Euforia yang tumbuh saat ini bisa dikatakan sesungguhnya lebih dikarenakan bersifat 'emosional' semata. Karena memang harus diakui bukan berasal dari kehebatan timnas sebagai sebuah tim yang ditakuti dan berhasil menyapu semua lawannya di babak penyisihan group selama di Filipina.
Eupforia yang terjadi saat ini melainkan lebih disebabkan karena kecintaan dan kebanggaan terhadap spirit luar biasa yang ditunjukkan para pungawa timnas secara keseluruhan.
Secara jujur harus juga kita akui bahwa Vietnam dalam pertandingan semalam terlihat unggul segala-galanya dibanding timnas, baik itu secara taktik dan strategi maupun skil individu serta fisik daya tahan para pemainnya yang sepertinya tak kenal lelah. Semua itu mereka buktikan dengan memborbardir timnas Indonesia sampai pada menit-menit terakhri perpanjangan waktu.
Beruntung semua itu masih dapat diredam dan diatasi oleh para pungawa timnas yang tampil juga dengan mental baja dan semangat juang yang juga tak kenal menyerah, kalau boleh jujur itulah yang menjadi kekuatan utama timnas pada laga tadi malam. Atau bisa dikatakan juga bahwa Spirit itu sesungguhnya menjadi faktor penentu sekaligus cara menutupi kekurangan timnas baik itu dalam hal taktik dan skill yang memang sulit untuk bisa berkembang pada laga tadi malam. seperti yang dikatakan Opa Riedl "Vietnam bermain bagus. Sedangkan Indonesia baik dalam bertahan, sayangnya tidak terlalu baik dalam penyerangan," ujar Riedl.
Sekali lagi, dengan pencapaian timnas saat ini tentu menjadi sah-sah saja jika publik sepak bola menaruh harapan besar, bahkan membayangkan natinya timnas ini brhasil meraih trofi juara piala AFF 2016 ini yang memang sekalipun belum kita rasakan dan sesuai juga dengan harapan dari “Menpora & ketua umum PSSI”.
Namun tentu ekspektasi yang terlalu tinggi nantinya justru bisa menjadi boomerang bagi timnas, bukan hanya membuat mereka menjadi terlena sehingga menurunkan kewaspadaan, yang tentunya menjadi belenggu bagi mereka (pemain) nantinya.
Ekspektasi yang terlalu tinggi, bisa jadi akan membangkitkan rasa ketakutan. Takut terhadap kekalahan, takut mengecawakan para pendukung dll. Kalau ini yang terjadi tentu motivasi menjadi tergangu ada beban yang membuat para pemain menjadi tak lagi lepas dalam bermain, nothing to lose, saat berada di lapangan.
Ekspektasi berlebihan jelas bisa menjadi bahaya laten bagi para punggawa timnas. Karena dalam ekspektasi yang terlalu tinggi tersebut, para pendukung timnas dengan sendirinya juga menjadi menutup mata terhadap semua permasalahan dan kendala yang dihadapi pemain maupun tim secara keseluruhan.
Dengan keberhasilan mencapai final kelima ini tentu saja kita boleh berharap, semoga saja Di final nanti Timnas Garuda tetap bermain lepas, tampa beban, fokus pada upaya tampil sebaik-baiknya, seperti yang sudah mereka jalani selama ini tidak merasa down walau mereka sempat berada di ujung tanduk, bahkan tertinggal lebih dulu seperti yang terjadi pada laga-laga sebelumnya.
Dan yang lebih penting juga tak terlalu memikirkan ekspektasi publik yang melambung tinggi tersebut. Karena Final nanti menjadi kesempatan emas bagi timnas untuk dapat melakukan penebusan kegagalan empat final sebelumnya yang memang selalu gagal menjadi juara.
Kini kesempatan itu kembali datang menyapa. Peluang Timnas untuk merebut trofi tersebut untuk pertama kalinya pun terbuka lebar, meski kemungkinan mereka kembali harus menghadapi lawan tangguh Thailand yang sempat mengalahkannya (laga pembuka) di partai puncak nanti. Tetap semangat Garuda ku!