaca bekas madu masih bisa saya gunakan kembali untuk menyimpan bubuk teh atau biskuit. Kalau botol sirup kaca dan pecahan kaca biasanya saya berikan pada tukang sampah keliling untuk dia tukar dengan uang. Kata beliau, sampah kaca cukup cuan!

Hal yang sama saya lakukan untuk sampah kertas. Berikan ke pengepul saja.

Sedangkan, demi menghindari sampah plastik, saya selalu membawa tas kain untuk mengemas belanjaan. Lihat deh, tas rajut saya ini bikin semangat beli buah tanpa sibuk nyampah, kan?

Tas rajut buatan sendiri. Bikin kece saat ke pasar (dokpri).
Tas rajut buatan sendiri. Bikin kece saat ke pasar (dokpri).

Kalau sudah memboyong tas kain, tumbler, mengutamakan refill, dan menjadi tim kokop (sebutan orang yang minum tanpa sedotan plastik), tapi masih ada sampah plastiknya ya solusinya adalah mencuci sampah plastik hingga bersih dan kering lalu menyalurkannya pada waste manager atau bank sampah terdekat untuk didaur ulang. Di kota saya, sampah plastik biasa diolah menjadi alas salat saat lebaran. Di Lombok lebih kreatif lagi, dijadikan anyaman topi dan tas yang cantik.

Terus, untuk barang-barang elektronik yang sudah mulai soak bagaimana? Itu kan limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun).

Untuk gadget biasanya saya pakai prinsip tukar tambah, bisa di toko resminya atau melalui marketplace. Nah, kalau baterai bekas, bola lampu, mainan remote kontrol anak, charger, laptop, dan alat penanak nasi yang rusak bisa diolah melalui start-up E-waste RJ. Simpel, ya?

Selain perjuangan hijau saya yang bersifat kemandirian pribadi, ada aksi hijau konsisten yang dilakukan oleh Elnusa Petrofin perusahaan penyedia energi di nusantara. Sepanjang 2023, Elnusa Petrofin telah menanam 37 hektar pohon, menebar 4.490 bibit mangrove, menyediakan ruang terbuka hijau, dan membantu penyebaran literasi iklim bagi masyarakat dari Sabang sampai Merauke. Menuju nol emisi tahun 2060 yang semoga datang lebih cepat, harapannya Elnusa Petrofin juga dapat bertransisi ke arah energi bersih baik melalui diversifikasi produk maupun dengan membangun pangkalan energi terbarukan ya!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun