Mohon tunggu...
Harry Ramza
Harry Ramza Mohon Tunggu... -

Harry Ramza adalah pekerja bidang pendidikan di lingkungan Muhammadiyah pada saat ini. Pengalaman di lingkungan pelabuhan laut dan industri elektronika serta tuntutan hidup, kembali mengambil keputusan sebagai pelajar. Pelajar yang dimaknakan sebagai seseorang yang hanya belajar tanpa mengerjakan pekerjaan lain sementara keperluan lain mesti dipenuhi.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Penggunaan "Bahasa Indonesia" atau "Bahasa Indonesia Slanga"

2 November 2012   23:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:03 732
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada saat ini atau sampai bulan November 2012 sinetron Indonesia sangat banyak ditayangkan televisi Malaysia bagi yang berlangganan TV ASTRO. Jadwal tayang biasanya disiarkan pada waktu pagi hari atau sekitar jam 11.00 waktu setempat. Mulai dari artis Dude Herlino dan Naysila Mirdad, Meriem Bellina, Christian Sugiono, Anwar Fuadi hingga Vicky Burky dan sebagainya. Ketika berdiskusi dengan rekan sejawat melihat film tersebut disebuah kantin, maka dua kawan bertanya, "Pak!, bahasa Indonesia sekarang macam berubah la !, Apakah bahasa Indonesia yang dicakapkan macam tu!", "kita dah tak paham langsung".

Apa yang dapat diterangkan pada khalayak penonton di sekitar KL, Malaysia., saya hanya dapat menjawab sepengetahuan saja; "Oh bukan ! itu bukan bahasa Indonesia melainkan bahasa Indonesia campur dengan bahasa kaum muda di Jakarta atau biasa orang menyebutnya Bahasa Slanga (Slang Words/language)". Dan mereka menjawab "Oh macam itu, tapi bagus saja sehingga semua orang boleh bercakap dengan style masing2",...

Tapi maklumlah rekan sejawat ini, sangatlah paham dengan bahasa Indonesia atau Bahasa Melayu Indonesia karena rekan ini dari urutan kakek adalah orang Melayu Riau Kepulauan. Dan saya sedikit paham, karena sepengetahuan yang terlihat selama ini bahwa bahasa Slanga didalam televisi Malaysia tidak digunakan (walaupun dalam sinetron Malaysia). Dialek bahasa Melayu sangat beragam, mulai dari Kelantan berada di utara sampai dengan Johor selatan semenanjung Malaysia. Gaya bahasa, kiasan kata dan tata bahasa yang sama, hanya saja dialek yang berbeda, orang Malaysia dan orang Kampar, Pelalawan dan sekitarnya  menggunakan e lemah, orang minang, palembang dan Jambi menggunakan o, jika kalimat yang berakhir dengan konsonan a. Mulai dari pemendekan kata sampai dengan cengkok ucapan yang sama.

Dari pengamatan saya kepada rekan sejawat ini, sangatlah faham dia harus memutar otaknya untuk dapat mengerti maksud dari perkataan bintang sinetron. Karena telah terfikir dengan waktu yang lama, maka rekan ini bertanya kembali, "Pak !, kenapa bahasa Indonesia, tidak menggunakan bahasa Indonesia yang tertib....., sehingga orang disini pun faham apa dia maksud,...". Dengan jawaban seadanya sayapun menjawab, kalau tertib menggunakan itu berarti Bahasa Daerah berarti Bahasa Melayu, ..., Indonesia  itu banyak bahasa bukan banyak Dialek, jawab saya dengan tangkas dan tak mau kalah.

Saya terus perhatikan apa yang rekan sejawat saya maksudkan, tanpa menyakiti dan merendahkan lawan bicara, saya katakan; "itulah bahasa Indonesia dimana bahasa Melayu harus dicampur dengan bahasa Jawa, bahasa Sunda, bahasa Bugis, bahasa Ambon, bahasa anak muda, bahasa Slanga dan lainnya". Apa yang rekan sejawat tangkap, beliau langsung menangkap pembicaraan jawaban penerangan saya dengan berucap; "Pak, saya macam dah boleh berkata, bertutur gaya Jakarta lah....." . Apa itu! dengan nada bertanya saya kepada rekan., dengan gaya rekan saya yang mantap dan beranjak dari kursi seraya berdiri; "Oke lah pak, habisin minumin bapak'in, karenain sebentarin lagiin nak hujanin, nantiin badanin kitain sakitin................".

Saya hanya tertawa, sambil berjalan pulang ke rumah dan dalam pikiran saya boleh juga itu bahasa,,hmmm. Dari teringat ucapan sejawat rekan saya, barulah saya mengerti bahwa sinietron tersebut, salah satu artis menggunakan akhiran "IN", dengan ucapan kalimat perintah "Matiin lampu itu .......!, dan kata lainnya, ".....makanin kue itu,,,,,,,,,dan kamu antarin surat......".Sampai ketemu rekan sejawat ini pun dia selalu menggunakan ucapan "IN", sambil menyapa saya dengan perkataan: "Halo, apain kabarin bapakin,? sehat-sehatin,....!". Wahaaa (sambil tersenyum),. antum bisa saja., itu bahasa tak benar.

Dalam perenungan saya, dua tahun setengah tinggal di semenanjung Malaysia, saya sudah tertinggal dalam penggunaan bahasa Slanga atau bahasa Indonesia style jakarta. Dan saya sendiri menjadi tak memahami dan memisahkan bahasa formal dan bahasa akademik. "Apakah sekarang menjadi fenomena, menggunakan bahasa Slanga dalam media resmi di Jakartak.... Saya pun menjadi bertanya-tanya bahasa merupakan identitas bangsa, terkadang kita dengan bangga mengatakan bahasa Indonesia sudah dikenal orang banyak tetapi timbulnya pertanyaan bahwa" banyak orang Indonesia tidak memahami penggunaan bahasa Indonesia sendiri atau "Saya Sendiri Sudah Serabut Dalam Menggunakan Bahasa Karena Selalu tinggal didaerah yang berbeda-beda bahasa lokalnyanya. Serta saya pun menjadi tidak percaya diri, "Apakah bahasa Indonesia saya sudah benar dalam tulisan ini ?,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun