Mohon tunggu...
Hery Syofyan
Hery Syofyan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Banyak baca dapat menambah cakrawala pola pikir kita....suka bola & balap..

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Sepak Bola "Barbar" Masih Saja Terjadi, Kali Ini di Piala Walikota Ternate

26 Desember 2016   19:22 Diperbarui: 31 Desember 2016   07:44 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Suara.com

Sepakbola adalah merupakan cabang olahraga yang paling popular di negri ini, bahkan juga diseluruh dunia. Begitu populer dan fanatiknya orang terhadap sepakbola sampai-sampai mereka terkadang melupakan akal sehatnya. Hal itu dapat kita lihat ketika mereka sedang menonton atau bertanding sepakbola.

Kisruh dalam sebuah pertandingan sepakbola pun sudah begitu sering kita dengar, namun hal itu masih saja terus terjadi dan bahkan terus berulang kembali. Baik itu kerusuhan antar penonton ataupun keributan antar pemain. Bahkan ada yang lebih parah lagi, ketika pemain atau penonton melakukan penganiayaan terhadap wasit yang sedang memimpin pertandingan.

Kita tentu masih ingat kejadian beberapa tahun yang lalu (2013), kasus penganiyaan terhadap wasit yang dilakukan oleh pemain Persiwa Wamena, Pieter Rumaropen. Saat laga antara Pelita Bandung Raya melaan Persiwa Wamena di Stadion Siliwangi Bandung. 

Penganiayaan yang terjadi kala itu, sempat menjadi peristiwa besar dan mendunia. Akibat penganiayaan itu Wasit Muhaimin sampai berdarah-darah setelah menerima ‘bogem mentah’  dari Pieter romaropen. Kejadian itu terjadi sesaat setelah wasit Muhaimin memberikan keputusan penalti kepada Pelita Bandung Raya, setelah sebelumnya terjadi pelanggaran di daerah kotak penalty Persiwa.

Terlepas dari benar atau salah keputusan pada waktu itu. Jelas perbuatan tersebut tidak dapat dibenarkan. Apa lagi sampai menimbulkan cidera berdarah-darah seperti itu. Jelas pelakunya harus mendapat ganjaran yang seberat-beratnya. 

Yang mengherankan Insiden seperti itu ternyata masih saja terus terjadi. Hal itu diperlihatkan oleh sikap dari sebagian suporter, pemain dan Official PS Banteng saat berlaga melawan PS Puma pada turnamen Piala Wali Kota Ternate, Maluku Utara, Minggu (25/12/2016). di sini 

Yang menarik, di turnamen ini ternyata juga diikuti oleh tiga mantan pemain timnas Piala AFF 2016 lalu. Ketiga pemain tersebut masing-masing adalah antara lain, Zulham Zamrun, Abduh Lestaluhu dan Rizki Pora. Mereka turut berpartisipasi bermain diajang sepakbola ‘tarkam’ ini. Ketiganya seperti diberitakan memang sedang berlibur karena baru saja usai melaksanakan tugasnya di ajang Piala AFF 2016 lalu. 

Tampilnya ketiga pemain timnas itu, tentu dengan harapan semoga turnamen piala Walikota ini menarik minat penonton. Apalagi, ketiganya memang pernah ikut bermain di klub-klub yang tampil diturnamen ini sewaktu mereka masih remaja. Seperti gelandang Timnas Rizki Pora bersama Rizal Abdul Gani (pemain Mitra Kukar) pernah memperkuat kampungnya Persisam Sangaji.

Sementara gelandang Zulham Zamrun bersama kakaknya yang juga pemain PSM Makassar Zulvin Zamrun, memperkuat PS Olimpic Gambesi. Abduh Lestaluhu, Frets Listanto Butuan (PS TNI), Prayoga (Barito Putra) memperkuat tim lokal PS Domeno.

Terkait dengan Insiden penganiayaan wasit, seperti yang diberitakan terjadi  sesaat setelah penyerang PS Puma, Rahmat Rivai mencetak gol ke gawang PS Banteng pada menit ke-69. Gol itu menurut para pemian PS Banteng dikatakan berbau offside, hal itu membuat ratusan pendukung mereka masuk ke lapangan dan melempari perangkat pertandingan. Parahnya lagi ketika wasit Ishak akan kembali melanjutkan pertandingan, ia kembali dikejar dan diserang oleh official PS Banteng.

Akibat dari insiden tersebut, wasit, Ishak Ibrahim mengalami luka sobek di kepala dan pelipisnya, karena mendapatkan pukulan dan tendangan dari para pemain cadangan dan beberapa pendukung PS Banteng tersebut. Wasit pun langsung diamankan pihak keamanan dan dilarikan ke RSU Chasan Boesoerie untuk mendapatkan perawatan.

Kalau kita urut kebelakang memang kasus kekerasan terhadap wasit ini, seakan-akan tidak pernah menjauh dari perjalanan sepakbola negri ini. Apapun alasannya, memukul wasit (asisten wasit) adalah merupakan perbuatan sangat tak terpuji. Mencederai sportivitas dan fair play. Dengan demikian tentu menjadi layak jika pelakunya dihukum seberat-beratnya. 

Karena kejadian seperti ini bukanlah merupakan kejadian yang pertama kalinya melainkan sudah berulang-ulang terjadi. Hukuman yang kurang tegas apa lagi kalau terkesan tebang pilih. Tentu akan dijadikan yurisprudensi bagi si pelaku untuk terus mengulangi perbuatan yang sama. Hal ini jelas tidak bisa dibiarkan terus menerus terjadi.

Harus dipahami, bahwa beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebab terus terjadinya tindakan anarkisnya tersebut. Antara lain bisa saja penyebabnya dari kedua pelaku baik itu wasit maupun si pemain. Buruknya kualitas dan kinerja wasit itu sendiri tentu bisa memberi peluang hal itu bisa terjadi atau bisa juga karena memang minimnya pengetahuan pemain terkait peraturan dalam sepak bola. 

Di luar itu semua, mungkin juga karena masih ada rasa saling curiga terkait dengan masih tingginya potensi match fixing yang memang sebelum-sebelum ini sering terjadi dan tak pernah dapat selesai dengan tuntas.

Jadi kalau dilihat dari berbagai faktor penyebab di atas, tentu semua itu akan menjadi PR besar bagi PSSI di era kepengurusan baru ini (2016-2020). Semoga saja semua persoalan tersebut dapat dituntaskan dan kepercayaan masyarakat terhadap persepakbolaan nasional di era yang baru ini, benar-benar bisa menjadi pulih kembali.

Sehingga kedepan semuanya bisa berjalan sesuai aturan, sepakbola akan jauh dari aksi-aksi 'brutal' ataupun 'penganiayaan' terhadap wasit seperti yang saat ini terjadi. Respect terhadap aparat pertandingan juga akan kembali ada. Dengan demikian sepakbola pun akan lebih menjadi bermartabat, bukan terus-terusan menjadi sepakbola 'barbar' seperti yang terjadi sekarang.

Borneo 26 Desember 2016

Salam Olah Raga  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun