Mohon tunggu...
Hery Syofyan
Hery Syofyan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Banyak baca dapat menambah cakrawala pola pikir kita....suka bola & balap..

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Opa Riedl: antara Pemain Naturalisasi & Kebijakan Dua Pemain

27 Oktober 2016   20:21 Diperbarui: 28 Oktober 2016   15:51 606
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seperti yang diberitakan media hari ini, kemarin ada acara Forum Diskusi BOLA dengan tema 'Mencari Arah Sepak Bola Indonesia' yang diselenggarakan di Kantor Redaksi BOLA, Palmerah, Jakarta, Rabu (26/10/2016). Dalam diskusi itu mantan pelatih Tim Nasional Indonesia, Danurwindo, mengatakan bahwa Timnas masih memiliki peluang saat tampil di Piala AFF 2016 yang digelar di Filipina pada 19 November-17 Desember 2016 mendatang. Timnas Indonesia bergabung di Grup A bersama tuan rumah Filipina, Thailand sebagai juara bertahan, dan Singapura.

Persiapan Timnas Indonesia menghadapi ajang 2 tahunan sekali dan paling bergengsi bagi negara-negara ASEAN ini. Terbilang minim, karena memang kondisi sepak bola nasional baru saja lepas dari sanksi FIFA. Selama ini Timnas baru melakukan 2 kali pertandingan uji coba yaitu ketika menang melawan Malaysia (3-0) dan bermain imbang melawan Vietnam (2-2). Memang kalau melihat hasil dari kedua uji coba itu tidaklah terlalu mengecewakan namun tentu hasil itu bukanlah menjadi sebuah ukuran bahwa Timnas akan tampil lebih baik pada ajang sesunguhnya di Piala AFF 2016 nanti.

Pada acara diskusi tersebut Danur, juga mengatakan kita tidak usah berpikir juara karena persiapan yang dilakukan memang singkat, ia juga menilai apa yang sudah dilakukan Opa Riedl saat ini adalah membentuk kerangka sebuah tim. Namun tentu hal ini sangat berbeda dengan harapan seluruh masyarakat pecinta sepak bola Indonesia pada umumnya. 

Karena memang ekspektasi masyarakat sudah terlanjur tinggi pada turnamen antar bangsa-bangsa ASEAN ini. Jadi jangan heran atau salahkan bila masyarakat berharap banyak akan ‘prestasi’ yang akan dicapai timnas di ajang ini, jadi bukan hanya sekedar ‘berpartisipasi’. Apa lagi Indonesia memang sampai saat ini belum pernah menjadi juara di turnamen ini (1996). Pencapaian terbaik Timnas hanya sempat 4 kali menjadi runner-up.

Dengan sudah diumumkannya 40 nama skuat sementara Timnas beberapa waktu yang lalu itu. Tentu menjadi wajar kalau sedikit menimbulkan berbagai reaksi dan pendapat dari kalangan pecinta sepak bola Tanah Air. Terutama kalau melihat dari komposisi kebutuhan tim yang memang sepertinya masih belum bisa tertutupi oleh pemain yang sudah ada. Hal itu bisa di lihat dari dari dua kali uji coba beberapa waktu yang lalu. 

Banyak pihak yang menilai tim ini masih perlu full-back yang lebih baik, khususnya dalam hal menyerang dan bertahan. Begitu juga dengan posisi di tengah sepertinya Evan Dimas juga masih membutuhkan pendamping yang lebih baik sehingga mereka bisa menjadi duet yang tangguh di tengah, termasuk juga dengan alternatif pilihan untuk pemain depan.

Harus kita akui bahwa Opa riedl sudah berusaha mencoba memaksimalkan penampilan dari pemain yang ada saat ini, seperti untuk posisi full back sebetulnya di sana sudah ada duet Rudolof Yanto Basna dan Fachruddin yang kalau dilihat sudah cukup baik dalam hal bertahan dan menyerang namun untuk ini Opa Riedl juga masih mencoba kembali menambahkan Gunawan Dwi Cahyo yang memang kalau dilihat dari penampilannya bersama klub Persija ia kuat dalam bertahan dan mempunyai naluri untuk menyerang.

Begitu juga dalam memaksimalkan peran Evan Dimas di tengah. Opa Riedl juga sebetulnya sudah mencoba dua nama berbeda, Bayu Pradana pada saat laga menghadapi Malaysia dan Dedi Kusnandar pada laga berikutnya ketika melawan Vietnam. Namun keduanya masih terlihat belum dapat menjadi duet yang paling ideal bagi Evan Dimas. Untuk itu kali ini Opa Riedl kembali memberi kesempatan ‘Wild Card’ bagi Stefano Lilipaly untuk bisa mengatasi hal ini.

Sementara itu alternatif untuk lini depan, walaupun kita tau bahwa duet Boaz Solossa dan Irfan Bachdim sudah sangat produktif hal itu bisa dilihat dari dua laga uji coba saat melawan Malaysia dan Vietnam beberapa waktu yang lalu. Tapi sepertinya Skuat Garuda ini dirasa masih tetap memerlukan penyerang alternatif lainnya di lini depan. Untuk ini pun Opa Riedl kembali memanggil Samsul Arif dengan memasukkan namanya di daftar 40 pemain Timnas Piala AFF 2016 kali ini.

Bola.com
Bola.com
Kembali ke judul tulisan di atas, Opa Riedl, Antara Pemain Naturalisasi & Kebijakan Dua Pemain. Tentu yang menjadi dilema bagi Opa Riedl dalam menyusun skuadnya kali ini adalah kebijakan dua pemain dan masalah mengunakan pemain naturalisasi yang sesungguhnya menurut penilaian Opa Riedl sendiri seperti yang pernah diberitakan, pemain naturalisasi ada yang bagus dan ada juga yang kurang memuaskannya. "Sejak awal tangani Timnas, kami sudah berjanji akan mempromosikan pemain muda. Selain itu, ada juga pemain naturalisasi yang pernah mengecewakan penampilannya. Ada pula yang sudah terlalu tua," kata Riedl, Senin 24 Oktober 2016.

Sebelum ini Opa Riedl memang sudah pernah membeberkan bahwa ia belum tertarik untuk memanggil sejumlah nama dari pemain naturalisasi ke pemusatan latihan Timnas. Namun hal itu tentu bisa saja terjadi karena terkendala perjanjian dengan klub di ISC A 2016. Di mana sesuai perjanjian Timnas hanya bisa mengirimkan dua nama setiap tim. Contoh kasus seperti Cristian Gonzales dan Raphael Maitimo yang keduanya bermain di Arema Cronus. Sementara pemain Arema Cronus sudah tiga nama yang terdaftar yaitu Benny Wahyudi, Johan Al Farizi, dan Kurnia Meiga. Inipun kalau sesuai kebijakan nantinya harus ada satu nama yang tersisih.

Memang kalau dilihat dari daftar 40 pemain yang sudah didaftarkan itu, hanya ada satu pemain naturalisasi yang terdaftar yaitu Stefano Lilipaly, pertanyaanya adalah bagaimana yang Lain? Seperti nama-nama yang biasa menjadi langganan Timnas tersebut seperti Raphael Maitimo, Cristian Gonzales, Greg Nwokolo, Sergio Van Dijk, dan Bio Paulin yang saat ini kesemuanya masih aktif bermain di Indonesia Soccer Championship 2016. Padahal pada Piala AFF 2014 lalu, Riedl masih membawa empat nama pemain naturalisasi ke dalam skuadnya kala itu, yakni Raphael Maitimo, Cristian Gonzales, Sergio van Dijk, dan Victor Igbonefo.

Tidak bisa dipungkiri bahwa pemain seperti Cristian Gonzales walau usianya sudah menua namun ternyata ia masih produktif dalam hal mencetak gol. Sampai saat ini ia sudah mencetak 11 gol sama dengan yang dicetak Boas Salosa. Mereka berdua saat ini menyandang gelar top skorer pemain lokal di ISC A 2016 ini di sini. Hal sama juga terjadi pada Tim Persija Jakarta (Grek Nwakolo), Persib Bandung ( Sergio Van Djik), dan Persipura Jayapura (Bio Paulin), dimana mereka juga terkendala dengan penuhnya kuota dalam 40 pemain yang didaftarkan PSSI ke AFF tersebut. Sementara kalau Victor Igbonefo memang kebetulan saat ini ia masih berkarir di Liga Thailand bersama Royal Thai Navy FC. 

Harus kita akui juga bahwa saat ini sesungguhnya masih ada beberapa pemain naturalisasi yang terus membuktikan kualitasnya di level klub. Tentu menjadi tanda tanya ketika Opa Riedl tidak menyertakan mereka dalam beberapa kesempatan pemusatan latihan Timnas (Pelatnas). Termasuk juga pada laga uji coba sebelum ini seperti saat melawan Malaysia, 6 September lalu di Stadion Manahan, Solo padahal saat itu ada delapan wajah baru yang tampil untuk skuat Garuda.

SoundClips.info
SoundClips.info
Kalau mau jujur tentu masih ada beberapa pemain naturalisasi yang masih bisa diandalkan. Seperti untuk posisi striker masih ada Sergio van Dijk dan Cristian Gonzales. Keduanya meski usianya sudah tak lagi muda. Namun tak bisa dipungkiri bahwa mereka punya pengalaman yang bisa diandalkan oleh pemain muda di skuat timnas, termasuk juga Greg Nwokolo, yang diyakini masih menjadi salah satu bomber yang tentunya bisa membantu lini serang timnas.

Sementara di lini belakang, juga masih ada Victor Igbonefo yang kini menjalani kariernya di Thailand bersama Navy FC, serta ada juga Bio Paulin yang juga sudah pernah mencatatkan caps bersama Timnas saat masih di bawa kepelatihan Benny Dolo dulu. Sementara untuk lini tengah juga masih ada Raphael Maitimo pemain serba bisa yang juga sudah pernah terjun pada dua edisi Piala AFF (2012 dan 2014).

Harus diakui tentu keberadaan mereka, ada sisi plus dan minusnya seperti apa yang dikatakan Bayu Gatra, winger Madura United, mengatakan bahwa pemain naturalisasi bisa dijadikan role model bagi pemain lain."Bagusnya ada kesempatan untuk pemain lokal dan peluang untuk para pemain muda terbuka lebar. Kurangnya, kami tidak bisa belajar dari mereka, sebelumnya pemain naturalisasi itu selalu jadi patokan kami,"urai Bayu.

Jadi kalau boleh disimpulkan, untuk Indonesia yang baru bangkit dari tidur panjangnya ini (setelah disanksi FIFA) tentu keberadaan pemain naturalisasi untuk ajang yang paling bergengsi ini masih dibutuhkan, setidaknya untuk Piala AFF kali ini. Memang tidak ada jaminan atau garansi bahwa keberadaan mereka akan memberikan hasil yang terbaik atau juara nantinya, tapi setidaknya pengalaman mereka tentu akan dapat membantu para debutan baru di Timnas saat ini. 

Tapi ok lah, keputusan semuanya ada pada Opa Riedl, mari kita tunggu saja apa keputusan akhir dari Opa Riedl yang memang sedang berada di persimpangan jalan di satu sisi ia menginginkan regenerasi di sisi lain ada tuntutan prestasi dari dari masyarakat atas keberadan Timnas ini. Dengan kata lain ekspektasi tinggi akan prestasi tak sejalan dengan kesempatan yang ia (Opa Riedl) miliki untuk mendapatkan komposisi tim yang terbaik, karena memang minimnya uji coba dan masa persiapan yang juga berbenturan dengan berjalannya kompetisi ISC 2016 ini. ……..akhirnya kita bisa hanya bisa berkata selamat berjuang Opa Riedl….he...he.

Salam olah raga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun