Sejujurnya tak ada yang dapat diragukan tangan dingin dari kedua manajer top dunia ini dalam menanganitim yang diasuhnya. Baik itu Jose Mourinho "the spcial one" atau pun Antonio Conte mantan manejer juventus dan paltih timns Italia ini selain dari perbedaan taktik dan karakter diantara mereka berdua.
Fakta bahwa Mourinho sampai saat ini, masih jadi manajer tersukses di Chelsea memang tak terbantahkan. Dia berhasil membawa The Blues meraih tiga gelar Premier League. Namun Antanio Conte mantan manajer Juventus dan timnas Italia ini juga punya rekor yang lebih mencengankan lagi khusunya sejak ia menangani Chelsea di Liga Inggris ini.
Sampai saat ini Antonio Conte sudah berhasil meraih 52 poin dari 21 laga yang dijalaninya bersama The Blues . Bandingkan dengan rekor Chelsea dimusim terakhir saat masih dibawah asuhan Mourinho di musim lalu, mereka (Chelsea) hanya mampu meraup 50 poin, catat ini dalam satu periode musim penuh!
Ditengah kompetisi yang sudah memasuki paruh musim kedua ini, tentunya tekanan dari tim-tim pesaing akan semakin berat. Namun Chelsea secara menyakinkan justru kembali ke jalur kemenangan usai mereka membantai juara bertahan Liga Primer Inggris, Leicester City, 3-0 di Stadion King Power, (15/1)
Dengan kemenangan itu membuat Chelsea semakin kokoh berada di puncak klasemen sementara unggul 7 poin dari pesaing terdekatnya, Tottenham Hotspur yang sehari sebelumnya juga menang besar 4-0 atas lawanya West Bromwich Albion, Sabtu (14/1).
Sementara Mourinho yang memimpin pasukanya bermain di kandang sendiri Old Trafford atau "Theatre of Dreams" , justru dipaksa bermain imbang oleh tamunya Liverpool, dan mereka malah sempat tertinggal lebih dulu melalui gol yang dicetak James Milner, lewat eksekusi tendangan penalti pada menit ke-27. Beruntung gol tersebut dapat dibalas oleh Zlatan Ibrahimovic pada menit ke 84. Sehingga laga tersebut berakhir imbang dengan skor 1-1
Padahal menurut catatan di situs resmi Premier League, Manchester United justru lebih unggul dan tampil dominan. Mereka mencatat 55,2 persen penguasaan bola sementara Liverpool hanya 44,8 persen. Namun, memang harus diakui Liverpool lebih agresif dalam menciptakan peluang dibanding Manchester United, karena mereka sukses melancarkan empat tembakan yang mengarah ke gawang dari 13 percobaan. Sementara pasukan Mourinho hanya mampu menciptakan peluang sembilan kali itupun hanya tiga yang tepat mengarah ke sasaran.
Dengan hasil imbang itu tentu membuat posisi Manchester United hanya bisa bertengger di urutankeenam klasemen sementara dengan 40 poin tertinggal lima poin dari Liverpool yang berada di posisi ketiga dan 12 poin dari the blues yang berada diperingkat pertama.
Jika kita kembali melihat ke belakang jejak perjalanan “The Blues” sejak dari awal kompetisi mulai ditangani Conte, pada awalnya ia sempat mengaku sempat kesulitan beradaptasi di pentas Liga Inggris ini. Kla itu ia hanya bisa pasrah dan malah nyaris hamper tergusur dari posisinya. Seperti yang dikatakan ia dibuat pusing terkait dengan transformasi skema permainan yang diterapkan, karena The Blues sebelumnya memang menerapkan formasi 4-2-3-1.
Awalnya, skema tersebut dapat berjalan mulus, The Blues sempat meraih tiga kemenangan secara beruntun di awal musim. Namun, secara perlahan ternyata strategi itu mulai melempem. Hal itu terlihat ketika mereka ditahan imbang 2-2 oleh Swansea City, (11/9). Setelah itu mereka juga harus bertekuk lutut dikalahkan Liverpool 2-1 di hadapan pendukungnya sendiri (17/9). Situasi semakin bertambah sulit ketika mereka kembali dihajar tiga gol tanpa balas oleh Arsenal (25/9).
Dengan kekalahan beruntun itu sempat muncul isu bakal ada pemecatan terhadap Conte dari skuad Chelsea. Namun, beruntung dalam kondisi krusial dan rumit itu, Conte berhasil keluar dari kesulitan yang dihadapinya dengan merombak total taktik dan gaya bermain serta skema permainan Chelsea.
