Mohon tunggu...
Hery Syofyan
Hery Syofyan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Banyak baca dapat menambah cakrawala pola pikir kita....suka bola & balap..

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Kutukan Teerasil Dangda dan Usaha Opa Riedl Menolak Takdir Spesialis Runner Up

16 Desember 2016   23:29 Diperbarui: 17 Desember 2016   06:46 1587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO

Kegagalan berikutnya terjadi tahun 2010, bahkan kegagalan kali itu sampai dikatakan sebagai kegagalan karena “Takdir” seperti yang dikatakan Ketu Umum PSSI kala itu Nurdin Halid "Timnas kita baru mampu menyuguhkan permainan terbaik, namun takdir berkata lain," kata Nurdin.

Jadi kalau melihat data di atas sampai edisi ke XI Piala AFF 2014 kali ini, Indonesia menjadi negara kedua yang paling sering tampil di final yakni sebanyak lima kali. Thailand tetap berada di posisi pertama dengan tujuh kali tampil sebagai finalis, empat diantaranya mereka tampil sebagai juara. Sementara Timnas Indonesia belum sekalipun pernah tampil sebagai juara, dan masih saja betah jadi pelangan setia posisi runner up.

Semoga saja pada turnamen kali ini, apa yang dikatakan “takdir” itu berubah menjadi anugrah kemenangan, Indonesia tampil sebagai juara berkat kerja keras yang sudah dilakukan skuad timnas di sepanjang turnamen ini.

17 tahun mengabdi di sepakbola Asean “Takdir” Opa Riedl jadi Spesialis Runner Up

Lain lagi cerita Opa Riedl yang memulai karir kepelatihanya th 1990, melatih timnas Austria itu. Ia bahkan sudah menjelajahi berbagai negara dalam karier kepelatihanya mulai dari  Austria, Palestina, Laos dan Vietnam dan terakhir Indonesia, Namun, pelatih berkebangsaan Austria ini juga belum pernah sekalipun memepersembahkan gelar juara bagi klub atau timnas yang dilatihnya. 

Awal petualanganya melatih di Asia Tenggara dimulai dari menangani timnas Vietnam tahun 1998-2000, 2003-2004, dan 2005-2007. Pada tahun pertamanya melatih Vietnam ia langsung berhasil mengantar Tim Negeri Paman Ho ke final Piala AFF. Namun sayang di partai final Vietnam saat itu dikalahkan Singapura 0-1.

Setahun setelah itu ia kembali nyaris mempersembahkan gelar juara bagi Vietnam di ajang SEA Games 1999. Namun, saat itu Vietnam kembali kandas di final dikalahkan Thailand dengan skor telak 0-2.

Namun demikian Vietnam menjadi negara dengan gelar runner-up terbanyak yang pernah di persembahkan Opa Riedl. Vietnam tercatat empat kali menjadi runner-up yaitu di Piala AFF 1998, Southeast Asian Games, King’s Cup dan Southeast Asean Games U-23 .

Opa Riedl juga sempat menangani timnas Laos pada tahun  2009–2010,  2011–2012 Laos (Technical Director), 2012–2013 Visé (Head of Youth Development).

Selama mengani timnas Indonesia tahun 2010–2011, 2013–2014, dan saat ini 2016 Pencapaian tertinggi Opa Riedl pelatih asal Austria ini adalah mengantarkan Indonesia menjadi runner-up pada Piala AFF 2010.

Saat kisruh dualisme kepengurusan PSSI, Opa Riedl juga sempat kembali didatangkan Komite Penyelamatan Sepak Bola Indonesia (KPSI) untuk menangani tim nasional ‘abal-abal’  bentukannya. Meskipun begitu mereka juga sempat mengikuti pemusatan latihan dan juga sempat tour ke Australia, tampil menjalani laga tanding melawan ‘Austarlia All Star’ seperti yang dikatakan pengurus PSSI (KPSI) kala itu Djamal Azis. Padahal yang main waktu itu tak lain adalah para pemuda gereja yang dipersiapkan dadakan untuk melayani timnas abal-abal Opa riedl ini. Fakta setelah itu memang tim 'abal-abal'yang dipimpinya itu tak pernah tampil mewakili Indonesia di ajang resmi internasional..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun