Jangan lagi ada upaya dari kelompok tertentu untuk membuat Kongres ini hanya menjadi milik mereka (kelompok) saja. Seperti yang terjadi di Ancol waktu itu, adanya penolakan terhadap pembahasan agenda rekonsiliasi tersebut. Kemudian, dilakukan pemungutan suara. Sebanyak 84 pemilik suara akhirnya menyatakan setuju untuk tidak membahasnya, sementara  hanya 14 suara yang menyetujui pengembalian klub dan pemulihan nama individu exco terhukum tersebut.
Yang membuat kita miris dan mengenaskan adalah, karena pengembalian ketujuh klub dan pemulihan nama baik tersebut tidak disetujui alias ditolak, maka pimpinan Sidang waktu itu meminta perwakilan ketujuh klub termasuk juga tiga (Djohar Arifin, Sihar Sitorus, dan Bob Hippy) dari tujuh exco yang kebetulan mencalonkan diri untuk keluar dari ruang kongres. Padahal, ketiganya sudah dinyatakan lolos sebagai calon ketua umum dan exco oleh Komite Pemilihan yang dipimpin Agum Gumelar.Â
Sejatinya mereka itu di undang untuk hadir dan sudah disepakati sebelumnya akan dikembalikan keanggotaannya atau dipulihkan nama baiknya. Namun apa yang terjadi kemudian, kongres berubah menjadi ajang mempermalukan mereka. Dengan demikian tentu menjadi wajar jika ada pihak yang mengangap bahwa masih ada dendam diantara mereka.Â
Semoga saja hal seperti tidak terjadi lagi pada kongres mendatang karena jelas hal ini dapat mencederai semangat rekonsiliasi seperti yang diinginkan pemerintah.
Satu lagi yang menjadi harapan kita semua tentu adalah, jangan sampai reformasi sepak bola Indonesia yang sudah dibangun ini hanya menjadi fatamorgana, sementara PSSI kembali ke masa lalu. Cukup sudah rasanya pengorbanan setahun terisolasi dalam menjalani saksi FIFA.Â
Kalau ternyata nantinya di lapangan sepak bola Indonesia masih saja tak mau berubah. Jelas tentu ini mengindikasikan bahwa memang Reformasi PSSI yang diinginkan pemerintah kembali gagal. Kepengurusan baru hanya sekadar mengganti casing saja. Sementara software dan hardware masih tetap yang lama.....
Borneo 03 Januari 2016
Salam Olah Raga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H