Dalam beberapa hari belkangan ini ada beberapa artikel dari kompasianer yang berbicara terkait dengan sepinya kompasiana di akhir-akhir ini di sini dan di sini. Terlebih lagi sebelumnya juga secara khusus/pribadi pak thamrin dahlan juga menyikapi rintihan komentar saya pada salah satu tulisanya di Gubuk Derita ‘Rubrik Bola’ dan beliau secara khusus juga menulis dalam tulisanya bertandang-ke-gubuk-derita-kompasianer-hery-syofyan
Ya, memang miris dan perih rasanya kalau melihat fenomena yang terjadi di kanal bola atau rubrik bola Kompasiana saat ini. Padahal beberapa waktu yang lalu saat ada even penyelengaraan turnamen piala AFF 2016. Kanal bola begitu bergemuruh berbagai postingan silih berganti muncul, terkait kiprah timnas yang sedang berjuang di even tersebut. Namun apa yang terjadi kemudian ? saat ini sesuai judul tuilasan diatas H+7 setelah usai euphoria piala AFF tersebut hanya bersisa atau meninggalkan satu artikel saja seperti saat saya membuat postingan tulisan ini. jam 19.30 WIT (24/12) Â Â
Fakta bahwa bakal adanya kenyataan pahit ini sebetulnya sudah saya prediksi sejak awal saat sedang bergemurhnya tulisan terkait timnas kala itu, Prediksi saya pada kenyataannya nanti yang tertinggal pasti hanya satu dua orang saja dan orangnya atau Kompasianernya ya masih dari itu ke itu saja. Sementara penulis numpang lewat lenyap entah kemana, entah mereka kehabisan bahan atau memang sudah timbul malas dan tidak menarik lagi? Tentu jawabanya ada pada masing-masing pribadi si penulis dan tentunya mereka juga punya alasan sendiri-sendiri.
Namun kalau boleh saya mengatakan terlepas dari permasalahan Error yang tak kunjung usai dan berkepanjangan ini. Saya pikir itu (Eror) adalah persoalan tekhnis hanya intern Kompasianalah yang bisa menyelesaikanya. Namun di luar dari semua itu kalau boleh saya katakan sepertinya ada juga peran dari admin kompasiana sendiri yang membuat kondisinya ini menjadi semakin memburuk seperti ini.
Kenapa hal itu saya katakan? Karena dari berbagai komentar yang muncul pada tulisan complain terkait sepinya Kompasiana diatas, sebetulnya sudah dapat diketahui dengan jelas bahwa bukan hanya persoalan Error yang menyebabkan Kompasiana jadi sepi. Melainkan termasuk juga sikap admin dalam menyikapi tulisan dari penulis-penulis baru itu yang akhirnya membuat para penulis baru itu hanya menjadi sekedar penulis numpang lewat saja karena mereka merasa kurang mendapat apresiasi dari admin mungkin saja terkait dengan label PILIHAN atupun HL.
Ok, mungkin para admin akan mengatakan mereka dibekali dengan Protap atau para meter tertentu dalam memberikan penilaian sebuah tulisan itu berhak medapatkan label PILIHAN atau HL. Tapi secara jujur apakan admin sudah melakukannya dengan benar? mungkin ada kalanya admin juga harus berpikir bagai mana seharusnya membuat daya tarik supaya si penulis baru itu untuk dapat bertahan dan terus berkarya menulis khususnya yang seperti terjadi di rubrik bola.
Ok, semua bentuk perlabelan itu menjadi domain dan hak/wewenang penuh dari admin. Tapi fakta yang tidak bisa dipungkiri dalam dalam soal perlabelan ini apakah admin sudah betul-betul sesuai menjalankannya sesuia dengan protap/parameternya itu?
Bukankah seperti yang kita lihat saat ini  terkesan dalam hal perlabelan itu orang yang di label itu ya itu keitu saja, seakan tulisan lainya tak berarti bagi admin. Seharusnya Admin juga harus  memikirkan bagaimana seseorang itu (khususnya penulis baru) merasa mendapatkan apresiasi dari tulisannya dengan demikian akan mendorong mereka untuk menulis dan menulis lagi.
Karena seperti yang kita ketahui dan jujur saja, yang terjadi saat ini adalah sebuah artikel yang bagus dan dibaca serta dikomentari bisa dipastikan akan memiliki rating tinggi yang secara otomatis masuk ke KOLOM TERTINGGI padahal semua itu tak lain adalah pengaruh dari pertemanan dari sang kompasianer itu sendiri
Begitu juga dalam hal Perlabelan tersebut, dikhawatirkan bisa saja adanya peran dari sesama kompasioner yang saling kenal tersebut, nantinya yang akan mempengaruhi opini admin sehingga menjadi terkesan menempatkan kompasianer itu keitu saja yang tulisannya di beri label PILIHAN atau HEADLINE.
Sementara mungkin saja ada juga ada penulis baru yang posting tulisan bagus namun lolos dari filter PILIHAHAN dan HL admin karena memang si penulis baru itu belumlah termasuk dalam jaringan pertemanan ala Kompasiana ini. Sehingga tulisanya menjadi jarang di mampirin dan di komentarin termasuk juga memberikan vote.