Apa lagi setelah itu Ronaldo juga kembali turut mengetarkan gawan Buffon. Tentunya gol itu menjadi pukulan telak dan menambah derita abak asuh Alergi ini. Tidak hanya sampai disitu musibah berikutnya pun terjadi sepuluh menit menjelang akhir laga. Yaitu kartu merah bagi Juan Cuadrado yang kalau mau jujur kalau dilihat dari tayang ulang. Sesungguhnya Cuadrado hanya mendorong pelan Ramos namun sang kapten Madrid tersebut sepertinya ber 'acting' bak seorang actor film sehingga membuat wasit mengusir Cuadrado keluar dari lapangan pertandingan.Â
Tentu saja hal itu semakin melukai mereka dan terbukti setelah itu menjelang menit (90) akhir pertndingan Madrid kembali membuktikan dominasinya melalui gol penutup Marco Asensio. "Kami mampu mencetak gol balasan, tapi di babak kedua Real Madrid memang bermain lebih baik," kata Alves mantan pemain Barcelona yang kini membela Juve.
Kegagalan Juve kali ini jujur sedikitnya menimbulkan 'keanehan' tentunya bagi para juventini karena seperti yang kita ketahui  'La Vecchia Signora' sejak di fase grup hingga babak final mereka begitu superior mencatat sembilan clean sheet, hanya kebobolan tiga gol saja. Bermodalkan Statistikt itulah mereka meyakini tim kesayanganya memiliki modal kuat untuk meladeni Madrid.
Tapi apa yang terjadi kemudian adalah tembok pertahanan Juventus yang dikenal solid itu, akhirnya hancur lebur berantakan dihantam Madrid. Tak tanggung-tanggung Madrid mempermalukan Juve kalah dengan empat gol. Kehilangan satu pemain akibat kena kartu merah, tentu saja tidak bisa dijadikan pembelaan bagi Juve penyebab dari kekalahan mereka. Suka atau tidak suka mereka memang faktanya kalah telak 1-4.
Sekadar catatan kekalahan 1-4 ini menjadi kekalahan terbesar bagi Bionconeri dari semua kompetisi yang mereka ikuti di sepanjang musim 2016/2017 ini. Kekalahan terbesar sebelumnya mereka alami saat kalah 1-3 dari AS Roma dan Genoa di kompetisi Serie A Italia.
Jadi sekali lagi melihat fakta itu, Â harus diakui walau dengan bermodalkan performa yang luar biasa itu, terbukti itu saja tidak cukup untuk membawa Juventus menjuarai Liga Champions 2016-2017 ini. Real Madrid lah tim yang jelas-jelas menghancurkan impian mereka.
Tak bisa disangkal Cristiano Ronaldo menjadi bintang kemenangan Madrid 4-1 lewat golnya masing-masing di menit ke-20 dan ke-64. Dua gol itu bukan hanya membawa Real Madrid juara Liga Champions, tapi juga sekaligus membawa Ronaldo menjadi topskorer Liga Champions musim ini dengan 12 gol. Ia juga mencatakan dirinya sebagai pencetak dua gol partai puncak setelah Milito (Inter Milan) pada 2010.
Dua gol itu juga menambah pundi Gol Ronaldo menjadi 600 gol disepanjang kariernya sejak tahun 2002 silam. Pencapaian itu mulai dari level klub sampai ke tim nasional, masing-masing 406 gol di Madrid, 118 gol di Manchester United, lima gol di Sporting Lisbon, dan 71 gol untuk timnas Portugal.
Ronaldo juga jadi pemain pertama yang membuat gol di tiga final berbeda setelah di 2008 dan 2014. Sebelumnya hal yang sama juga dicapai oleh Clarence Seedorf dan Andres Iniesta yang punya empat trofi Liga Champions. "Saya menjawab kritik lewat performa di lapangan. Orang-orang yang mengkritik saya lagi-lagi harus kecewa,"Â dan menambahkan "Ini luar biasa. Lagi-lagi musim yang menakjubkan. Menuntaskan musim sebagai juara Liga Champions dan rekor..saya sangat senang,". ujar RonaldoÂ
"Kami tim pertama yang memenangi Liga Champions dua kali beruntun dan saya mencetak dua gol. Satu rekor lagi, para pemain pantas mendapatkannya dan begitu saya yang sudah bikin dua gol serta jadi topskorer Liga Champions," tutupnya.