Mohon tunggu...
Hery Syofyan
Hery Syofyan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Banyak baca dapat menambah cakrawala pola pikir kita....suka bola & balap..

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Final Piala AFF 2016, Momentum Besar Kebangkitan Sepakbola Nasional

11 Desember 2016   21:43 Diperbarui: 11 Desember 2016   21:56 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengapa final piala AFF 2016 kali ini terasa begitu sangat special bagi pecinta sepakbola nasianal? Jawabanya tentu karena memang ajang Piala AFF 2016 kali ini merupakan turnamen pertama, yang kembali diikuti Timnas Sepakbola Indonesia di ajang Internasional berbaur kembali dalam kancah sepakbola manca Negara.

Fakta bahwa keberhasilan timnas lolos menembus final Piala AFF 2016 ini tentu tak bisa dipungkiri menjadi sebuah momentum yang sangat luar biasa bagi bangkitnya kembali persepakbolaan negri ini. Gairah dan antusiasme pecinta sepakbola pun kembali memuncak seiring dengan hasil positif skuat Garuda di ajang ini.

Tak pelak euphoria ini juga berdampak pada penjualan pernak-pernik perangkat wajib yang biasa menjadi acecoris pecinta sepakbola sejati. Tentunya yang berbau pasukan Merah Putih. Seperti jersey timnas yang diberitaka laku keras dimana-mana jelang partai final leg pertama piala AFF 2016 yang akan berlangsung di stadion palaran Cibinong, Bogor, Rabu 14/12 nanti. di sini

Semua itu tentu tak lepas dari Penampilan impresif timnas yang kembali berhasil menebar ‘asa’ untuk kembali tampil menjadi kampiun pada perhelatan akbar sepakbola Negara-negara ASEAN ini.

Mungkin Itulah kira-kira yang menjadi alasan mengapa publik sepakbola begitu bersemangat membeli perangkat pernak-pernik sepakbola tersebut. Sebetulnya Fenomena seperti ini sudah mulai terasa sejak Boaz Solossa cs mampu memastikan diri lolos ke babak semifinal beberapa waktu yang lalu.

Yang juga membanggakan kita semua adalah kabar keberhasilan timnas mencapai babak final ini juga mendapat ucapan selamat dari seorang Presiden FIFA, Gianni Infantino yang turut mengucapkan selamat kepada Timnas Indonesia atas keberhasilan mereka lolos melaju sampai  ke babak final Piala AFF 2016 ini.

Hal itu disampaikanya di saat sela-sela acara FIFA Summit yang berlangsung di Singapura, Kamis (8/12) sehari setelah pertandingan seru dan menegangkan partai leg kedua antara Indonesia Vs Vietnam yang sempat disaksikanya. Tentu saja ucapan selamat dari sang presden FIFA Gianni Infantino itu merupakan bentuk perhatian dari FIFA untuk sepak bola di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. di sini

Saat ini tim Merah-Putih tinggal selangkah lagi untuk dapat mewujudkan mimpinya jadi yang terbaik di ajang Piala AFF 2016 yang memang belum pernah dijuarainya selain dari 4x runer. Dua laga final melawan Thailand tersebut akan berlangsung pada 14/12 menjadi partai kandang dan 17 Desember 2016 menjadi partai tandang bagi skuat Merah Putih...

Timnas Thailand di favoritkan untuk juara pada Piala AFF 2016 kali ini. Mereka memang  menampilkan penampilan yang superior, mengagumkan dan nyaris sempurnya belum terkalahkan di sepanjang turnamen ini. Hanya Indonesia lah yang berhasil membobol gawang mereka pada babak penyisihan Grup A di Philippine Sport Stadium, Filipina.

Pada piala AFF 2016 ini mereka juga berambisi mengejar gelar kelimanya di ajang sepakbola paling bergengsi di antara Negara-negara Asean ini. Target juara bagi mereka pada ajang kali ini sekaligus dijadikan pelampiasan rasa kekecewaan mereka karena gagal total di qualifikasi pra piala dunia 2018, beberapa waktu yang lalu. 

Yang juga mencengangkan adalah lolosnya mereka  ke babak final Piala AFF 2016 ini diraihnya dengan nilai sangat sempurna yaitu menang agregat 6-0. Pertemuan pertama di Myanmar, mereka menang 2-0. Kemudian pada leg kedua partai kandang mereka juga menang dengan skor yang lebih meyakinkan 4-0.

Melihat fakta itu, tentu bukan perkara mudah bagi Opa Riedl dan anak asuhnya untuk dapat meredan atau mengatasi ketangguhan mereka (Thaliand). Namun ada yang perlu dipahami, dalam sepak bola itu sejatinya tidak hanya bicara taktik di atas kertas, selalu ada ruang di luar area teknik yang bisa merubah segalanya bagaimana sebuah tim untuk bisa tampil sebagai juara.

Kalau kita kembali ke tahun lalu melihat bagaimana fenomenalnya Leicester city yang sempat memukau dunia dengan apa yang mereka tampilkan pada kompetisi EPL sepakbola Ingris yang terkenal paling ketat di dunia itu.

Mereka memulainya dari peringkat paling buncit di kompetisi sebelumnya. Namun secara perlahan mereka bangkit dan berubah menjadi sebuah tim antah-brantah yang menakutkan dan berhasil  mengalahkan semua pesainya yang justru memiliki sejarah panjang sebagai pemilik trophy juara.

Padahal kalau kita selidiki lebih jauh sesungguhnya keberhasilan mereka (Leicester City) menjadi juara Liga Inggris musim 2015-2016 itu diraihnya bukanlah dengan sistem atau gaya bermain sepak bola indah seperti Barcelona atau Madrid dan tim-tim hebat lainya. Karena hal itu tentu menjadi sesuatu yang mustahil bagi mereka, The Foxes tidak memiliki skuat bertabur bintang seperti klub-klub hebat dunia tersebut..

Justru karena kejelian sang arsitek Claudio Rainieri yang melihat potensi pemainanlah yang menjadi kunci kesuksesan mereka. Fakta bahwa di sepanjang musim Leicester banyak memenangi duel-duel krusial melawan tim elite hanya dengan gaya bermain atau mengandalkan counter attack.

Mereka (Leicester City) membiarkan lawannya menguasai permainan, sembari menunggu waktu yang tepat untuk melakukan serangan balik yang mematikan dari pemain seperti Jamie Vardy, Shinji Okazaki, Danny Drinkwater, Riyad Mahrez, yang awalnya mereka hanya merupakan sekumpulan pemain yang dicap kelas semenjana, namun yang terjadi kemudian mereka menjelma menjadi momok menakutkan bagi tim-tim lawan.

Seperti yang pernah di sampaikan sang menejer Claudio Ranieri kala itu. "Saya sadar tidak mungkin memaksa pemain saya bermain terbuka. Kami bermain bertahan dan mengandalkan serangan balik. Saya punya pemain yang punya kelebihan dari sisi kecepatan. Memaksimalkan potensi terbaik mereka merupakan pilihan yang realistis," ujar Ranieri

Hal seperti itulah sesungguhnya yang dilakukan Opa Riedl dalam membawa timnas sampai menembus partai puncak Piala AFF 2016 ini. Berbagai situasi sulit berhasil mereka lewati ditengah adanya pandangan miring dari para pesaingnya. Hal itu tentu memperlihatkan gambaran bagaimana timnas  Indonesia yang pada awalnya terseok-seok, sempat berada di ujung tanduk. Namun mereka masih dapat bertahan dan malah justru mampu menutup kiprahnya lolos sampai ke babak final.

Sepanjang turnamen Tim Merah-Putih bisa dikatakan tak pernah mendominasi permainan. Namun berkat kejelian Opa Riedl dalam memilih taktik ‘direct football’ dengan mengeksploitasi pemain-pemain cepat seperti Boaz Solossa, Andik  Vermansah, Rizky Rizaldi Pora membuat semuanya berjalan dengan mulus.

Pola permainan seperti ini memang harus diakui tidak indah untuk ditonton. Apa lagi kalau kita (publik sepak bola) masih membayangkan indahnya sepak bola ala Timnas Indonesia U-19 besutan Indra Sjafri yang tampil menjadi jawara Piala AFF U-19 di tahun 2013 silam. Namun faktanya strategi seperti itulah yang meloloskan Timnas sampai ke babak final turnamen piala AFF kali ini.

Harus diakui bahwa Opa Riedl memang berada dalam situasi yang tidak mudah baginya untuk mewujudkan mimpi dari sekian juta pecinta sepakbola yang menginginkan agar timnas tampil sebagai juara. Dan mungkin saja Opa Riedl juga menginginkan hal yang sama sekaligus menjadi kado perpisahan terindah baginya sebelum menyatakan pensiun?

Yang menjadi pertanyaan adalah, apakah Opa Riedl kembali akan memakai taktik serupa di final nanti? bertahan total seperti Yunani ketika meraih trofi Piala Eropa 2004 silam? mengulangi cerita Cinderellanya Claudio Ranieri membawa Leicester City tampil sebagai juara Liga Inggris tahun lalu?

Atau Opa Riedl sudah merasa cukup seperti yang pernah disampaikanya dalam satu kesempatan "Bagi saya mereka sudah jadi pemenang. Dunia sepak bola Indonesia mengalami masa sulit selama setahun lebih karena sanksi FIFA. Persiapan menghadapi Piala AFF 2016 serba minimalis. Namun, para pemain menunjukkan daya juang luar biasa. Mereka pantang menyerah, demi negaranya. Kalaupun akhirnya kami tidak jadi yang terbaik di Piala AFF, buat saya mereka sudah menjadi juara yang sebenarnya,"

Borneo 11 Desember 2016

Salam Olah Raga

Berikut ada lagu indah milik dari Iwan Fals yang mungkin enak untuk di dengar saat ini. Tetap semangat Garudaku!

Terbanglah garudaku
 Singkirkan kutu kutu di sayapmu
 Berkibarlah benderaku
 Singkirkan benalu di tiangmu
 Hei jangan ragu dan jangan malu
 Tunjukkan pada dunia
 Bahwa sebenarnya kita mampu


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun