Mohon tunggu...
Hery Syofyan
Hery Syofyan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Banyak baca dapat menambah cakrawala pola pikir kita....suka bola & balap..

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Bonek, Persebaya dan "Happy Ending" Perjuangannya

9 Februari 2017   09:26 Diperbarui: 9 Februari 2017   11:06 2456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti yang pernah kita ketahui sebelum ini. Sekitar bulan Oktober 2016 lalu Persebaya sempat diberitakan telah menemukan investor yang akan mendukung keberadaan mereka  untuk mengarungi musim kompetisi 2017 ini.

Calon Investor mereka tersebut tak lain disebutkan adalah Jawa Pos dengan PT Jawa Pos Sportainment (JPS). Seperti yang diberitakan kala itu CEO Group Media Jawa Pos, Azrul Ananda sudah menemukan kata sepakat dengan Persebaya di sini

Terkait hal itupun, Media Officer Persebaya, Ram Surahman juga mengatakan bahwa memang Persebaya telah menemukan kata sepakat dengan investor. "Memang sudah ada komitmen bersama. Tapi masih dalam tahap pendalaman, khususnya masalah legal dan finansial. Sampai saat ini, progresnya masih 50 persen lebih," ujarnya, Minggu (9/10/2016).

Kalau dilihat apa alasan Persebaya lebih memilih Jawa Pos melalui PT Jawa Pos Sporttaimen dari pada Investor lainya. Tentu dapat dikatakan karena memang ada kedekatan diantara keduanya baik itu secara emosional maupun sejarah, ditambah lagi keduanya juga sama-sama ber domisili atau home base di Surabaya.

Apa lagi Bos besar Jawa Pos, Dahlan Iskan, juga pernah menjadi Ketua Umum Persebaya di era Perserikatan periode 2002-2003 silam. Bahkan julukan Bonek pun dikatakan adalah pemberian dari Jawa Pos di era Perserikatan dulu, disaat para suporternya memberi dukungan kepada tim kesayanganya bermain menuju Jakarta.

Perjalanan panjang Persebaya bersama pendukungnya ‘Bonek’ yang hampir lebih kurang lima tahun dalam menyuarakan hak yang kalau menurut mereka memang telah dirampas untuk dapat kembali berkompetisi pada ajang kompetisi resmi PSSI. Saemua itu telah mereka lalui dengan berbagai kisah yang membuat kita harus mengapresiasi dan acungkan jempol untuk mereka. Ya, ‘Bonek’ atau ‘bondho Nekat’ (modal nekat), mereka bisa dikatakan merupakan simbol perjuangan Persebaya Surabaya dalam beberapa dekade terakhir.

Basis suporternya yang melimpah di seantero Jawa Timur terutama di Surabaya membuat Persebaya menjadi salah satu kesebelasan legendaris yang lengkap dengan sejarah, prestasi dan kefanatikan suporternya yang luar biasa di Indonesia. Bukti untuk semua itu telah banyak kita ketahui dan tak sulit bagi kita untuk dapat menemukan arsip keloyalan para Bonek tersebut baik di media cetak maupun media online apa yang mereka lakukan demi tim yang mereka cintai ini.

Tercapainya kesepakatan akuisisi persebaya. sumber foto : Bola.com
Tercapainya kesepakatan akuisisi persebaya. sumber foto : Bola.com
Nomenklatur Bonek sebagai cerminan aksi heroik Surabaya yang memang telah mendarah daging sejak zaman lampau. Begitu juga yang mereka tunjukkan ketika tim kesayangannya secara terus-menerus diguncang oleh PSSI penguasa tertinggi sepakbola di negri ini lengkap dengan konflik yang ada di dalamnya. Bonek pun tak segan-segan untuk melantangkan suara mereka dan beraksi dengan jumlah massa yang besar demi memperjuangkan hak-hak mereka yang dirampas.

Gelombang perjuangan dan tuntutan para Bonek yang terus mendesak pengakuan dari PSSI dalam beberapa tahun belakangan malah terlihat semakin intens. Baik itu aksi massa baik di Surabaya, Jakarta sampai yang terakhir di Bandung beberapa waktu yang lalu, Semua itu merupakan bukti dari eksistensi cinta mendalam dari Bonek untuk Persebaya.

Ceritera heroik para Bondho Nekat untuk menyuarakan keadilan memang bisa jadi akan menjadi salah satu kisah yang patut diabadikan sebagai simbol kebangkitan sepakbola Surabaya. Bahkan, mungkin juga untuk menjadi contoh bagi para pendukung/supporter  klub sepakbola lainya, bagaimana seharusnya para suporter bertindak dan mencintai klubnya.

Perjuangan yang tak mengenal lelah itu, akhirnya mencapai klimaks atau puncaknya yakni pada tanggal 8 Januari 2017 lalu dimana kemenangan mutlak berhasil diraih para Bonek dan Persebaya. Seiring dengan penyelenggaraan kongres PSSI di Bandung. Persebaya akhirnya dikembalikan ke habitatnya, walau mereka harus memulainya dari Divisi Utama atau Liga 2

Minggu 8 Januari 2017 saat Kongres Tahunan PSSI di Hotel Arya Duta Bandung,  menjadi saksi momen yang paling bersejarah bagi para bonek dan Persebaya, saat yang ditunggu-tunggu itu akhirnya datang juga. Ketuk palu dari sang Ketua Umum PSSI yang baru, Edy Rahmayadi menjadi simbol legalitas tim kebanggan Kota Pahlawan Surabaya itu.

“Terkhusus untuk Surabaya, tanpa mengecilkan klub lainnya, izinkan saya untuk menentukan ini. Persebaya saya tetapkan masuk Divisi Utama,” kata Edy Rahmayadi kala itu yang langsung disambut tepuk tangan peserta kongres. Dan berikutnya menambahkan “Saya tidak mau tanya lagi setuju atau tidak setuju. Langsung saja saya ketuk palunya sebagai tanda setuju,”

Dan kemaren selasa 7 Februari 2017, Juga menjadi tonggak sejarah baru bagi perjalanan panjang Persebaya untuk menuju masadepanya. Persebaya resmi memiliki investor baru yakni Jawa Pos melalui PT Jawa Pos Sportainment (JPS) yang secara resmi mengakuisisi saham PT Persebaya Indonesia sebesar 70 persen sisanya 30% masih menjadi milik Koperasi Surya Abadi Persebaya (KSAP) yang mewakili kepemilikan dari 20 klub dibawahnya.

Presiden Persebaya Azrul Ananda : SuperBall.id - Tribunnews.com
Presiden Persebaya Azrul Ananda : SuperBall.id - Tribunnews.com
Dalam RUPS tersebut, menejemen Persebaya sekaligus memperbarui susunan direksinya. Jabatan Direktur Utama PT Persebaya Indonesia atau Presiden Klub Persebaya saat ini ditempati oleh Azrul Ananda.

Azrul Ananda tak lain adalah anak pertama dari Dahlan Iskan, mantan menteri BUMN dan juga pemilik Jawa Pos tersebut. Azrul bergabung di Jawa Pos awal 2000-an setelah menyelesaikan pendidikannya di AS.

Nama Azrul Ananda sebetulnya sudah tidak asing lagi bagi dunia olahraga. Terutama di mata penggemar basket tanah air. Ia sosok di balik bergairahnya liga basket profesional bernama National Basketball League (NBL) dan Woman National Basketball League (WNBL). Bersama PT DBL, ia mengelola liga basket Indonesia dengan standar tinggi selama lima tahun.

Sebelumnya, ia juga sukses membuat liga basket untuk pelajar dalam ajang Deteksi Basketball League yang kini berubah menjadi Development Basketball League (DBL). Dengan kepemilikan saham yang mencapai 70%, dan saat ini ia ditunjuk sebagai Direktur Utama PT Persebaya Indonesia (PI) atau menjadi Presiden Klub Persebaya kebangaan para Bonek ini.

Seperti yang dikatakan target kedepan Persebaya, Azrul Ananda mengatakan akan ada tiga target plan yang hendak dicapai dalam jangka panjang, yakni menargetkan Persebaya bisa meraih prestasi di liga 2 dan diakhir kompetisi bisa lolos ke liga 1. Disamping itu ia juga akan mengelola Persebaya menjadi sebuah industri sepakbola yang memiliki prospek jangka panjang. Baik itu dari sisi kualitas dan bisnis, serta akan mengembalikan Persebaya sebagai tim yang selalu menjadi juara di semua kompetisi.

"Target kami bukan hanya sekedar mengelola tim untuk jangka pendek melainkan bisa menjadikan tim ini di jangka panjang baik secara kualitas dan bisnis," ungkap Azrul Ananda, Rabu (7/2).

Akhirnya tentu yang dapat kita harapkan dengan dikembalikannya hak Persebaya untuk berkompetisi di kompetisi resmi pada kongres PSSI 2017 lalu. tentu sudah menjadi keharusan bagi persebaya untuk memulainya dengan semangat yang baru melalui dan tata kelola yang baru dan lebih baik pula, bersamaan dengan sepakbola Indonesia yang juga sedang melakukan berbagai pembenahan di segala sisi sebelum kekacauan-kekacauan di masa lampau itu terjadi kembali…..semoga tidak.

Poin penting lainya adalah, sehatnya sebuah kompetisi tentu dimulai dari sehatnya para klub pesertanya. Dengan terjadinya pengalihan saham Persebaya kepada pemilik baru dengan sokongan dana yang memadai tentu akan dapat menyelesaikan permasalahan kekosongan dana yang selama ini memang bermasalah alias membelitnya. Paling tidak dengan adanya investor baru ini mereka akan dapat melunasi sisa ‘hutang gaji’ kepada para pemain yang dulu pernah membela Persebaya yang konon katanya masih terhutang sejak tahun 2013 lalu dan memang belum terselesaikan……Bravo Persebaya ……Persebaya Is Back

Borneo 9 Februari 2017

Salam Olah Raga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun