Awan kelabu saat ini memang tengah menghampiri Real Madrid. Tim asuhan Zinedine Zidane ini baru saja tersingkir dari perempat final Copa del Rey. Real Mereka tersingkir setelah mereka kalah agregat 3-4 dari Celta Vigo. Kekalahan tersebut tentunya menghapus impian Real Madrid untuk dapat meraih tiga gelar sekaligus dalam semusim atau yang biasa disebut juga dengan treble winners, satu piala, yakni Copa del Rey
Ok, ada baiknya kita lupakan sejenak ‘musibah’ yang menimpa Madrit tersebut, mari kita lihat berita terbarunya. Baru saja beberapa hari yang lalu (24/1) seperti yang diberitakan ‘los blancos’ dikatakan akan mengubah ‘logo’ klubnya, namun ini hanya berlaku khusus bagi penggemarnya di Timur Tengah. tepatnya hanya untuk enam negara kawasan teluk saja seperti Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Kuwait, Qatar, Bahrain, dan Oman.
Tentu hal Ini menjadi sangat menarik, dan sekaligus juga pertanyaanya apa yang menyebabkan Real Madrid sampai harus menghapus gambar salib kecil symbol dari agama Nasrani tersebut? Padahal menurut sejarahnya lambang yang dimiliki Real Madrid itu sudah ada sejak tahun 1920-an, ketika Raja Spanyol Alfonsoke-13 memberi perlindungan dan menjadi patron atas klub tersebut.
Ternyata keputusan itu diambil, setelah mereka menjalin kesepakatan bisnis dengan salah satu produsen ‘pakaian’, Marka, sebuah perusahaan yang mengontrol distribusi produk-produk souvenir Madrid di Timur Tengah. Marka memang mendapatkan hak eksklusif untuk “memproduksi, mendistribusikan dan menjual produk Real Madrid” di berbagai negara Timur Tengah. khusunya negara Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Qatar, Kuwait, Bahrain dan Oman.
Penghapusan tanda salib itu memang dilakukan dengan alasan yang berlandaskan atas azas ‘kepekaan budaya’ guna menghindari kontroversi, disamping itu juga semata-mata hanya merupakan langkah bisnis untuk dapat berekspansi ke seluruh dunia. Apa lagi grup ritel Marka dari Uni Emirat Arab tersebut memang dikatakan ‘siap’ menjual produk Los Blancos asal tidak bertanda sali
Hal itu disampaikan langsung oleh Wakil Presiden Marka, Khaled al-Mheiri, yang mengatakan tanda salib itu sengaja dihapus, karena kawasan Timur Tengah merupakan negara mayoritas Muslim. "Kami harus berhati-hati karena di kawasan Teluk Persia, ada rasa sensitif mengenai produk-produk yang menggunakan tanda salib," ungkap Khalid. Dengan adanya kebijakan ini kedepan fans Madrid khususnya untuk di negara teluk, akan dapat membeli yersey Real Madrid tanpa ada logo dengan gambar salibnya.
Sesungguhnya penghapusan gambar ‘salib’ ini bukanlah menjadi barang baru atau untuk yang pertama kalinya dilakukan oleh tim yang dibela Christiano Ronaldo tersebut. Klub raksasa Spanyol ini juga pernah melakuka hal yang sama yakni April 2012. Saat itu mereka mendirikan sebuah resort liburan di wilayah Uni Emirat Arab di tanah milik Emir Ras al-Khaimah. Sebagai salah satu kespakatan dan syarat perjanjiannya waktu itu adalah mengharuskan Real Madrid mencabut simbol salib di mahkota yang menjadi simbolnya selama ini.
Berikutnya hal ini juga pernah dilakukan pada 2014 lalu, saat mereka mencapai kesepakatan kerjasama dengan National Bank of Dubai (NBD). mereka juga diharuskan ‘menghapus tanda salib’ dari mahkota di logo, hanya ketika logo tersebut dipakai oleh sponsor klub, Bank Nasional Abu Dhabi (NBAD).
Terkait dengan kebijakan baru menghapus lambang salib pada Jersey dan Souvenir pernak pernik klub ini. Memang harus diakui saat ini penjualan pernak-pernik,replika seragam atau suvenir sepakbola suah menjadi bisnis tersendiri bagi pengelola klub besar sepakbola.
Real Madrid dalam hal ini memang termasuk salah satu klub sepak bola berpendapatan tertinggi, sama seperti Manchester United yang juga dikabarkan berhasil mengumpulkan dana besar dari bisnis ini. Mereka dikabarkan sukses menjual replika jersey dengan nama Paul Pogba. Hebatnya lagi hasil penjualan jersey terebut dikatakan bahkan melebihi harga pembelian Pogba dari Juventus beberapa waktu yang lalu Wow…???.
Hal itu tentu dimaklumi Madrid demi menghindari kemungkinan kontroversi tentang ‘halal atau haramnya’ memakai produk tersebut, dan Marka sepertinya lebih memilih bermain di jalur aman ini. Toh juga Real Madrid yang memiliki logo khusus tersebut.
Disamping itu penjualan kaos jersey tim Barcelona di Arab Saudi tersebut memang mendapat kritikan dari para pejabat negara itu karena adanya ‘salib merah di atas warna putih’. Menangapi kritikan tersebut Barcelona yang juga mempunyai bisnis besar di timur tengah akhirnya menyepakati semua kaos jersey Barcelona yang dijual di Timur Tengah tidak menggunakan lambang Cruz de Santa Jorge itu.
Jadi dengan kebijakan itu semua jersey Barcelona yang dijual di Timur Tengah tidak akan terlihat palang merah horisontal. Hanya palang merah vertical yang disisakan di lambang Barcelona tersebut. Sementara untuk Negara lainya jersey Barcelona di seluruh dunia akan tetap sama sesuai lambang aslinya dengan Cruz de Santa Jorge itu.
Dari apa yang sudah digambarkan diatas, tentu menjadi wajar kalau kita akhirnya juga bertanya bagaimana dengan Indonesia Negara berpenduduk muslim terbesar di dunia? Apakah nantinya 'mereka' kebijakan kedua klub tersebut juga akan diberlakukan sama? mengingat pada kenyataanya Fans keduanya ( Barcelona dan Madrid) terbesar didunia adalah Indoensia.
Dari catatan yang ada dari fans Madrid tercatat ada di 186 negara di dunia ini. Indonesia termasuk Negara yang paling banyak mengunjungi laman resmi mereka disamping Amerika Serikat, Kolombia, Meksiko, Indonesia, dan India. Sementara di Facebook, ada 173 juta fans Madrid, Indonesia jadi yang terbanyak 8 juta. Begitu juga dengan di Twitter, negara terbanyak yang memantau Madrid adalah Kolombia, Meksiko, dan Indonesia disini
Sementara bagi Barcelona Indonesia juga merupakan salah satu basis fans terbesarnya. Fakta itu terlihat dari jumlah followers di akun Facebook resmi mereka yang berbahasa Indonesia, seperti yang pernah diberitakan sudah menembus angka 5 juta. Jumlah itu menjadi yang terbanyak ketiga setelah akun Facebook berbahasa Spanyol dan Inggris. di sini
Sekali lagi melihat apa yang sudah ditulis diatas, tentu kita menjadi ingat dengan apa yang sedang menjadi topik pembicaraab/pemberitaan saat ini, terkait dengan ‘gonjang ganjing’ lambang ‘palu arit’ yang dipermasalahkan ‘efpei’, tentunya hal ini akan menarik juga kalau saja lambang 'salib' tersebut nantinya juga dipermasalahkan. Wow….tentunya pasti akan seru kita akan melihat ‘efpei’ berhadapan langsung dengan para Madridista (pendukung Los Blankos /Real Madrid) dan Barcelonistas(pendukung Brauglana/Barcelona) di negri ini…he…he semoga saja itu tidak terjadi
Borneo 28 Januari 2017
Salam Olah Raga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H