Dua hari yang lalu, Rabu (22/3) UEFA melalui situs resminya mengeluarkan keputusan bahwa kontestan Serie A. Italia mulai musim kompetisi 2018-2019, akan kembali diwakili oleh empat tim di Liga Champions.
Jadi dengan demikian Klub yang finis di posisi empat teratas pada klasemen akhir Serie A mulai musim 2017-2018 ini akan langsung lolos ke babak fase grup Liga Champions.
Memang sejak musim kompetisi 2012/2013 lalu, nilai koefisien dari Serie A Italia menurun sehingga akhinya disalip oleh Bundesliga, Jerman. Akibatnya Italia hanya bisa mengirim tiga wakilnya di pentas antar klub terakbar di benua biru ‘Eropa’ tersebut.
Dari tiga wakil itupun hanya dua klub (peringkat satu dan dua) yang bisa langsung lolos ke fase grup, sedangkan peringkat ketiganya harus melalui tahap babak play-off.
Dari catatan yang ada terakhir kalinya Serie A, Italia berhasil memuncaki daftar koefisien liga UEFA ini adalah pada masa atau periode tahun 1990 hingga 1999 silam. Namun walupun begitu Italia tercatat dalam sejarah liga champions ini karena mereka sudah pernah mengirimkan 27 finalis ke Liga Champions (terbanyak), sebelum akhirnya disamakan oleh Spanyol yang dalam tiga musim terakhir berhasil menyumbangkan tiga gelar juara dan dua runner-up.
Performa buruk klub-klub asal Italia itulah yang akhirnya berimbas pada menurunnya koefisien kompetisi mereka di peringkat UEFA. Sehingga mereka akhirnya dapat di geser oleh Bundesliga Jerman yang naik ke urutan ketiga, pada akhir musim 2010-2011 dan Italia tergeser ke posisi empat, yang Imbasnya kepada jatah empat pesertanya harus dikurangi menjadi tiga klub saja.
Perhitungan Koefisien yang membuat Italia kembali ke habitatnya ini didasarkan pada peringkat negara-negara dari musim 2012-2013 sampai 2016-2017. Adapun sistem penghitungan per negara itu mengacu pada performa klub-klub di kompetisi antar klub Eropa, Itulah yang membuat Spanyol, Jerman, Inggris, dan Italia, musim depan 2018-2019 sama-sama mendapatkan empat tiket otomatis ke fase grup tanpa melalui babak play-off.
Sementara itu, bagi Perancis dan Rusia yang hanya menghuni peringkat 5-6 dalam tabel koefisien UEFA tersebut hanya berhak mengirimkan tiga tim. Dua klub teratas di liga masing-masing lolos otomatis ke fase grup dan peringkat ketiganya harus berjuang di tahap kualifikasi.
Peringkat 7-10 Portugal, Ukraina, Belgia, dan Turki, berhak mengirim dua wakil di Liga Champions, satu klub otomatis lolos ke fase grup sementara yang satu lagi harus melewati babak playoff.
Peningkatan signifikan nilai koefisien Juventus terjadi pada musim lalu (2015-2016). Walau mereka hanya menempati peringkat ke sembilan koefisien UEFA. Namun mereka berhasil mencapai babak final Liga Champions 2015.
Hal itulah yang menjadi faktor utamanya yang membuat Juve naik signifikan ke posisi ke lima di muim 2016-2017 ini menyalip Chelsea, Benfica, Paris Saint-Germain dan Borussia Dortmund.
Dengan pencapaian Juventus yang kembali masuk babak perempat final Liga Champions 2016-2017 ini. Maka tentu dengan senirinya nilai koefisien Juventus di musim depan bisa diprediksi kemungkinan besar akan tetap berada pada posisi yang aman berada diposiinya.
Borneo 24 Maret 2017
Salam Olah Raga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H