Hasilnya mulai terlihat sejak Chelsea melawan Hull City per 1 Oktober lalu, Chelsea turun dengan taktik dan skema 3-4-3. Perlahan tapi pasti, akhirnya Conte bias membawa The Blues sampai seperti saat ini. "Secara umum, ketika Anda mencoba peruntungan di negara lain, Anda harus membawa filosofi Anda. Tak mudah, dan sangat penting untuk menjelaskan keinginan Anda dengan pemain. Mencoba memberi pengertian dan penjelasan soal metode Anda di sini sulit," kata Conte
Hal itu tentu sekaligus menjadi bukti bahwa memang tidak mudah beradaptasi di Liga Inggris, Liga terpanas dan paling bergengsi ini. Hal itu dapat kita lihat dari apa yang terjadi pada Pep Guardiola bersama tim asuhanyan Manchester City. Saat ini mereka terpuruk di peringkat ke lima (42 poin) kelasmen sementara. Terakhir mereka juga baru saja di pecundangi oleh Everton dengan skor telak 4-0 tampa balas.
Padahal kita tentunya sangat paham, sejak ia menangani Barcelona dan Bayern Muenchen, Guardiola selalu berhasil membawa timnya menjadi tim yang nomor satu. Namun apa yang terjadi setelah ia menangani City?, The Citizens terancam tidak dapat tampil di Liga Champions. Saat ini mereka harus berjuang untuk dapat masuk diposisi empat besar kelasmen
"Jika Anda berpikir ingin mengubah sesuatu, ubahlah dengan segera. Itu penting, karena Anda harus segera berkonsentrasi dengan hal baru. Percaya dengan metode dan ide Anda sendiri," ujar Conte
Dengan kesuksesan yang sudah berhasil diraih Antonio Conte saat ini. Ia kini menjadi pelatih asal Italia pertama sepanjang sejarah Liga Primer Inggris yang berhasil menyabet penghargaan “Manager of the Month” sebanyak tiga kali, rekor itupun ia dapatkan secara berurutan yakni Oktober, November dan Desember 2016 lalu
Mantan pelatih Juventus dan Timnas Italia itu hanya butuh waktu tiga bulan saja untuk dapat menyamai rekor pendahulunya Jose Mourinho selama tiga musim di Stamford Bridge. Mourinho memang pernah tercatat tiga kali meraih penghargaan serupa “Managerof the Month” di sepanjang tiga musimnya menjadi nakhoda The Blues, 2004-2007. Yaitu, pada November 2004, Januari 2005, dan Maret 2007.
Melihat pencapain yang fantastis itu, tentu tak berlebihan kiranya kalau Conte saat ini mulai melirik rekor Mourinho lainnya, yaitu bisa langsung merebut gelar juara Liga Premier di musim perdana, seperti debut. Mourinho pada musim 2004-2005. Nah, kalau melihat pencapaian Chelsea sampai sejauh ini (paruh musim) tentu harapan itu tidak berlebihan, faktanya sampai saat ini paruh musim Chelsea unggul (7) poin dari rival terdekatnya Tottenham hotspur.
Hebatnya lagi hal itu, juga diperkuat oleh prediksi atau hitungan dari komputer super, SAM (Sport Analytics Machine) buatan Universitas Salford. "Komputer super" hasil ciptaan Ian McHale,profesor analis olahraga dan Doktor Tarak Kharrat, itu dapat memprediksi hasil pertandingan berdasarkan berbagai faktor. Basisnya adalah kebugaran para pemain dan rata-rata tingkat performa mereka (averege performance level).
Hasil temuan SAM (Sport Analytics Machine) memprediksi the Blues tak akan tergoyahkan di peringkat pertama hingga bulan Mei mendatang. Dalam hitungan SAM, tim asuhan Antonio Conte ini memiliki 64 persen probabilitas memenangkan juara EPL meninggalkan kelima pesaingnya dan meraih juara dengan selisih tujuh angka dari Tottenham. Hal sebaliknya, rival sekota Chelsea, Arsenal dan juara EPL 20 kali Manchester United justru akan kehilangan posisinya di empat besar musim ini,
Ok lah, kalau begitu mari kita tunggu saja, toh sisa pertandingan masih panjang dan masih menyisakan 17 laga lagi dari 38 pertandingan yang harus dijalaninya oleh masing-masing tim, 19 kali laga home dan 19 kali laga away. Berikut Hasil dan Kelasmen sementara Liga Inggris musim-2016-2017
Borneo 17 Januari 2017
Salam Olah Raga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H