Mohon tunggu...
Hery Syofyan
Hery Syofyan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Banyak baca dapat menambah cakrawala pola pikir kita....suka bola & balap..

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Berkaca dari Kasus Andri Syahputra yang Menolak Panggilan Timnas U-19?

27 Maret 2017   15:58 Diperbarui: 28 Maret 2017   02:47 4386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto : Pandit Football Nama Andri Syahputra (lingkaran merah) dicantumkan sebagai pemain yang berkewarganegaraan Qatar

Dalam beberapa hari belakangan ini nama Andri Syahputra ramai jadi bahan perbincangan publik terkait denngan berita penolakannya dipanggil untuk mengikuti seleksi timnas Indonesia U-19 yang dipersiapkan untuk tampil di Piala AFF U-18 2017 di Myanmar, 4-17 September nanti. Dikatakan bahwa orang tua Andri, Agus Sudarmanto yang menyampaikan penolakannya terhadap panggilan PSSI tersebut.

Penolakan tersebut akhirnya menimbulkan polemik berkepanjangan, dan mulai melebar kemana-mana. Sampai-sampai muncul sebuah usulan yang ‘maaf’ kelihatan konyol dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) kepada PSSI agar Andri dimasukan ke ‘daftar hitam’ Wow ?

Padahal kalau kita ikuti dari pemberitaan yang ada alasan penolakan orang tua Andri tersebut mengatakan adalah masalah pendidikan dan masa depan Andri. Ia juga menjelaskan jika dalam hal ini, PSSI dan juga masyarakat Indonesia gagal paham terkait cerita dibalik penolakan tersebut. “Saya tidak pernah clarified (klarifikasi) ke PSSI soal penolakan. Karena urusan ini, sudah di-take over (diambil alih) oleh QFA (Federasi Sepak Bola Qatar) dan club (Al Gharafa SC). Penolakan pasti ada sebabnya,” kata

Hal ini tentu berbeda dengan apa yang menyebabkan polemik ini sampai terjadi. Pertama kali di ungkapkan penolakan ini disampaikan oleh direktur media dan hubungan internasional PSSI Hanif Thamrin yang mengatakan "Saya sudah menerima respons dari bapaknya Andri, intinya dia minta untuk tak dibahas lagi soal anaknya ke timnas," dan menambahkan "Saya dapatkan pernyataan itu dari kawan saya yang sudah bisa berkomunikasi langsung dengan bapaknya Andri. Karena ketika saya hubungi, baik melalui surat resmi ke pihak akademi maupun telepon langsung ke bapaknya tak pernah dijawab," tambahnya. di sini

Orang tua Andri seperti yang diberitakan, menceritakan kronologi dari undangan PSSI tersebut. Ia menceritakan sempat di hubungi oleh Farina dan Marco dari PSSI mengenai adanya rencana memanggil Andri. Sehari setelah itu, PSSI mengirim undangan melalui email ke QFA, klub, dan juga Agus. Setelah itu ia mengaku dipanggil oleh QFA dan diberikan penjelasan yang cukup panjang.

“Saya disodori draf surat dan disuruh membaca. Isinya panjang. Yang saya ingat underage (Andri masih di bawah umur) dan masih pelajar. QFA bilang surat akan dikirim ke klub. Dari klub dikirim balik ke QFA. Finalnya, QFA akan mengirim surat (tersebut) ke FIFA (Federasi Sepak Bola Dunia). Lalu mengirim surat (tersebut) ke PSSI,” lanjut Agus.

Agus juga menegaskan bahwa alasan utama nya adalah tentang pendidikan Andri. Ia tidak ingin anaknya putus sekolah karena harus menjalani pemusatan latihan hingga menjelang kejuaraan yang waktunya pasti tidak singkat. “Saya bilang, tidak memenuhi undangan karena pendidikan. Dan tanpa Aspire Academy (tempat Andri bersekolah saat ini) dan klub, Andri tidak akan jadi pemain bola profesional seperti sekarang ini. Dan Andri tidak pernah masuk SSB (Sekolah Sepak Bola) di klub di Indonesia,” jelasnya.

sumber foto : Banjarmasin Post - Tribunnews.com
sumber foto : Banjarmasin Post - Tribunnews.com
Dari uraian diatas semua menjadi terlihat jelas apa sesungguhnya yang terjadi terkait dengan pelemik ini yang seharusnya tidak berkepaanjangan dan sampai menimbulkan kecaman dari para netizen yang dibumbui lagi dengan ancaman kemenpora.

Kalau mua jujur persoalan membela kewajiban membela timnas seperti yang disampaikan Sekretaris Kemenpora, Gatot S Dewa Broto, yang sampai-sampai meminta PSSI untuk melakukan blacklist kepada Andri Syahputra tersebut dengan mengatakan. "Kita lihat di Eropa, sehebat apapun pemain itu dia pasti patuh kepada negaranya," dan menambahkan "Lagi pula masih banyak pemain-pemain yang bagus di Indonesia," kata Gatot di Kantor Kemenpora, Jumat (24/3/2017).

Jujur tentu ini menjadi lucu, empat tahun yang lalu sekitar tahun 2013 hal yang sama pernah terjadi dan malah dilakukan secara ‘berjamaah’ oleh para pemain senior Indonesia, si sini terlepas dari waktu itu ada masalah dualisme kepengurusan pssi waktu itu, kalau kita mau bicara bakti kepada negara? Bisa apa PSSI dan Kemenpora waktu itu? Tidak ada yang bisa di lakukan selain dari hanya ‘ngoceh’ di media, sementara Nil Meizar sang platih berusaha sekuat tenaga berjuang bersama pamain dan kekuatn yang ada.

Belkanag persoalan penolakan itu melebar ke persoalan jaminan cidera pemain yang dikeluhkan orang tua Andri, PSSI berkilah waktu Andik Vermansyah mengalami cidera semua ditangung PSSI, Seperti yang dikatakan oleh Sekjen PSSI Ade Wellington sebelumnya bahwa PSSI tidak pernah melepas tanggung jawab. "Tidak.. tidak, Andik (Vermansah) kemarin cedera kami bantu kok," ujar Ade beberapa waktu lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun