Mohon tunggu...
Hery Syofyan
Hery Syofyan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Banyak baca dapat menambah cakrawala pola pikir kita....suka bola & balap..

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Melihat Keseriusan PSSI Mengapai Target Peringkat FIFA

13 Maret 2017   23:48 Diperbarui: 14 Maret 2017   00:09 1436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkembangan persepakbolaan di berbagai Negara di dunia ini memang tidak terlepas dari pantauan federasi sepakbola dunia FIFA, terutama sepakbola pada Negara-negara yang menjadi angotanya yakni 205 negara. Pantauan dilakukan pada semua pertandingan dan kompetisi bergengsi yang diikuti angotanya, Hal itu menjadi salah satu faktor bagi FIFA dalam menentukan peringkat Tim Nasional dari sebuah Negara.

Indonesia yang bisa dikatakan negara yang baru saja terbebas dari sanksi FIFA dan kembali bias berlaga di even international. Per bulan maret 2017 ini ada di peringkat ke 167 dari semua Negara anggota FIFA. Sebelum ini tahun 2015 silam Indonesia pernah anjlok sampai ke posisi 179 dunia.

Namun kini posisi Indonesia kembali berangsur-angsur, merangsek naik ke posisi yang lebih baik. Apa lagi setelah terbebas dari sanksi, Indonesia sempat tampil mengejutkan dalam ajang Piala AFF 2016 lalu. Indonesia ternyata berhasil melaju sampai ke babak Final walau akhirnya harus mengakui keunggulan Thailand yang tampil sebagai juara pada piala AFF 2016 tersebut.

Bulan Desember tahun lalu (2016) Indonesia masih berada di posisi ke-171, kemudian di bulan januari 2017 kembali sempat melorot ke posisi 173, beruntung pada bulan Februari Indonesia kembali naik ke posisi 169. Saat ini menurut daftar bulan Maret 2017 Indonesi ada di posisi ke 167 dunia. Di bawah Filipina (124), Thailand (127), Vietnam (136), Malaysia (161), dan Singapura (163). Indonesia hanya unggul dari Myanmar (172), Laos (173), Kamboja (173), Brunei Darussalam (184), dan Timor Leste (194).

Meskipun hasil yang sudh dicapai memperlihatkan perkembangan yang cukup baik karena baru saja bebas dari sanksi dan kembali dapat berlaga di kompetisi internasional, Namun, peringkat Indonesia tersebut tentu bisa saja terancam kembali merosot karena memang Indonesia tidak tampil di berbagai turnamen resmi FIFA seperti kualifikasi Piala Asia 2019 dan Piala Dunia 2018.

Indonesia memang tidak turut berlaga pada pertandingan kualifikasi Piala Asia 2019 dan Piala Dunia 2018 tersebut, karena sudah telanjur dicoret akibat dari sanksi FIFA 31 Mei 2015 lalu. Padahal waktu itu undian untuk ke ikutsertaan Indonesia pada kedua even resmi FIFA tersebut sudah terlanjur keluar. Namun konsekuensi dari sanksi FIFA tersebut, Indonesia terpaksa harus menerima dan menjalaninya.

sumber foto : Rimanews.com
sumber foto : Rimanews.com
PSSI Targetkan di 2017 ini, Timnas Tembus Peringkat 130-140 FIFA

Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) pada awal Januari lalu sempat mengeluarkan pernyataan bahwa mereka akan menargetkan pencapaiaan peringkat timnas Indonesia di tahun 2017 ini diharapkan mencapai peringkat 130-140 Dunia di sini. Hal itu disampaikan langsung oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI Ade Wellington yang mengatakan, "Kami berharap timnas ada di peringkat 130-140 dunia di akhir tahun nanti," Rabu (11/1).

Strategi untuk mencapai target tersebut dikatakan sudah disusun oleh PSSI. Sesuai dengan jadwal Matchday yang sudah di keluarkan secara resmi oleh FIFA sepanjang tahun 2017 ini. Sesuai jadwal tersebut ada lima gelombang jadwal uji coba (Matchday) antar Negara yang bisa dimamfaatkan timnas Garuda untuk menambah poin dalam usaha memperbaiki peringkat FIFA tersebut.

Masing-masing jadwal ajang pertandingan uji coba persahabatan tersebut antara lain akan berlangsung mulai dari pertama 20 sampai 28 Maretbulan ini. Selanjutnya kedua 5 sampai 13 Juni. Berikutnya gelombang ketiga pada 28 Agustus sampai 5 September. Gelombang ke empat 2 sampai 10 Oktober dan terakhir gelombang ke lima 6 sampai 14 November.

Memang PSSI sampai saat ini masih belum menentukan negara-negara mana saja yang akan dijajal oleh timnas untuk beruji coba. Hanya saja dikatakan PSSI menghendaki agar rangkaian uji coba persahabatan tersebut bisa membantu agar peringkat timnas Indonesia menjai lebih baik.

Harus diakui bahwa untuk mencapai target peningkatan peringkat yang mencapai angka 130-140 ini. Perlu diketahui sesuai daftar peringkat yang dikeluarkan FIFA 9 maret lalu itu Indonesia ada di peringkat ke 167 lebih baik dua peringkat dari sebelumnya di 269. Padahal sejujurnya sejak piala AFF 2016 lalu, Timnas Indonesia sama sekali tidak melakukan pertandingan apapun baik itu di ajang resmi FIFA maupun uji coba.

Pertanyaanya bagaimana dengan bulan depan (April) apakah peringkat timnas Indonesia akan kembali naik atau malah turun? Jawabanya peringkat Indonesia bisa naik jika skuat asuhan Luis Milla nanti dapat menggelar uji coba resmi FIFA sesuai jadwal dari FIFA dengan status pertandingan kualitas A. Namun faktanya hingga kini uji coba tersebut sepertinya masih saja sedang diupayakan PSSI, padahal jadwal Matchday FIFA gelombang pertama itu sudah sangat dekat yakni 20-28 Maret 2017 ini.

Beberapa waktu lalu sempat terdengar PSSI melakukan penjajakan dengan beberapa federasi sepak bola negara lain. Mulai dari rencana yang muluk-muluk akan melawan “Timnas Argetina” (belum saatnya) sampai dengan akan menghadapi salah satu timnas dari negara Afrika, yakni Uganda, alasan memilih Uganda dikatakan karena peringkat Ugand ada di posisi ke-75 FIFA. Uganda dinilai sepertinya bukanlah lawan yang berat-berat amat buat timnas Indonesia? Wow…..

Berikutnya juga sempat terdengan kabar akan beruji coba dengan Negara-negara di kawasan Asia Tengara (lebih masuk akal) seperti Singapura, Brunei, Laos dan Myanmar. Sempat diberitakan Singapura dan Myanmar sudah OK, eh belakangan beritanya mengambang lagi, alasannya kedua negara tersebut, Singapura sulit menyesuaikan sesuai jadwal Indonesia, sementara Myanmar tidak bisa mengirim timnas seniornya karena mereka sedang menghadapi kualifikasi Piala Asia 2019.

Myanmar hanya akan diwakili oleh timnas U-22 mereka yang sempat tampil pada Piala Dunia (U-20, 2015) di Selandia Baru. Tentu saja hal ini menjadi rumit, karena FIFA pasti akan menolak laga ini dikategorikan kualitas A  walau Indonesia mengatakan akan diwakili timnas senior yang digabung dengan timnas U-23 yang memang dipersiapkan Luis Mila untuk ajang Islamic Solidarity Games (ISG) dan SEA Games 2017.

Sampai artikel ini dibuat, terkonfirmasi dan sesuai dengan yang diinformasikan MFF, laga uji coba timnas Indoensia Vs Myanmar U-22 akan berlangsung di Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor, Selasa (21/3), dan katanya malah sudah terdaftar di laman FIFA? Namun yang ada malah  agenda-uji-coba-timnas-u-22-masih-simpang-siur

Suriname dan Kosovo berperingkat lebih baik dari Indonesia

Ada hal yang menarik dari daftar peringklat FIFA, 9 maret lalu itu, yaitu adanya dua negara masing-masing Kosovo (164) yang baru saja merdeka 17 Februari 2008, dan menjadi angota FIFA juga baru sejak 3 mei 2016 serta Suriname (120) negara kecil di Amerika Selatan yang berpenduduk mayoritas keturunan Jawa dengan jumlah penduduk yang hanya sekitar 600 ribu jiwa. Peringkat FIFA nya ada di atas Indonesia.

Ada berbagai faktor yang menjadi penyebab Timnas Kosovo bisa berada di atas Timnas Indonesia, antara lain karena kompetisi yang diikuti sdan kekuatan lawan yang dihadapi. Timnas Kosovo juga ternyata diisi oleh pemain yang berlaga di luar kompetisi lokal Kosovo sendiri. Hampir seluruhnya penghuni timnasnya bermain di kompetisi top Eropa, seperti Bundesliga Jerman, Super Liga Turki dan Swiss, serta Eredivisie Belanda.

Walau mereka sering mengalami kekalahan, karena memang lawan-lawan yang dihadapinya berperingkat 100 besar FIFA, Tapi perlu diingat salah satu faktor mendapatkan poin untuk menaikan peringkat FIFA adalah dimana kompetisi tempat negara tersbeut berlaga dan kekuatan lawan yang dihadapi sesuai dengan peringkat FIFA. Dengan demikian tentu tidak menjadi heran jika saat ini Timnas Kosovo berada di atas Timnas Indonesia dalam urutan peringkat

Sementara Suriname, negara kecil di Amerika Selatan ini justru lebih hebat lagi mereka memiliki peringkat yang jauh lebih tinggi yakni di peringkat ke 120 dunia. yang bahkan tentunya lebih baik dari Thailand sang juara Piala AFF 2016 lalu yang berperingkat 127 dunia.

Pada peringkat FIFA edisi 9 Maret lalu, Suriname menjadi negara yang posisinya paling melonjak naik yakni sembilan posisi. Padahal mereka tidak menjalani pertandingan internasional apapun sejak bulan Februari lalu. Pertandingan terakhir yang dilakoni Suriname seperti yang diberitakan adalah ajang Piala Karibia kontra Haiti (7/1/2017) saat itu mereka kalah 2-4.

Melihat kenyataan peringkat kedua negara tersebut, tentu memang agak terasa aneh karena selama ini kita memang jarang mendengar sepak terjangnya di pentas dunia. Ternyata kalau dilihat, memang ada beberapa faktor yang membuat peringkat mereka menjadi lebih tinggi atau baik dari Timnas Garuda Indonesia.

Seperti yang diberitakan untuk dapat meraih poin guna bias merangsek naik dalam peringkat FIFA, dibutuhkan beberapa langkah penting (empat) yang masing-masingnya terdiri dari Match (M), Important of Match (I), Strength of Opposing Team (T), dan Strength of Confederation (C).

Keempat indikator tersebut menjadi poin penting dalam penentuan peringkat Timnas sebuah negara di kancah internasional. Seperti Kosovo walau mereka baru saja menjadi angota FIFA, mereka masuk dalam kualifikasi Piala Dunia 2018 Rusia untuk zona Eropa.

Dalam ajang kualifikasi tersebut, timnas Kosovo berhadapan dengan lawannya berperingkat jauh lebih baik dari mereka. Seperti Turki, Ukraina, Kroasia, dan Finlandia dan dihuni oleh para pemain bintang, seperti Arda Turan, Luka Modric, Mario Mandzukic. Jadi meskipun hasil pertandingan mereka terbilang jelek. Namun faktanya Kosovo memang tampil di salah satu kompetisi internasional paling bergengsi dan melawan tim yang masuk dalam ranking 100 besar.

Sama halnya dengan Kosovo, Timnas Suriname pun demikian. Mereka aktif tampil di kompetisi internasional, seperti kualifikasi Caribbean Cup 2017 untuk dapat berlaga di CONCACAF Gold Cup 2017. Timnas Suriname juga aktif berlaga di kancah internasional melawan tim-tim berperingkat diatasnya.

Sepanjang tahun 2016 hingga awal tahun 2017, Suriname bermain melawan tim-tim seperti Trinidad dan Tobago (peringkat 83) dan Jamaika (peringkat 76). Atas dasar itulah timnas Suriname memperbaiki peringkat mereka dari posisi ke 191 di tahun 2015 lalu menjadi peringkat 120 per maret 2017 ini.

Hal ini tentu berbeda dengan apa yang dilakukan Indonesia. Timnas Indonesia hanya bermain di kawasan Asia khususnya Asia Tengara saja. Jadi itulah yang menjadi salah satu alasan kenapa Timnas Garuda belum juga mampu mendongkrak peringkatnya ke posisi yang lebih baik. Apa lagi Indonesia sempat di sanksi FIA yang membuat melemahnya posisi Indonesia di peringkat FIFA.

Namun semoga saja kedepan akan berubah menjadi lebih baik. Saat ini memang Kosovo dan Suriname lebih baik posisi peringkatnya di banding Indonesia. Namun melihat perkembangan yang terjadi pada tubuh PSSI dan Timnas Indonesia. Tentu kita bias berharap dan ditambah lagi Timnas tampil dengan pelatih anyarnya Luis Milla dengan visi-misi untuk memajukan sepakbola. Tentu bukan tidak mungkin kedepanya nanti Skuat Garuda juga akan lebih baik dari kedua negara Kosovo dan Suriname tersebut…….amin.

Borneo 13 Maret 2017

Salam Olah Raga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun