Mohon tunggu...
Hery Syofyan
Hery Syofyan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Banyak baca dapat menambah cakrawala pola pikir kita....suka bola & balap..

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tiga Langkah Melindungi Masa Depan Anak

17 Oktober 2016   08:55 Diperbarui: 17 Oktober 2016   22:15 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Fakta bahwa masa kanak-kanak merupakan titik awal  menuju masa depannya. Berbagai penelitian menemukan bahwa pengalaman selama kehidupan awal akan membentuk perkembangan otak, terutama selama periode kritis di usia 0-5 tahun awal masa kehidupan manusia. Peran lingkungan keluarga khususnya ayah dan ibu disini menjadi pondasi yang terpenting untuk proses pembelajaran bagi si anak dalam menhadapi dan mengatasi kesulitan yang dihadapinya.

Pendidikan dan pengetahuan bagi anak tentunya menjadi hal paling berharga yang dapat kita wariskan kepada anak-anak kita. Pendidikan yang baik tentu akan dapat membekali mereka menjadi dewasa yang cerdas, handal, serta tangguh sekaligus memberikan dampak positif serta manfaat bagi banyak orang, dan yang terpenting sekali juga adalah bisa menjadi bekal bagi mereka untuk menghasilkan nafkah menghidupi diri dan keluarganya kelak.

Seperti yang kita ketahui sebagai orang tua kita mempunyai kewajiban melindungi masa depan anak kita, hal itu dimulai dari membesarkannya, menyekolahkan, dan terakhir tentu adalah menikahkannya kelak (berkeluarga) yang tentunya kalau usia dan kehidupanya sudah mapan untuk dapat membina rumah tangga yang sakinah mawaddah warahmah. Setelah itu barulah dapat dikatakan berakhirlah tugas dan kewajiban kita sebagai orang tua dalam mengatur sisi kehidupan dari si anak. Selanjutnya si anak akan mempunyai kesempatan berkembang membangun masa depanya sendiri bersama keluarganya tampa harus kita campuri. 

Menurut pengalaman pribadi (keluarga kami) saya dan istri membaginya dalam beberapa tahap/periode, Pertama masa pangawasan, yaitu masa pra sekolah, kemudian dilanjut saat anak mulai masa bermain dan belajar di taman kanak-kanak kemudian di lanjut ke jenjang berikutnya yaitu duduk di bangku sekolah dasar hingga sampai menyelesaikan studinya di tingkat sekolah dasar (SD) tersebut. Kedua masa bimbingan/pembimbingan bagi si anak yaitu mulai dari mereka mulai memasuki Sekolah Lanjutan Pertama (SMP) hingga sampai sampai mereka lulus, Ketiga masa pemberian tanggung jawab serta pemahaman bagi mereka untuk menentukan perjalanan hidupnya kedepan, dimulai dari saat pemilihan sekolah di tinggkat Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) sampai ke tingkat Perguruan Tinggi.

Health - Liputan6.com
Health - Liputan6.com
Masa pengawasan dimulai dari pra sekolah dan sekolah (TK + SD)

Pada periode ini kami, saya dan istri  menerapkan proses pengawasan yang bisa dikatakan sangat ketat,  mulai dari memperhatikan soal makanan, pembatasan bermain diluar rumah. Kontrol terhadap makanan kami pandang sangat penting untuk dilakukan karena ini menyangkut kebutuhan asupan gizi bagi si anak, baik itu kebutuhan susunya, vitamin sebagai tambahan kebutuhan dimasa pertumbuhan si anak berusaha kami cukupi. 

Begitu juga saat si anak sudah mulai mengenal jajanan, kami membatasi jajanan mana yang boleh dan mana yang tidak, Jujur kami lebih memilih untuk menyiapkan stok jajanan dirumah dari pada membeli jajanan warung atau yang biasa lewat di depan rumah. Semua itu kami lakukan guna menghindari si anak dari bahaya penyakit atau resiko dari memakan jajanan (cemilan) yang kebersihanya kurang terjamin yang tentunya tidak baik untuk kesehatanya. Sekedar catatan kami memang tidak membiasakan si anak untuk jajan di warung atau di sembarang tempat. 

Pembatasan bermain diluar rumah, pada usia yang kami anggap masih rentan ini. Kami memang sangat membatasi si anak untuk tidak bermain diluar rumah, kecuali saat di dampingi orang tua. Untuk memenuhi kebutuhan si anak dalam bermain, kami selalu berusaha untuk menyempatkan diri memenuhi keinginannya tersebut dengan meluangkan/memamfaatkan waktu hari-hari libur seperti sabtu dan minggu dengan mengajaknya bermain ke rumah sanak saudara, teman atau ke pusat perbelanjaan seperti Mall. Walau semua itu hanya untuk sekedar refresing alias jalan-jalan saja. Hal itu sengaja kami lakukan dengan tujuan memberi mereka kegembiraan dan kesenangan. Karena kami menyadari bahwa hal ini merupakan konsekuensi yang harus kami terima akibat dari membatasinya bermain di luar rumah.      

Saat memasuki masa pembelajaran di sekolah, mulai dari TK hingga duduk di bangku sekolah dasar, kami melakukan pengawasan terhadap proses pembelajaran yang di dapatkannya dari bangku sekolah dengan cara mengontrol pekerjaan rumahnya (PR) dan sekaligus membimbingnya untuk  menyelesaikan tugas-tugas PR yang harus di kerjakanya tersebut, biasanya peran ini di lakukan oleh ibunya yang memang lumayan cerewet dalam mengurusi hal seperti ini.  

Pada masa sekolah ini kami mempersiapkan jaminan masa depan si anak dengan memilih menabung di Bank dengan mengatasnamakan masing-masing anak. Sementara kami membantu mengisi tabungannya setiap bulan walau tidak seberapa tapi hal itu rutin kami lakukan. Pada masa ini kami juga menambah kesibukan si anak dengan mengikuti berbagai kursus tambahan dan mewajibkanya belajar di Taman Pendidikan Al-Qur'an ( TPA) yang ada di komplek perumahan kami.

esqsmartplus.com
esqsmartplus.com
Masa Bimbingan kala sianak di bangku Sekolah Menengah Pertama (SLTP)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun