Hal itu terjadi karena berdasarkan Pasal 54 A ayat 6 Permendagri Nomor 21 tahun 2011 tentang Pengelolaan Uang Daerah. mengatakan, bahwa jangka waktu penganggaran kegiatan tahun jamak sebagai dimaksud pada ayat (3) tidak melampaui akhir tahun masa jabatan Kepala Daerah berakhir. Dengan demikian pembangunan infrastruktur bergantung pada masa jabatan seorang kepala daerah. di sini
Kalau kita lihat berdasarkan data dari Wikipedia biaya yang dikeluarkan untuk pembanguan awal stadion Manchester United, Old Trafford itu di tahun 1909 dulu atau 107 tahun yang lalu sebesar £ 90.000 atau kalau kita konversikan ke rupiah saat ini bernilai sekitar Rp. 1.504.670.220,00 alias satu miliar lima ratus empat juta enam ratus tujuh puluh ribu dua ratus dua puluh rupiah. sumber di sini
Untuk lebih mudahnya kita ambil contoh dari biaya pembangunan 'kekinian' seperti Stadion Allianz Arena di Jerman yang boleh dibilang masih relatif baru diresmikan pada 30 Mei 2005. Untuk membangun stadion berkapasitas 75.000 penonton tersebut dikatakan menghabiskan dana kurang lebih mencapai angka 340 juta poundsterling, atau sekitar Rp. 5.684.309.721.832,00 terbaca lima triliun enam ratus delapan puluh empat miliar tiga ratus sembilan juta tujuh ratus dua puluh satu ribu delapan ratus tiga puluh dua rupiah.
Apa lagi kalau kita kaitkan ke Luas Area stadion yang dikatakan mencapai 500.000 meter persegi, bandingkan dengan luas stadion SUGBK yang sampai saat ini masih menjadi stadion dengan kapasitas terbesar di Indonesia dan mampu menampung lebih dari 80 ribu penonton. kompleks stadion itu hanya seluas 279.080 meter persegi sedikit lebih besar dari Old Trafford 205.000 persegi yang tentu dengan demikian belum separuh dari luas calon stadion yang dijanjikan pasangan calon Anis Baswedan dan Sandiaga Uno tersebut.
Pertanyaanya di mana bisa memperoleh lahan kosong seluas itu di jakarta sat ini? Seandainya pun ada, berapa dana yang dibutuhkan untuk dapat menebusnya atau ganti ruginya? karena seperti kita ketahui Stadion BMW yang sudah direncanakan ejak tahun 1995 sampai saat ini saja masih bermasalah dengan pembebasan lahanya. Jika dibangun di luar wilayah ibukota Jakarta tentu bukan itu yang menjadi target mereka atau dapat juga dikatakan sama juga bohong, karena sasaran utama kampanye mereka (Anies-Sandi) dalam konteks ini adalah basis massa pendukung Persija Jakarta.
Jadi sekali lagi Janji membangun stadion selevel Old Trafford itu bisa dikatakan tak lebih dari hanya sekedar isapan jempol belaka kalaupun itu benar-benar nyata nantinya, mungkin Indonesia pun belum butuh stadion semegah itu, apalagi dengan menghabiskan dana yang super besar seperti itu toh Jakarta sebagai ibukota sudah memiliki stadion semegah SUGBK.
Atau, kalau mau lebih realistis lagi, mungkin bisa dimulai dari menyiapkan lapangan untuk latihan sehari-hari Persija. Itu mungkin lebih penting dan mendasar, sangat dibutuhkan. Karena memang mayoritas klub-klub sepakbola Indonesia pada umumnya belum mempunyai memiliki kompleks latihan sendiri yang representatif. Bahkan tempat latihan di tim nasional di kawasan Senayan pun bisa dikatakan masih jauh dari kata ideal.
Jadi kalau tempat latihan saja masih harus memakai tempat atau lapangan yang kurang representatif, buat apa sampai membangun stadion sekelas Old Trafford atau Allianz Arena? sekali lagi jadi Jangan kejauhanlah menebar janji, Pak Cagub!
Borneo 29 November 2016