BPA atau Bisphenol AÂ adalah bahan pembuat plastik untuk kemasan pangan dan juga bahan pengikat warna (dye-fixing) pada bahan tekstil berbasis plastik. BPA ada di mana saja? Pada botol susu bayi, wadah makanan plastik, air minum kemasan, makanan kaleng, tekstil berbahan poliester, poliamida, dan nilon.
Agak sulit memang membuktikan bahaya plastik seketika itu juga selain dari selokan rumah saya yang sering mampet. Namun, tahukah kamu bahwa BPA dan mikroplastik (partikel plastik berukuran kecil) yang tertelan oleh manusia bisa membentuk zat berbahaya bernama xenoestrogen. Apa itu?
Xenoestrogen adalah estrogen palsu yang akan memicu produksi berlebih estrogen dibandingkan baseline normal di dalam tubuh. Akibatnya, tubuh bisa mengalami gangguan hormon berupa pubertas dini, nyeri haid (endometriosis), kemandulan, gangguan sistem saraf, anak terlahir ADHD, autisme, bahkan penyakit autoimun yang marak diidap saat ini.
Berkah Gaya Hidup Minim Sampah
Ingat bahwa setiap produk apapun bahannya mempunyai dampak ekologis. Dengan gaya hidup minim sampah, kita tak hanya membantu mengurangi jumlah limbah, melainkan juga menebus dampak ekologis pada setiap tahapan pembuatannya.
Ibarat mengenakan payung. Payung tidak dapat menghentikan hujan, tetapi dengan payung, tubuh kita terlindung dari terkena basah.
Oleh karenanya, saya ingin menjadi konsumin (konsumen minimalis) yang dapat menjaga lingkungan dari limbah domestik semampu saya. Yuk, ikuti kiat-kiat saya!
Membuat Sabun Alami
Ketika saya belum mampu membuat instalasi daur ulang grey water yang memadai di rumah, maka artinya saya mesti menghentikan sampah itu dari sumbernya. Kini, saya beralih ke produk sampo alami buatan sendiri.