Berikutnya Essien terpilih menjadi pemain termuda pada Piala Dunia Yunior 2001. Untuk timnas senior, ia baru menjalani debutnya pada turnamen Piala Afrika 2002. Selanjutnya Essien juga terdaftar menjadi bagian dari skuad Piala Dunia Ghana pada 2006 dan 2014.
Essien menjalani karir profesioanlnya per juli 2000 bergabung bersama tim Bastia Pranscis, 2002-2003. Tampil apik bersama Bastia, Essien dibeli oleh Olympique Lyon (2003-2005), Lyon saat itu menjadi penguasa Liga Perancis. Karena bermain tak kenal lelah, dia pun kala itu mendapat julukan "Si Bison". Essien tampil dalam 71 laga dari 76 total pertandingan dua musim di Ligue 1. Essien berhasil mengantarkan klubnya menjadi juara liga pada 2003-2004 dan 2004-2005 plus dua trofi Piala Super Perancis.
Selanjutnya Essien meneruskan karirnya Bersama Chelsea (2005-2014), Di Chelsea, Essien mencapai puncak keberhasilannya sebagai pesepak bola. Essien sempat meraih gelar juara Liga Champions Eropa 2012, kemudian dua gelar Liga Primer pada 2006 dan 2010, dan empat trofi Piala FA pada 2007, 2009, 2010, 2012, serta satu Piala Liga pada 2007, dan Community Shiel (Piala Super Inggris) 2009.
Seusai mengantarkan Chelsea menjuarai Liga Champions, Berikutnya Essien sempat dipinjmkan Chelsea ke Real Madrid (2012-2013) dan bergabung kembali bersama mantan menejernya Mourinho. Namun sayangnya bersama Real Madrid, dia tak sekali pun mengangkat trofi.
Setelah itu Essien bergabung dengan AC Milan (2014-2015). DI Ac Milan ini Essien hanya sempat bermain 20 kali saja di Serie A dan juga tak sekali pun ia mencetak gol. Berikutnya per 2 Juni 2015, dia dikontrak dua musim oleh klub Yunani, Panathinaikos. Namun, cedera membuat dia gagal menunjukkan performa terbaiknya dan baru menjalani debut pada 21 November 2015, Essien hanya bertahan satu musim di Yunani akhir musim 2016, dia dilepas oleh Panathinaikos.
Sejauh ini seperti diberitakan Essien memang mengalami penurunan di level tertinggi sepakbola karena masalah cedera. Klub terakhirnya pun memutus kontrak mantan pemain Chelsea itu karena terus berkutat dengan cedera. di sini . Namun tiba-tiba kemaren 14 Maret 2017, Essien yang sudah menganggur lebih dari enam bulan ini  bergabung dengan Persib Bandung dalam persiapan menghadapi Liga 1. Menurut info yang beredar di media manajemen Persib akan mengntrak Essien lebih dari satu tahun dan akan berkostum no 5. Yang menarik saat ini ternyata ‘Essien Effect’ telah terjadi sejak ia diumumkan secara resmi bergabung dengan Persib Bandung. pemesanan jersey orisinal bernama Essien pun menjadi laris manis.
Tentu kita semua harus mengakui bahwa Michael Essien memang adalah salah satu gelandang bertahan yang malang-melintang bermain di liga paling ketat di Eropa. Belum lagi ia juga pernah memperkuat timnas Ghana di ajang sekelas Piala Dunia. Dengan demikian tentu ia memiliki karir sepakbolanya bisa dibilang sangat luar biasa.
Apa lagi kalau kita melihat ke data di laman Transfermrkt, nilai Michael Essien pasca dilepas oleh klub Yunani tersebut berada dalam kisaran 800.000 euro atau seharga Rp11 miliar., Dengan harga yang lumayan tinggi buat ukuran Indonesia dan populeritas Essien di dunia sepakbola, tentu pertanyaannya; apakah Persib sudah benar-benar membutuhkan sosok seorang Michael Essien? Walau untuk ini Persib memang bias dikatakan klub yang mampu secara financial. Jawabannya tentu bisa ‘iya’, dan bisa juga ‘tidak’
Kalau dilihat dari sisi finansial, jelas Persib sedang berjudi menginvestasikan dananya miliaran rupiah, hanya untuk merekrut seorang Essien. Tapi untuk itu tentu manajemen Persib telah lebih dahulu memperhitungkannya dengan matang baik itu untung ataupun ruginya. Setidaknya manajemen tentu telah memprediksi dari berbagai kemunggkinan kerugiannya dan kegagalannya yang akan terjadi nanti.
Sebagai klub sepakbola ‘professional’ sudah barang tentu Persib melihatnya dari sisi potensi keuntungan yang akan diraih seiring dengan kesuksesan klub akan kehadiran pemain bintang sekelas Essien ini. Apa lagi jika rekrutan ini sukses, tentu pemain dunia lain takan mulai melirik Persib pada khususnya dan Liga Indonesia pada umumnya. Siapa yang tak ingin melihat banyak pemain dunia yang merumput di klub Indonesia?